Makrab

328 61 1
                                    

[reupload from my Twitter acc]

Inspired from GMMTV Outing, 16 February 2020



Makrab itu seharusnya untuk mendekatkan, bukan malah menjauhkan.





≿————- ❈ ————-≾

"Non―"

"Ohm, jangan sekarang please?" bisik Nanon langsung.

Ohm terdiam, dengan berat hati ia mengangguk.

"Yaudah."

Maka Ohm kembali duduk di kursinya. Mengamati Nanon yang kini sedang tertawa-tawa dari jauh.

Apa yang ia harapkan? Ohm tertawa miris dalam hati. Mereka sudah menunjukkannya ke publik habis-habisan beberapa hari kemarin, ditambah video valentine dari agensi, seharusnya Ohm sudah menyadarinya.

Nanon pasti berusaha menggambarkan garis di antara mereka lagi.

Selalu seperti ini. Ohm harusnya terbiasa dengan itu. Tapi tetap saja rasanya seperti tertampar tiap kali Nanon menolaknya di depan muka.

He feels unwanted, eventhough he already knows the reason.

Bukannya Ohm meragukan Nanon. Tentu saja tidak. Faktanya, ia tahu betul kalau Nanon melakukan semua hal ini untuk menyelamatkan hubungan mereka yang terjalin dalam diam.

Beruntunglah Ohm dan Nanon sama-sama memiliki julukan playboy yang melekat erat, baik di kalangan fans maupun teman-teman agensi, karena hal tersebut cukup membantu. Mereka bisa bebas mendekati dan bermain dengan teman-teman yang lain tanpa takut terlalu dicurigai.

Meski begitu, keduanya sama-sama tahu bahwa mereka adalah rumah bagi satu sama lain.

Tapi kali ini, entah kenapa ... Ohm merasa tidak aman. Sepertinya mood-nya untuk bermanja-manja sedang kambuh. Ia diam-diam merutuk, dari sekian banyaknya hari, kenapa harus hari ini? Mereka harus mengikuti gathering agensi selama dua hari satu malam, di acara seperti ini bukan situasi yang tepat untuk bermanja-manja.

Begitu bus sampai di tempat penginapan, Ohm langsung turun dan mengambil kopernya. Tidak menunggu Nanon seperti biasa.

"Lagi berantem sama Nanon? Tumben, biasanya nungguin dia," tanya First di sampingnya.

"Enggak. Lagi pengen sendiri aja sih," jawab Ohm singkat. Meski begitu matanya memandang sekeliling, mencari keberadaan Nanon.

Ah, itu dia. Sedang bersama Chimon. Membantu lelaki itu mengeluarkan tas.

Ohm mendengus, mengalihkan pandangan. Ia baru ingat, Chimon sedang sakit. Kekasihnya itu pasti daritadi sibuk menjaga Chimon. Bagaimana pun juga, mereka sahabat yang tak terpisahkan.

"Cemburu bilang," celetuk First. Ohm mengernyit, namun segera mengganti ekspresinya dengan senyuman jahil.

"Iya, cemburu liat lo ama Fluke."

"Bacot," balas First malas, "Betewe ntar kita sekamar ya. Katanya pembagian kamarnya berdasarkan series yang baru. Jadi pemain yang seriesnya sama sekamar."

Ohm mengangguk, tidak berkomentar lebih jauh.

Selama acara berlangsung, Ohm dan Nanon tidak juga punya waktu bahkan untuk sekedar mengobrol. Ohm sibuk bantu-bantu sebagai sesi perlengkapan, ia membawa barang kesana kemari. Saking sibuknya ia bahkan tak menyadari dirinya sudah tidak bertemu Nanon hampir seharian. Ah sudahlah. Lagipula tadi Ohm sempat melihat Nanon beberapa kali, dan lelaki itu selalu kelihatan sibuk berinteraksi dengan yang lain.

Tale of Spring and WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang