Renjun - Duren

6.2K 840 118
                                    

Wih lama bet gue ga up sksksk

Maap jika tak sesuai ekspektasi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap jika tak sesuai ekspektasi~

Happy Reading!



















Maap untuk typo!





































"Capek bener cari kerja" kamu mengeluh lantaran belum juga mendapatkan pekerjaan. Padahal kamu sudah nganggur selama empat bulan lamanya setelah kelulusan SMA. kamu memang tak melanjutkan pendidikan kamu ke jenjang universitas, karena kamu harus jadi tulang punggung keluarga.

Saat ini kamu lagi duduk di bangku yang ada di sisi jalan. Cengo liat kesana kesini gatau liatin apa. Mata kamu ga sengaja liat gerobak yang bertuliskan rujak, tentu dengan senang hati kamu menghampirinya. Kamu tersenyum saat penjual rujak buah itu tersenyum padamu.

"Bu, mau rujaknya, jangan pedes pedes"

"Tunggu ya neng"

Kamu menunggu sambil memainkan handphonemu. Namun suara anak kecil menangis membuat perhatianmu beralih. Ternyata anak si ibu penjual rujak yang menangis. "Dede diem dulu ya, ibu ada pembeli, nanti uangnya buat beli makanan dede ya, sabar dulu"

"Adek sini, duduk sama kakak, ibunya lagi banyak pembeli sini"

Anak itu langsung menghampiri kamu. Kamu tersenyum kala anak itu duduk disamping kamu, "anak pinter"

Dan tanpa kamu sadari anak sepasang mata yang menatap kamu kagum. Senyum tipis terukir indah di wajahnya. "cocok banget jadi bundanya Ale"




•••••





"Aleee! Ayah pulang" seorang anak laki-laki tersenyum cerah kala sang ayah mendatangi kamarnya. Lantas, anak itu langsung berlari menuju sang ayah yang berada didepan pintu kamarnya. "Ale kangen ayahh." Sang ayah tersenyum hangat memeluk putra kecilnya. Yang dibalas oleh anak kecil itu.

"Ayah punya hadiah buat Ale, pasti Ale seneng"

"Apa yah?"

"Ayo keluar, nanti Ale juga tau"

Anak dan sang ayah itu segera keluar dari kamar. Ale yang terlampau senang, berlari kecil agar sampai di ruang tamu yang katanya sang ayah mempunyai sesuatu hadiah untuk dirinya. Namun bukan kotak atau hadiah yang Ale harapkan, di ruang tamu hanya ada seorang perempuan yang tengan duduk di kursi dan menatap Ale bingung.

"AYAHH MANA HADIAHNYAAA" anak kecil itu berteriak saat ia tak menemui sebuah kotak.

"Buset, brisik bener nih anak" kamu bergumam saat anak itu menatap kamu tajam. Namun wajah juga lucu, membuat kamu gemas, "jangan galak galak dong, kakak takut"

Anak itu mendelik, "Tante yang galak, Ale baik"

"Ehh kenapa nih? Ale kok ditekuk sih mukanya?"

"Mana hadiahnya ayah?"

"Ya itu, kakak yang duduk itu hadiahnya"

"Maksud pak renjun?" Kamu yang ga paham apa maksud pak renjun menatap pak renjun menuntut penjelasan darinya. Pak renjun memberikan secangkir teh kepadamu, lalu ia tersenyum, "jagain Ale"

"Ale, sini nak" anak itu mendekati sang ayah dengan wajah yang ditekuk, lalu duduk disamping sang ayah.

"Ale, ini baby sitter kamu yang baru" ucapan pak renjun berhasil membuat kamu melotot. Apa katanya? Baby sitter? Yang bener aja kali, kamu aja sering marah-marah sama keponakan kamu yang usilnya minta di buang.

"Baby sitter? Saya jadi baby sitter gitu?" Tanyamu memastikan apa yang kamu dengar itu tidak salah. Pak renjun mengangguk, "mau 'kan? Katanya tadi butuh pekerjaan"

"I-iya sih, tapi saya ga bisa ngurus anak kecil"

Tadi saat kamu lagi asik makan rujak,   lelaki ganteng ini didepan kamu ini mendekati kamu. dengan pakaian yang santai tapi rapih dia senyum senyum liat kamu, lalu bilang, "kamu butuh kerjaan ga?"

Otomatis kamu mengangguk mendengar perkataannya. Lagi-lagi dia senyum, "saya ada kerjaan buat kamu, gampang kok"

"Kerja apa ya?"

"Melayani"

"Hah? Maksudnya?"

"Gak aneh aneh kok, saya janji" dan dengan itu kamu akhirnya setuju buat ikut.

"Jadi gimana mau gak?" Lamunan kamu Buyar oleh ucapan pak renjun. Anehnya pak renjun dari tadi senyum-senyum Mulu, kamu jadi ngeri sendiri.

"Ale ga mau yahh, nanti galak kayak sus Karin" Ale, anak itu memasang wajah melasnya, melihat sang ayah dengan tatapan melas, agar tak jadi memperkerjakan perempuan dihadapannya menjadi suster untuknya.

"Ale, kakak ini baik kok, ayah jamin" raut wajah anak itu  seperti akan menangis, "Ale GAMAU SUSTER, ALE MAUNYA BUNDA" dan akhirnya anak itu menangis.

Kamu yang bingung dengan situasi cuman bisa kikuk liatin anak sama bapak lagi pelukan itu, pengen nanya soal ibunya kemana tapi ga enak. Tapi kamu bener-bener penasaran, yaudah gass aja kali ya.

"Emang bundanya Ale kemana?" Tanyamu lembut pada ale yang kini sudah mulai reda tangisnya.

"Kata ayah, bunda Ale pergi, ninggalin Ale sama ayah berdua sama om jahat" tuturnya. Kamu mengangguk dan paham apa maksudnya anak itu ucapkan.

"Ale sama suster aja, Ale boleh kok nganggap suster kayak bunda ale sendiri"

"Beneran?"

"Iya boleh, sini deh Ale nya" kemudian anak itu turun dari sofa dan segera menghampiri kamu. Kamu memeluk anak itu dengan hangat, "Ale ga usah nangis lagi ya, sekarang ada suster yang bakal gantiin peran bunda"

"Tapi Ale boleh manggil suster bunda ga?"

Kamu menatap pak renjun, namun pak renjun malah tersenyum jahil, "apa ga mau beneran jadi bundanya Ale?"

Kamu melotot, mendengar perkataannya pak renjun. Wah gak bisa nih, gak bisa. Ga baik buat jantung, apalagi pak renjun tampangnya mantap betul.

"Jadi gimana? Boleh engga Ale manggil bunda?"

Dengan ragu kamu mengangguk, "i-iya boleh"

Dan anak itu kegirangan Sampsi memelukmu erat. Kamu membalas pelukan anak itu, entah kenapa rasanya kamu langsung sayang pada anak itu.

Dan tanpa kamu sadari kembali, pak renjun tersenyum lebar menatapmu. "Pengen gua nikahin" batinnya.

"(Y/n), ayo kita pdkt, saya rasa saya jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu"


















END~










Hiiiii

VOTE AND COMENT YA GAISSS

LAMA BET YA UP SKSKSKSK

JAN LUPA VOTE YA WKWKWK








Btw, kalian ada yang pernah di ghosting? Wkwkwkwk












Minal aidzin yaaa <3

Mohon maaf lahir dan batin readers !

NCT Imagine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang