Alena terbangun dengan sedikit rasa nyeri di daerah sekitar wajahnya dan mendudukan tubuh yang terasa sedikit lemas. Melihat sekeliling tempat asing ini.Sepertinya ia berada di uks sekolah.
Bunyi langkah seseorang membuat penasaran.
"Kayla?" Panggilnya dengan suara parau. Tidak ada sautan.
Seseorang menampakkan dirinya. Alena terkejut bukan main. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat, matanya terbuka lebar. Alena duduk mematung.
"Lo ngapain di sini?" Tayanya ragu.
"Udah sadar?" Alena mengangguk pelan, memalingkan wajah yang sudah memanas.
"Lo pingsan barusan." Farel berjalan lebih dekat ke arah Alena yang terduduk kaku.
Alena diam sejenak, mengingat kembali kejadian sebelum ia berada di tempat ini.
Kemudian Alena langsung teringat saat dirinya berusaha ingin membantu Kayla menghindari tinjuan itu, justru dirinua yang terkena imbas.
"Gue beliin roti."
"Buat apa?"
"Di makan."
"Ya gue tau, tapi gak perlu." Tolak Alena dengan wajah yang masih menunduk. Enggan menatap pria ini. Apalagi dia sosok pria yang sehari lalu dirinya kagumi, sekarang berada di ruang ini berdua dengannya. Seperti mimpi.
"Ya udah kalo lo gak mau, gue kasih roti nya ke penjaga Uks." Farel berdiri dari duduknya dan mulai berjalan ke arah meja penjaga Uks sekolah.
Baru beberapa langkah Farel berjalan Alena langsung memberhentikannya. "Ya udah sini rotinya."
Farel melempar roti itu dari tempatnya berdiri. Kemudian dia pergi keluar Uks. Entah kemana perginya.
"Aneh." Gumam Alena.
Beberapa menit di tinggal sendiri di ruang ini Kayla datang menemui dengan raut wajah cemas merasa bersalah.
"Lo gapapa Len? Sorry banget gue gak bermaksud bikin lo jadi kaya gini." Alena melihat raut wajahnya khawatir.
"Gue gapapa Kay, tenang aja." Ucap Alena sambil tersenyum.
"Aturan lo gak usah ngelindungin gue Len. Gue udah biasa kena tangan kasar dia."
"Kay, lo cewek gak pantes kena tangan kasar kaya gitu." Kayla diam tidak membalas perkataan Alena. Dia menatap Alena dengan tatapan cemas.
"Wajah lo jadi ada luka lebamnya, gue takut nanti lo pulang di tanya tanya, terus di omelin. Gue gak enak Len." Kayla menundukkan wajahnya, Alena bisa mendengar suaranya bergetar seperti ingin menangis.
Alena membuang nafas kasar. "Ngga Kay, gue gak bakal di omelin. Lo tenang aja ya?"
"Gimana gue bisa tenang, ini akibat ulah gue sama anak songong itu."
Alena terkekeh pelan. Wajah Kayla langsung berubah drastis menjadi terlihat emosi.
"Mending tenangin diri lo aja Kay." Kayla mengangguk setuju. Ruangan ini hening kembali.
"Masih ada setengah jam lagi kita pulang, lo mau di sini aja apa balik ke kelas?" Tanya Kayla membuyarkan keheningan.
"Ke kelas aja deh, gue gak suka di sini bau nya gak enak."
"Emang lo udah ngerasa enakan?"
"Nyeri sedikit, tapi gapapa."
"Ya udah ayo balik ke kelas." Kayla menuntun Alena keluar uks dan menuju ke kelas. Sebenarnya sejak cowok itu pergi dari uks dan Kayla menemui dirinya, Alena ingin sekali bercerita kepada Kayla sekarang juga. Tapi entah kenapa lidahnya kaku untuk bercerita pada Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L E N A
Novela JuvenilBukan hal mudah bagi Alena Khandra, seorang anak tunggal perempuan yang harus hidup sebatang kara seorang diri. Menjalani hari hari yang penuh dengan duka dan kehampaan. Hingga suatu ketika semuanya berubah. Jiwa yang hampir mati itu seketika bangk...