satu

13 5 7
                                    


"Jika kehadiran ku di dunia ini adalah sumber masalah bagi mu,,lantas sebelum aku ada,mengapa kau berharap aku ada di Dunia ini??"
_Joy Jeslyn_

Pagi sekali Joy sudah bangun dari tidur nya untuk melakukan aktivitas nya, walaupun dengan mata bengkak dari efek tangisan nya malam tadi.
Dia mempersiapkan apa yang akan dia bawa hari ini.

Dia membantu Bi Andini untuk mempersiapkan sarapan pagi.

Bi Andini memperhatikan kelopak mata Joy yang bengkak.

"Mata non Joy kenapa?,sampe bisa bengkak begitu?"

"Ohh ini bi ,,anu,,itu,, tadi malam lembur ngerjain tugas makanya bengkak gini" jawab nya terbata²

Sebenarnya bi Andini mengetahui segala nya tentang Joy.

"Yaampun non,seharusnya non nggak bangun dulu, ini masih pagi -pagi sekali
Non Joy pasti masih capek"

"Ngk papa bi,aku udh biasa kok," jawab Joy dengan senyum

"Non mandi aja ,bibi bisa beresin semua nya ,ini udh tugas bibi,"

"Iya bi".

Joy pergi meninggalkan dapur dan menaiki anak tangga untuk memasuki kamar nya.

Setelah beberapa menit Joy sudah siap dengan seragam sekolah nya,
Dia berdiri di depan cermin nya untuk mengoles sedikit lib bamp dan bedak tabur ,, sederhana tetapi cantik .
Joy wanita cantik yang memiliki kulit putih dan rambut panjang.

Setelah merasa sudah siap,dia turun untuk sarapan, semua keluarga sudah berkumpul.
Keadaan hening tanpa ada satu kata pun untuk saling menyapa atau pun menanyakan apapun. Sesekali terdengar sentuhan garpu ,sendok mengenai piring.
Semua sibuk dengan sarapan , Joy sudah biasa dengan semua itu.

Dia sesekali melirik Shinta ibu nya yang sekalipun tidak melirik nya.

"Ma besok aku kan ulang tahun,jdi kan buat ngerayain nya?" Tanya Clara

"Jadi dong sayang ,kita buat yang meriah" jawabnya sambil mengelus kepala Clara

Joy langsung tertunduk,dia tidak pernah merasakan elusan dari ibunya sendiri.

"Ihh makasih ma,Clara sayang mama" jwbnya sambil memeluk Shinta
Clara sengaja melakukan hanya untuk menyakiti perasaan kakak tirinya itu.

Tetapi Bryan mengetahui yang dirasakan Joy sekarang, Bryan yang duduk di samping nya itu pun mengelus bahunya , seperti memberitahukan sabar dan semua nya akan baik ² saja.
Joy menatapnya dan melemparkan senyum paksanya itu.

"Clara ,,kamu jaga dong perasaan kakak kamu!" Katanya dengan lembut

Clara langsung menatap ayah nya tidak percaya, "paahh aku ini anak papa,, lagian aku ngk ngelakuin apa² kok" jawabnya dengan santai nya

"Iya papa tau Ra,tapi kamu harus ngerti situasi dong"

"Situasi apanya?"
"Ra.." perkataan Bryan langsung terpotong oleh Clara
Shinta tidak berkutip sedikit pun

"Ngapain ngehargain dia?,dia juga bukan kakak aku"

Takk.... Suara pukulan ke meja ,berhasil membuat semua terkejut
"Apa-apaan kamu?? Siapa yang ngajariin kamu berbicara seperti itu?hah??" Bryan benar-benar marah

"Emang benarkan dia itu bukan Kakak aku, mama aja juga bilang gitu
Kalau dia itu pembawa sial"
Jawabnya dengan enteng

" CUKUP " jawab Bryan dengan keras sambil berdiri dan membanting meja makan dengan kedua kalinya

Joy hanya terdiam,dia sangat bersalah .
Dia merasa jika dia tidak ada disini . mungkin mereka akan baik-baik saja.

"Pa udah ngk usah marah² sama Clara ,dia masih belum ngerti, Clara juga benar kok"
Kata Shinta dengan mengusap ² bahu nya

I Ain't perfcetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang