8. game

1.4K 145 47
                                    

Hai kalian, sebelum baca cerita aku support aku dulu yuk dengan mencet bintang di pojok kiri, gampang kok.

Vote yaa! Biar aku semangat ngetik^^

Jadilah readers ku yang aktif dengan komen-komen sesuka kalian. Aku pengen tau reaksi kalian baca work aku. Tysm~

[Please be able to RnR]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Please be able to RnR]

●●●

Kini naura, jane, dan jaemin berada di sofa ruang tamu.

Jaemin dengan berhati-hati mengobati luka di kaki Jane yang ia buat sendiri beberapa menit yang lalu.

Naura masih tidak berbicara apa-apa setelah itu, tatapannya kosong. Sekarang ia menaruh kecurigaan terhadap Jaemin, mengapa Jane tiba-tiba di kamar rumahnya bersama Jaemin.

Serpihan gelas pecah yang naura yakinkan ia dengar saat pagi hari. Apa jane sudah lama berada dirumahnya. Naura terus menerus memikirkan hal itu.

Ia semakin mengait-ngaitkan hilangnya Jane di kantor, apa mungkin Jane selama ini berada dirumahnya.

"A-aku mau ke kamar dulu." Ucap naura yang langsung beranjak pergi.

Jaemin cukup kebingungan sekarang, namun ia hanya bisa pasrah.

"Jangan berani kamu bilang semuanya ke istri saya." Ucap jaemin kini penuh penekanan saat meyakinkan naura sudah jauh dari dirinya dan Jane.

"Baik pak." Balas jane.

Jaemin menggulung perban di pergelengan kaki Jane sesudah ia memberi obat merah di kapas.

Jaemin sekarang duduk bersender di sofa tepat di samping Jane.

"Bapak gamau nyusul bu naura?"

Jaemin cuman ngejawab geleng-geleng aja.

"Maaf tadi saya buat kamu kaya gini." Ucap jaemin dengan nada yang berat dan lusuh.

Jane cuman diem ga balas apa-apa, dirinya cukup shock sejak tadi. Apalagi sekarang Jaemin minta maaf dengan sendirinya.

"Bapak kalo ada apa-apa cerita ke saya." Ucap jane sambil sedikit memegang lengan laki-laki itu.

Jaemin langsung ngelepasin tangan Jane, "gapapa." Balas jaemin sambil menggelengkan kepala.

Jaemin sama sekali tidak menatap Jane, ia terus menatapi ke arah depan dengan pikirannya yang kosong.

"Saya bawain air putih." Ucap Jane yang mau berdiri.

Tapi jaemin buru-buru menarik jane, "udah, disini aja. Kaki kamu sakit."

Jane cuman bisa nurut aja dan kembali duduk, ia masih menatap Jaemin yang sudah mulai semrawut. Laki-laki itu pasti kebingungan menghadapi Naura.

"Pak, susul bu naura ke atas."

[M] [✓] CEO MURDERER | NA JAEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang