In Her World Part - 16 (Final Chapter Part 2)

95 6 5
                                    




"Halo mil? ada apa?" Sean membuka percakapan sebelum Milla berkata.

"Santai kali Sean, iya gue tau lu mau nikah kan? kenapa ga kabarin gue sih?"

"Oh iya, gue mau nikah Mil" jawab Sean datar

"Pokoknya gue mau ketemuan minggu ini juga sebelum lu merid!" Milla mulai menggerutu

"Ngapain dah? Kalo perlu undangannya, tar aja lah ya gue kirim lewat WA"

"Ga, gitu, pokoknya ketemuan di Cafe Clover lantai 2 hari besok ya!"

"Ya sudah lah mbak...serah lu" Sean mengakhiri percakapan mereka.

***

Sean mengenakan kemeja Button-Down Oxford warna putih dengan jeans hitam dan sepatu sport tali yang senada dengan kemejanya. Ia duduk dan menunggu Milla, wanita yang memintanya bertemu. Sambil menunggu Sean memainkan game moba favoritnya, sampai baru sekitar 7 menit berlalu. "Hey, ngegame mulu, kan mau ketemu gue!" Milla menyapa dengan nada manja sambil memposisikan duduk disebelah Sean. "Udahan dulu dong mainnya, kan kita mau ngobrol..." rengeknya. Sean menghela napas dalam dan langsung menutup gamenya.

"Nah gitu dong..."

Sean didepannya hanya terdiam sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Congrats ya untuk nikahan kamu.." Milla mulai memelankan suaranya dan Sean mengerti bahwa ini akan menjadi obrolan serius.

"Eh, tiba-tiba aku-kamu, ga apa lah ya...asli aku seneng denger kabarnya" Milla menghela napas dalam disela senyumnya.

"Tapi...aku punya permintaan sebelum kamu menikah, hmm, kamu tau kan? kamu pasti tau kalau aku sayang sama kamu... tapi kamu harus tau sesuatu..."

"apa mil?"

"boleh antar aku ke bandara malam ini? temenin aja deh...ya? aku mau lanjutin S2 di Jerman."

"Well congrats! yakin deh lu pasti sukses..dan...oke gue anterin" Sean sedikit terkejut dengan pernyataan dan ajakan Milla yang sangat tiba-tiba.

Milla mengajak Sean menuju rumahnya, tentu saja kembali bertemu dengan kedua orang tua Milla. Tanpa bertanya hanya saling sapa, Sean membantu Milla untuk mengangkat dan merapihkan koper ke dalam mobil. Selama perjalanan menuju bandara, Milla memutar lagu-lagu favorit mereka saat kuliah, mulai dari lagu-lagu indie hingga k-pop yang Milla gemari.

***

Sudah pukul 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah pukul 20.40 kedua orang tua Milla memeluk anaknya yang akan pergi cukup lama, Sean hanya berani memandangi dari tempatnya berdiri. Milla yang sudah mulai banjir dengan air mata mendekati Sean sambil merentangkan tangan untuk memeluk. Sean merasa kaku dan menerima pelukan itu. Sekelebat kenangan dari mulai kuliah hingga bekerja di tempat yang sama bermunculan, membuat Sean meluluhkan hatinya.

"Mil, belajar yang bener ya, jangan ngeluh mulu kayak dulu, dulu lu ada gue yang bantuin"  Sean mulai menepuk-nepuk punggungnya.

"Tenang...gue bakal dapet yang lebih baik dari lo...but still you're the best for now..." Milla masih tersedu dan melayangkan kecupan di pipi Sean.

Ya, you will Milla, jawab Sean dalam hati sambil melepaskan pelukan mereka. Ada perasaan lega karena seolah akhirnya perang panas-dingin ini berakhir.

***
Hari yang ditunggu datang, dimana aku dan Sean membuktikan komitmen kami. Hari itu Frysca sahabat kerjaku dan Trini sahabat dari zaman batu, menemaniku dari malam hingga subuh sampai selesai dandan. Untung saja tidak ada keluarga kami yang menuntut lipstik merah untuk pernikahanku. Melihat riasan mata yang soft dengan warna kecoklatan dan jingga, lipstik nude, aku merasa puas. Keinginan untuk tampak sederhana terkabulkan.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Sean dengan putri kami yang bernama Anita dengan maskawinnya, Tunai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Sean dengan putri kami yang bernama Anita dengan maskawinnya, Tunai."

Seisi ruangan menjadi lebih hening dan menegangkan, sang videografer mulai mencari sudut terbaik untuk merekam momen ditambah riuhnya keluarga lainnya yang sibuk dengan kamera handphone masing-masing. Jabatan tangan Sean disaksikan oleh kedua orang tuanya menambah tekanan. Aku, Anita hanya bisa menunggu dari balik ruangan lain sambil berharap ia tidak salah menyebutkan kata. Ibu dan sepupuku Gina memegang kedua tanganku yang mulai dingin, lalu terdengar.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Anita dengan maskawinnya yang tersebut, tunai."

Akhirnya waktu ini tiba, semua saksi menganggap sah ijab-kabul ini. Mama dan tante langsung membawaku menuju kursi di sebelah Sean, aku melihatnya tersenyum dan ada sisa gugup diantaranya. Kami saling berpandangan dan akhirnya Sean menciumku, jantungku berdebar sama seperti saat Sean menyatakan rasa sukanya padaku pertama kali.

Sean dan aku tidak punya banyak teman, namun kami bahagia melihat kerabat dekat kami yang datang. Mulai dari Trini,Frysca dan Daniel yang menemaniku saat galau, juga Romy yang hampir saja kalau Sean menghilang lebih lama, hari ini aku akan bersamanya. Miss Daisy dan Pam tidak bisa hadir namum memberikan hadiah yang cukup besar dan karangan bunga yang cantik. Amanda dan Dhito datang bersamaan yang ternyata mereka sudah menjalin hubungan beberapa bulan ini, mereka terlihat serasi. Tentu tidak lupa Faris dengan istri solihahnya dan Will dengan wajah bule nya yang membuat tamu undangan kami terpana, mereka pun hadir dan memberikan doa dan selamat untuk kami.

Tidak pernah terpikir olehku untuk kencan dengan sesorang dari media sosial. Bertemu di saat yang tidak tepat dengan orang yang tepat. Sebenarnya ada kejadian khusus yang terjadi sebelum kami bisa match di Tind3r, yaitu aku tidak sengaja swipe kanan Sean saat akan menutup aplikasi. Sangat random. Sepertinya ini akan menjadi cerita baru yang kelak akan aku ceritakan pada Sean.
--------------
Akhirnya setelah 2 tahun cerita ini selesai, mohon maaf ya lama banget updatenya! Maklum, author belum bagus time managementnya. Terimakasih banyak yang sudah mengikuti cerita ini dari awal, pasti kalian banyak yang lihat gaya penulisan yang berubah-ubah. Ya begitulah kehidupan, tidak pernah konstan, banyak variabel lainnya yang menjadi dekorasi. Kalau ada kritik dan saran silahkan, jangan galak-galak yaa 💖
Kalau sempat mau bikin epilog, tapi ga janji hahah, next kalau cerita tentang bule ganteng will ada yang mau? Atau Frysca? Atau... Daniel!! 😂 Atau Julian aja?

In Her World - Anita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang