Honey Lemon

306 50 0
                                    

[reupload from my Twitter acc]

⚠️⚠️⚠️

family matters a.k.a divorce







⚊⚌ ⚭ ⚌⚊

Ohm hanya tidak menyangka, semua ini bermula dari teh lemon madu yang ia bawa.

⚊⚌ ⚭ ⚌⚊















"Ohm, gue balik duluan yak!"

"Yo!"

Ohm mengamati teman satu timnya, Bright, berjalan keluar dari ruang ganti klub basket dengan terburu-buru.

Hha ...

Sekarang, ia jadi sosok terakhir yang ada di ruangan ini.

Ohm menghela nafas panjang.

Biarlah. Sedikit lebih lama sepertinya tidak masalah. Toh ia sedang enggan untuk pulang. Lagipula, baik di sini maupun di rumah, kondisinya tetap sama saja. Sepi. Sunyi.

Kedua orangtuanya akhir-akhir ini sering bekerja sampai larut malam, kadang malah mereka baru pulang saat dini hari menjelang. Adiknya? Sedang tinggal merantau di kota sebelah untuk menimba ilmu.

Jadi sebagian besar, ia hanya seorang diri.

Sayangnya, ruang klub selalu ditutup oleh petugas pukul empat sore, kecuali ia ingin menginap di sini (tentu saja tidak, terlalu banyak nyamuk), Ohm harus segera keluar dari ruangan.

"Sudah selesai, Mas Ohm?" Baru saja dibicarakan. Itu Pak Earth, satpam sekolah yang bertugas untuk mengecek ruangan setiap sore.

Ohm mengangguk pelan. Untung saja ia sudah selesai berganti baju sejak tadi. Setelah mematikan kipas angin dan merapikan tas, Ohm langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan klub.

Di luar, cakrawala telah membara. Gradasi warna merah, oranye, dan hitam samar-samar melebur menjadi satu di permukaan langit. Hari mulai gelap, meski begitu, tetap saja Ohm belum berminat untuk pulang.

Matanya menyusuri lapangan. Sepi. Hanya ada segerombolan anak berkaus kuning lemon yang sedang berbincang-bincang dekat parkiran motor, warna baju mereka yang mencolok mau tak mau menarik perhatian Ohm.

Oh benar, itu pasti para anggota klub debat yang baru saja pulang dari acara sumbangan amal. Ohm ingat karena sempat membaca buletin di mading sekolah. Acara debat itu diadakan untuk mengumpulkan dana bagi komunitas anak-anak berkebutuhan khusus. Kalau tak salah ingat, senior favorit Ohm yaitu kak Harit juga ikut serta.

"Eh, Ohm!"

Nah, kan. Panjang umur.

Ohm tersenyum, mendekati kakak kelasnya tersebut.

"Kok belum pulang?" tanya Harit ramah. Ohm menggumam pelan

"Iya, bentar lagi kak, mau di sini dulu bentar," jawabnya jujur.

"Jangan lama-lama, ntar diganggu setan loh," goda Harit jahil, membuat Ohm terkekeh.

"Ga takut, asal setannya ga ngagetin aja, sih."

Harit memutar bola matanya, kemudian tiba-tiba tatapannya berubah.

"Eh, lo kenal Nanon, kan?"

Nanon? Tentu saja. Mereka seangkatan. Ohm sering melihat lelaki itu saat acara debat. Mereka saling mengenal, tapi bisa dibilang tidak terlalu dekat.

"Iya. Kenapa ya, kak?" tanya Ohm heran.

"Tolong samperin dia dong, di ruang klub debat. Tadi sih, dia bilang mau balik bareng gue. Tolong tanyain, jadi balik bareng apa ngga? Soalnya gue chat ga bales-bales dari tadi."

Tale of Spring and WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang