Pagi itu hujan gerimis mulai berjatuhan. Saat lampu merah ku lihat jam tanganku menunjukkan pukul 07.45 yang mana aku hampir telat untuk interview di salah satu perusahaan penerbitan. Seperti biasanya Loki si motor matic tua kesayangan ini yang men...
"No, what happened? kenapa tiba-tiba menghindar? saya ada salah?"
Degup jantungku berdebar kencang karena kata-kata formalnya. Rasanya juga menyesakkan, karena aku tahu, dia tidak ada salah.
"Ngga gitu Sean...I have a lot of problems..."
"what happened?" tanyanya lembut
"Would you be happy if I'm gone? like...gone...terkubur..."
***
Sean POV
"You wouldn't do that, right? tarik napas...kalau ada minum teh, mending habisnya minum tehnya dulu, okay?"
Suara Nita bergetar, apa yang sedang dihadapinya?
Malam itu Nita sama sekali tidak menceritakan apa hal yang membuatnya menghindariku, tapi aku bisa tahu kalau dia sedang dalam fase yang sulit. Tidak ada percakapan, hanya suara sesenggukkan dari ujung lainnya. Kepalaku tertunduk, jujur aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, hari ini cukup melelahkan dengan meeting yang mengharuskan untuk pulang pergi seharian ini.
"Nita, kalau mau cerita, nanti cerita aja ya...kayaknya kamu perlu istirahat, okay?"
"Iya.." jawabnya lirih
***
Anita POV
Ya Tuhan, kalau memang jalannya hamba harus sulit, tunjukkan kekuasaan-Mu, mudahkanlah..mudahkanlah..Nita ga minta banyak hal...Nita minta mudahkanlah...Nita sayang sama Ibu, Nita ga bisa ninggalin ibu kalau keadaan masih seperti ini...Nita ga tau kapan ayah akan berhenti membantu kami...hanya Engkau yang memampukan...hamba benar-benar ga mau berhenti dan mati sebelum bisa membahagiakan Ibu, Siska dan Rio. Apa saja akan Nita jalani asalkan bisa membahagiakan mereka...hamba memohon dengan kepasrahan pada-Mu.. Dan teruntuk Sean...jika memang hadirnya dia untuk kebaikan dalam hidup Nita, hamba mohon mudahkan Nita untuk bisa berbaik perilaku, sangka padanya...Jika memang dia bukan kebaikan untuk hidup Nita...Nita pasrahkan pada Engkau...
Berbait bait doa sudah kulantunkan, memang aku bukan orang yang rajin beribadah, masih banyak waktu yang terlewatkan, tapi kali ini aku bersungguh-sungguh. Aku ingin melakukan sesuatu yang baik untuk diri dan sekelilingku. Malam ini, lagi-lagi dihabiskan di atas kasur ditemani boneka dari Sean ditengah kamar yang temaram dan sepi.
***
Pagi yang cukup cerah dengan mata yang sembab ditambah lingkaran hitam jelas dibawah mata. Rasanya lelah sekali untuk bergerak dari kasur ini. Diluar Rio dan Siska saling berteriak pada Ibu akan pergi ke kampus dan sekolahnya. Bising sekali bocah-bocah itu, padahal kan bisa saja mereka pergi tanpa perlu berteriak, cukup dengan salam lalu pergi.
*Krek* Pintu kamar terbuka dan terdengar suara Ibu
"Nit, ada yang ngajak bisnis nih, kita jualan yuk, mau? kita pinjam modal dari ayah okay?" ajak ibu cepat
Eh, ada apa ini pagi-pagi Ibu sudah menawarkan bisnis.
"Yakin bu? nanti ditagih-tagih gimana? orang pelit kayak ayah mah susah, niat mau usaha malah ntar jadi kayak lagi ngredit dan ditagih-tagihin..." jawabku ketus
"Udah, jalanin aja yuk, sekarang, anterin Ibu ke Bulog ya, udah ditransferin uangnya soalnya, katanya kita daftar langsung bisa ambil barang" seru Ibu dengan senyumnya yang membuatku luluh.
Sekitaran jam 10 siang Ibu dan aku sampai di Bulog, sebuah departemen yang membantu menyalurkan barang logistik salah satunya pangan untuk masyarakat. Mereka membuat program yang bertujuan untuk meratakan harga di pasar yang terkadang keterlaluan mahal. Hari itu kurang lebih 3 jam kami habiskan untuk pendaftaran, pembekalan, dan pengangkutan barang.
Barang-barang itupun sampai, ada beberapa bahan pangan seperti beras, minyak, dan gula, juga ada seperti sabun cuci dan lainnya.
"Bu ini mah berarti bikin warung ya?" tanyaku pelan
"Iya, ngga apa-apa kan?" jawabnya
Rasanya sedikit sesak mendengar pertanyaan Ibu. Sebenarnya, harusnya aku yang tanya seperti itu, soalnya dulu, ibu punya karir yang sangat bagus. Bahkan gajinya lebih besar dari ayah, tipe wanita yang tidak bergantung pada orang lain. Semua terhenti karena Ibu lebih memilih pensiun dini dan mengurusi rumah. Buatku dan adik-adik yang jarang sekali ditemani Ibu di rumah, rasanya bahagia sekali. Sayangnya saat perkiraannya keluarga kami akan membaik, ternyata saat itu juga ayah mengakui bahwa ia sudah menikahi selingkuhannya selama 7 tahun dan mengakui sudah memiliki anak yang berusia 7 tahun (logikanya...mereka udah selingkuh dari kapan coba?). Ayah mencoba menjelaskan dengan cara yang ringan tapi sangat canggung. Saat itu ia mengakui dengan sedikit rasa bersalah (yang menurutku tidak berarti), hanya dengan kata-kata yang seolah olah menyalahkan kami yang menyusahkan hidupnya selama ini. Mual sekali mendengar perkataannya, seolah duniaku berantakan, semua omelannya terngiang kembali, semua kata-kata kasarnya, jewerannya, tamparannya, bahkan ancamannya padaku dan Ibu mulai teringat.
Sebelumnya ayah mau minta maaf sama Nita, Siska, Rioayah harus pisah dengan Ibu, mungkin karena ayah yang tidak sabaran dengan kalian. Tapi ya ini bukan salah ayah saja...Ayah harap kalian mau membantu adik kalian yang lainnya..
Like what the f***k! Mudah sekali untuknya menceritakan hal gila yang gila seperti itu.
***
Sudah diputuskan! Toko kecil ini akan kami mulai!
***
Hari itu Ibu dan aku bergantian menjaga toko, setengah hari pertama belum ada pembeli sama sekali. Sambil menunggu pembeli pertama kami, aku mencoba membuat akun yang berisi daftar jualan kami. Mendesain logo toko, membuat foto barang-barang kami agar terlihat menarik, dan mulai upload satu per satu. Hmm, efektifkah? Well it is. Pembeli pertama kami ternyata bukan tetangga kami sendiri, well, beliau memang tinggal di sekitar perumahan kami, beliau tahu alamat kami karena DM langsung. Tanpa banyak tanya beliau memberi beberapa barang dan itu cukup membahagiakan buatku. Menjadi seorang introvert yang lagi dalam kondisi ga stabil bukan hal mudah buatku, apalagi harus bertemu orang baru tiap waktu. Tapi aku yakin keadaan ini akan berubah cepat atau lambat.
*04.30 PM*
*Ting message notification from: Daisy*
Selamat sore mbak Anita, saya Daisy Rose, HRD La Rose Beauty ingin menawarkan intervew pada hari Sabtu ini pukul 10.00 WIB di gedung kami. Jika berminat silahkan balas pesan ini untuk keterangan lebih lanjut.
Beberapa minggu lalu memang aku memasukkan beberapa cv dan salah satunya perusahaan kosmetik indie baru sebagai Beauty consultant dan Skin Care. Sounds crazy right? Tapi ada satu kriteria yang unik menurutku, mereka mencantumkan:
Kecantikan itu bukan hanya dari apa yang terlihat, tapi apa yang terasa...
Ditambah, mereka memiliki beberapa post di instagram tentang pentingnya body image untuk diri sendiri. Sangatlah menarik karena walaupun aku obesitas, I know I'm not that ugly, I also can do makeup like a pro. Pakai kosmetik merek apapun harga murah sekalipun, I know I can make it better.
Selamat sore Miss Daisy, saya Anita bersedia mengikuti interview...
(Is this my lucky day? rasanya sangat cepat dari fase sedih terus bahagia. am I bipolar? nope...just a little mix of anxiety and depression haha)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.