Beberapa minggu lagi SMA 04 Jakarta berulang tahun yang ke-27 thn. Rencananya akan diadakan lomba basket yang dilaksanakan di SMA 04 Jakarta dengan mengundang beberapa tim basket dari sekolah lain untuk menjadi lawan dari tim-tim basket SMA 4 jakarta. Nathan tergabung dalam tim yang mewakili angkatan 12 yang akan melawan tim angkatan 12 dari sekolah lain. Tidak diragukan lagi kemampuan Nathan dalam bidang basket, ia selalu menjadi kapten tim karena kemampuan skil dan taktiknya dalam melakukan penyerangan. Itu pula yang menjadi nilai plus untuk seorang Nathan Arda Keena.
Bel istirahat berbunyi, Nathan menghampiri kelas Dinda untuk memastikan apakah ia jadi menemaninya latihan basket hari ini atau tidak. pasalnya ia diberi tugas walikelasnya untuk membantu panitia dalam mempersiapkan lomba basket.
"dinda , dicariin nathan di depan" kata andina.
"oh udah dateng. gue ke sana dulu ya" jawab dinda."nathan" sapa dinda.
"dinda mau ikut ke kantin ga hari ini?"
"ngga dulu nath, soalnya aku mau bantuin saka buat persiapan lomba. Gapapa kan?" tanya dinda. Nathan mengangkat alisnya setelah ia mendengar nama saka. pasalnya ia adalah musuh bebuyutan nathan dan teman-teman. Saka selalu mencari gara-gara dengan Nathan dan teman-temannya. Tetapi, tetap saja dimata semua guru Nathan yang selalu salah, karena image Nathan biang keladi sekolah dan saka salah satu murid kebanggaan sekolah. Dengan berat hati Nathan membiarkan Dinda bersama dengan saka, toh saka juga ga akan nyakitin Dinda. Tapi jika saka berani menyakiti dinda, Nathan akan ada di garda terdepan untuk melindungi Dinda. Menurut gosip yang beredar sebelum Nathan pindah ke sekolah ini, saka dulunya pernah mengejar Dinda, namun apa daya perjuangan saka tak membuat Dinda meleleh sedikitpun.
"beneran bantuin, jangan macem-macem! senyumnya dikurangin dikit, nanti saka kecanduan liatin senyum kamu lagi!"goda nathan.
"ihh, apaan si nath!"
"apa? masa gaboleh puji pacar sendiri? kalo saya puji cewek lain nanti malah kamu ajak berantem lagi" goda nathan.
"kamu itu ya"
"jadi temenin saya gak hari ini?"
"gatau nath, hari ini banyak banget kerjaannya. Nanti aku kabarin lagi ya?" ucap dinda dengan hati-hati.
"yauda iya. mau nitip sesuatu gak saya mau ke kantin?"
"emm kayaknya gak deh"
"DINDA, JADI GAK?" teriak saka dari dalam kelas.
"aduhh" gerutu dinda seraya menepk jidatnya.
"BENTAR, DINDA LAGI NGOMONG SAMA PACARNYAA!" teriak nathan membalas teriakan saka.
"udah nath, aku masuk dulu ya?"
"iyaa, jangan lupa makan . senyumnya jangan manis-manis, candu banget sih" ucap nathan seraya mengusap puncak kepala dinda.
"iya nathan, udah sana!"
"ngusir ni?" goda nathan.
"nathann"
"iya cantik, saya pergi dulu ya"
-*-*-*-
Bel pulang sekolah berbunyi, Nathan bergegas menghampiri Dinda apakah ia jadi menemaninya atau tidak. Jika dinda merasa lelah, maka nathan akan mengantarkannya pulang terlebih dahulu.
"mel dinda mana?" tanya nathan ketika ia melihat amel keluar dari kelasnya.
"ada kok di dalem. lo masuk aja gapapakok" jawab amel sambil menoleh ke arah dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kisah Untuk Dinda
Teen Fiction"Gimana bisa mengungkapkan perasaan melalui kata-kata, kamu aja cuek banget. Padahal saya cuman bisa nyampein perasaan ini melalui kata" -Nathan Arda Keena