Chocolate Strawberry

283 55 1
                                    

[reupload from my Twitter acc]

kinda a sequel from previous chapter







➴➵➶➴➵➶

Asam, manis, pahit. Ohm dan Nanon mengalami serangkaian kejadian hari ini.

➴➵➶➴➵➶














"Bener begini kan, caranya?"

Ohm menengok dari bagian ujung meja. Ia tersenyum, mengangguk kemudian.

"Betul."

Nanon ber-"yay" kecil, merasa usahanya telah berhasil.

Oh, kalau ada dari kalian yang bertanya, mereka kini sedang berada di dapur rumah milik Nanon.

Semuanya terasa terjadi begitu cepat. Beberapa jam yang lalu, mereka masih tertawa-tawa di bawah derasnya hujan. Kini, baik Ohm dan Nanon sudah duduk rapi, membuat lemon madu seraya bercengkrama. Dari rambut mereka menguar harum aroma shampo yang sama.

Stroberi. Manis dengan sedikit asam. Ohm menyukainya.

"Ohm, bisa tolong potongin lagi lemonnya, gak? Gue mau buka madunya dulu."

Ohm beranjak dari tempatnya. Akhirnya ia bisa berguna. Sedari tadi Nanon hanya menyuruhnya untuk diam. Kata Nanon sih, ia ingin mencoba melakukan semuanya seorang diri, jadi Ohm cukup memperhatikan saja. Mana sanggup sih, Ohm membantah?

Sementara Ohm sibuk mengiris lemon menjadi tipis-tipis, Nanon membuka sebotol madu yang baru saja mereka beli setengah jam lalu.

Ya, setengah jam yang lalu. Setelah selesai membawa barang-barang yang dibutuhkan dari rumah Ohm dan tiba di rumahnya, Nanon baru ingat kalau tidak ada banyak bahan untuk membuat teh lemon madu di dalam kulkas. Alhasil, usai mandi sebentar dan berganti baju, mereka harus pergi keluar rumah lagi untuk berbelanja bahan-bahan.

Nanon ternyata orang yang tidak bisa diam. Selama mereka memilih barang, Ohm selalu melihatnya berbicara tentang barang-barang tersebut. Ada saja komentarnya. Terlalu mahal lah, tidak cocok, kurang enak, kurang pas, dan sebagainya.

Kadang ada beberapa kata yang membuat Ohm tidak bisa menahan geli, namun ada pula saat di mana Ohm ingin Nanon cepat selesai saja. Lagipula, itu sudah hampir larut malam, mereka juga belum mengerjakan tugas untuk besok.

Tapi pengalaman paling menggelikan sekaligus memalukan adalah saat mereka pergi untuk membayar belanjaan di kasir. Nanon sempat tergoda untuk membeli cokelat yang terpajang di sana, harganya lumayan. Namun karena uangnya kurang, ia merengek pada Ohm minta dibelikan.

"Ga ada ya, Non. Ini uang gue juga kurang. Tau sendiri kan kita beli bahannya patungan!" tegas Ohm kala itu, "Lagian gue liat lo tadi batuk ya, enggak pokoknya."

Nanon langsung diam dan memasang ekspresi cemberut.

Tak disangka ternyata ada yang mengamati pertengkaran mereka sejak tadi. Seorang anak kecil yang tengah menunggu antrian bersama ibunya di sebelah mereka, tiba-tiba datang menghampiri seraya memberikan cokelat yang diidamkan Nanon.

Tentu saja, baik Ohm maupun Nanon sama-sama terkejut.

"Eh, dek? Ada perlu apa, ya?" tanya Nanon bingung.

"Buat kakak," jawab adik kecil itu dengan senyum cerahnya, "jangan sedih kak, kebetulan ini aku beli dua. Udah bayar, kakak ambil aja satu buat kakak."

Ohm merasa tidak enak, "Dek, gaus―"

Tale of Spring and WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang