Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maap jika tak sesuai ekspektasi~
Happy Reading!
Maap untuk typo!
Sudah jelaskan bagaimana endingnya hehe
Gatau deng hehe liat aja ending nya
"Jaemin!" Kamu memanggil sosok yang baru saja datang. Kamu tersenyum senang lalu menghampirinya.
Lelaki bernama jaemin itu sama sekali tak menggubrisnya, ia kembali asik dengan ponsel ditangannya. "Ck, Ganggu" gumamnya
Kamu duduk di bangku sebelah jaemin dengan senyuman yang tak luntur, kamu menatap wajah tampan lelaki itu.
"Ck" jaemin berdecak kesal lalu segera bergegas pergi keluar kelas. Kamu mengerucutkan bibirmu sedih, "jaemin...."
"Kapan sih tuh cewek lepas dari gue?" Jaemin menggerutu sendiri di koridor sekolah. Ia hendak pergi ke rooftop tempat biasa ia bolos dengan teman-temannya.
Sesampainya jaemin di rooftop, ia langsung merebahkan dirinya didekat Luna, pacarnya.
"Kok cemberut gitu? Kenapa?" Tanya Luna menatap wajah sang pacarnya itu. Jeno dan Haechan yang ada disana berdecih melihat kelakuan pacar jaemin itu.
"Biasa, si (y/n) Ganggu aku lagi" ucap jaemin tersenyum hangat pada Luna. Luna pun menyenderkan tubuhnya pada tubuh jaemin, dan tentu saja itu membuat jaemin senang.
"Gue ke kantin aja deh, gakuat disini"
"Gue juga Chan, ayo" Jeno menyusul haechan dan segera pergi dari rooftop meninggalkan dua manusia yang tengah di mabuk cinta itu. Ah bukan dua manusia tapi satu.
Sepinggal haechan dan Jeno, Luna merubah posisinya menjadi menghadap Jaemin, "mereka kok gitu ya sama aku?"
"Gapapa sayang, mereka itu iri" jawab jaemin sambil mengusap surai Luna. Perempuan itu kembali menyandarkan tubuhnya pada Jaemin.
Begitu sampai di kantin, haechan duduk tepat didepan Mark yang tengah menyantap makanannya bersama renjun. "Eh kok tumben bolos?" Tanya Jeno
"Jamkos kalee, makanya jangan bolos Mulu kerjaan Lo" balas Mark lalu ia kembali menyantap makanannya.
"Si jaemin mana?" Tanya Renjun
"Biasa, sama si cewek fake itu" Mark yang mendengar itu menggelengkan kepala heran, begitupun dengan renjun, "kapan sadarnya sih si jaemin?"
