Bagi Jeno terlahir dengan kondisi jantung lemah bukan masalah besar. Dia punya keluarga dan teman yang membuatnya selalu memiliki harapan untuk hidup
Tapi...
Datang hari dimana Jeno mungkin harus menyerah
Start:200421
End:
"Tadi lo ngomongin apaan sih sama Taro kok pake mojok segala? Kalian ada masalah ya? Kenapa berantem? Karena apa? Kok ga cerita? Udah gak anggap gw temen lagi ya?" Pemuda bermarga Na itu terus berbicara tampa memikirkan guru yang sedang mengajar
Jeno menghela nafasnya. Sedari tadi Jaemin terus berbicara tentang apa yang dia bicarakan berdua dengan Shotaro,lagi pula sejujurnya kata mojok sedikit agak terdengar ambigu. Jeno yakin pemuda berdarah Jepang itu juga pasti diteror pertanyaan oleh Yangyang
"Jaem bisa diem sebentar ga? Pak Jackson lagi ngajar mau digeplak pake penghapus papan tulis? Gw sih jelas ogah" Jeno menjauhkan kursinya dari kursi Jaemin,dia berusaha menjaga jarak sejauh mungkin dari temannya itu. Jeno sudah cukup lelah mendengarkan ocehan Jaemin selama hampir 30 menit
"Jeno jahat gak mau kasih tau pokoknya Jaemin ngambek" Jaemin ikut menjauhkan bangkunya dari bangku Jeno lalu memalingkan wajahnya
Jeno hanya bisa tersenyum pasrah. Dia sangat yakin saat istirahat Jaemin sudah kembali seperti semula seperti tidak ada apa - apa
"Rahasia - rahasian aja terus dikira gw gak bisa nyimpen rahasia apa? Padahal gw orang yang sangat bisa dipercaya dan bisa dijadikan teman curhat. Gw juga orangnya selalu mendengarkan dan memberi solusi. Kenal udah lama masih aja suka main rahasia - rahasian gak bisa percaya banget sama gw. Menyebalkan sangat sangat menyebalkan" Oceh pemuda bernama lengkap Na Jaemin itu
Jeno lagi - lagi hanya menghela nafas. Sudah jelas jika Jaemin marah atau lebih tepatnya ngambek padanya lelaki itu akan mengoceh panjang dikali lebar seperti rumus
"Jaem lo kenapa sih udah gede masih aja suka ngambek. Gw sama Shotaro gak ada apa - apa serius deh suer" Jeno mendekatkan kursinya lalu membuat tanda peace
"Ya terus ngapain pake main rahasia - rahasiaan segala sama gw gak percaya apa gw bisa nyimpen rahasia dan bisa dipercaya" Ocehnya lagi lalu mencoba menjauhkan kursinya sejauh mungkin dari kursi Jeno
Nah kah Jeno pasti sudah menduganya jika Jaemin akan melakukan itu. Jeno hanya bisa tersenyum memaklumi kelakuan temannya yang lebih cerewet dan bawel dibandingkan Mark
"Yaudah terserah lo aja mau marah apa enggak" Ucap Jeno lalu dia kembali menjauhkan kursinya dari kursi Jaemin
Sejujurnya sekarang mereka berdua terlihat seperti anak kelas 2 SD yang sedang bertengkar karena makanan ringan
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
