dinda yang malu//sebuah kisah untuk Dinda

1.5K 50 10
                                    

     Bel istirahat berbunyi. Siswa-siswi keluar berhamburan untuk pergi ke kantin atau sekedar menghirup udara bebas setelah jam pelajaran dimulai, tetapi tidak dengan Nathan. Nathan masih tertidur pulas di kelasnya. Semenjak tadi ketahuan bolos pelajaran pertama, Nathan dihukum pak Romi untuk membersihkan kamar mandi laki-laki. Nathan bergidik ngeri, ketika pertama kali melihat kamar mandi tersebut. Ia berpikir kalau kamar mandi di sma-nya dulu terjorok yang pernah ada, namun ternyata ada yang paling jorok. Ditambah lagi tadi hujan turun yang lumayan deras, sehingga membuat tanah becek. Banyak sekali cap-cap sepatu dari tanah becek di ubin kamar mandi.

"Nat, lagi dicariin tuh. " Beni membangunkan Nathan dengan hati hati. Ia mungkin sudah trauma, dulu waktu smp kelas 9. Ia pernah menjahili Nathan saat sedang tertidur. Namun, reaksi nathan diluar dugaan. Nathan marah, ia sampai- sampai hampir memukul Beni jika guru datang terlambat. Orang-orang yang melihat itu lantas berfikir, jika Nathan lebih kuat saat tidurnya diganggu. Mungkin satu server dengan Thanos

   Nathan tidak berkutik sama sekali. Namun saat Dinda mengeluarkan suaranya, ia baru bangun dan langsung tersenyum manis kepada Dinda. Banyak yang berfikir jika ketampanan Nathan bertambah plus- plus saat Nathan baru bangun tidur. Nathan segera pergi ke meja Dewi untuk meminjam kaca, hanya untuk memastikan apakah dia sudah perfect atau belum.

"maaf ngaca dulu. Ketemu orang cantik harus ganteng supaya naksir." kata Nathan lantas memghampiri Dinda.

Dinda hanya bergidik ngeri dengan sikap nathan yang sok.

"Ada apa? Kangen? " tanpa basa basi, Nathan langsung melontarkan kata yang terlalu tinggi, hingga Dinda berekspresi seperti orang muntah.

"kok gitu? Saya kemanisan ya wajahnya? Saya juga gak tau kenapa wajah saya manis banget. Ini mama sama papa saya kok yang buat. mungkin Mereka kelebihan takaran. "

"waduh Nath, takarannya pakek apa? Gue juga mau resepnya dong. " saut Beni dengan tertawa.

"Nathan lo jorok banget sih! " kata Dinda yang mendengar lanturan Nathan.

"apanya yang jorok? Saya nggak cerita yang itu itu kok, tapi kalau mau diceritain gapapa saya mau ceritai kamu."

"saya juga mau diceritain bang nathan. " sahut Adit yang mendapat jitakan dari Beni.

"Nathan!" Dinda refleks berteriak, sehingga ia menarik perhatian siswa- siswi yang berlalu lalang, sampai- sampai mereka berhenti melihat Dinda dengan tatapan tak suka. Dinda yang menyadari perbuatannya lantas menutup mulut.

"duh maaf yah, saya becanda kok. Saya gapernah liat gitu gituan suer." kata Nathan dengan mengacungkan dua jari membentuk-v.
"saya bukan tipe kayak gitu kok, saya anak baik-baik. " lanjut Nathan.

"aaa, sa ae lu bambank. " sahut Amel.

"duh, mana payung gue? Lo taukan kalo payung itu bukan punya gue tapi puny-

"punya mama gue dan lo harus balikin!" Nathan memotong pembicaraan Dinda dengan gaya bicaranya yang menirukan Dinda.

Melihat gaya Nathan yang menirukan gaya bicara Dinda,  mereka yang berada di situ pun tertawa.

melihat ekspresi gadis di depannya,  Nathan lantas tersenyum kecil dan memberikan payung Dinda.

"nih payung kamu, saya jaga baik baik. Payung aja saya jaga baik-baik apa lagi kamu. " kata Nathan yang menimbukkan siulan siulan kecil dari teman-temannya.

Merasa malu Dinda lantas pergi meninggalkan Nathan dan teman-temannya.
Melihat Dinda pergi dengan rasa malu, Nathan tertawa gembira dan berteriak.

"duh tambah sayang saya sama kamu. " kata Nathan yang tertawa bersama teman temannya dan teman Dinda.

|____________________________________|

Hallo apa kabar? 
Dah di publish lagi ni.
Mana ni tim Nathan?  Atau tim Dinda?
Atau DinNath?
Jangan lupa vote Dan komen<3

Terimakasih

Sebuah Kisah Untuk DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang