8. Curug II -🌼

1.6K 321 57
                                    

***

Seperti tahun kemarin. Bersyukur tidak ada hujan turun. Tetapi, meski begitu lembab cuaca membuat embun-embun dan titik air menetas pada dedaunan dan merembet sampai tudung tenda.

Pagi ini, terdengar alarm alam yang tak lain burung-burung berkicau, ditemani secercah warna keabuan menggeser gelap. Perlahan-lahan matahari sedang berusaha naik. Tetapi dengan itu, tak membangunkan sebagian besar manusia yang tengah mengorok di dalam tenda.

Tak lain, terkecuali para guru yang sudah ramai di atas, berjalan-jalan atau memenuhi kantin dengan obrolan. Beberapa panitia memang ada beberapa yang sudah bangun, contohnya Lisa, Rosé, Irene, dan Theo.

"SEULGI BANGSAT!"

"BERISIK ANJENG, PERGI GAK?!"

Lisa buru-buru kabur daripada kena semprot. Kini berlari ke atas, mengunjungi toilet untuk sekedar cuci muka dan kumur-kumur. Sebelum itu, ia memandangi tenda Jennie yang dihampiri Theo.

Maka dari itu, ia terlanjur malas untuk membangunkan kekasihnya. Theo pagi-pagi selalu membuat darah naik.

Dengan kupluk berwarna jingga, kamera yang setia menggantung di leher, serta tak lupa sarung yang melilit. Dirinya percis seperti penjaga ronda yang harus mendokumentasikan jika menangkap maling.

"HAI ODAH!"

Lisa terperanjat kaget. Mendapati Joy dan Wendy yang tengah mencuci muka di kran luar toilet. Lisa fikir, dua gadis itu belum bangun. Pasalnya, ini masih pukul 06:00.

"Gue ke air dulu ye," kata Lisa yang langsung diangguki.

"Istri nye mana?" Gumam Wendy sembari celingukan. Ya aneh, biasanya si Jennie nempel mulu udah kayak lintah.

You know lintah? Yang sok ada di dapur.

Tak lama Lisa kembali keluar. Dan mata kedua sahabatnya itu kembali menatap.

"Lo gimana ceritanya ke air bawa kamera, kena air gimana?" Kata Wendy sembari bergeleng-geleng kepala.

"Buset!" Joy baru ngeh. "Kena air ompol lu kan, ngaku?!"

"Enak aja setan, kagak lah!" Sungut Lisa sembari menghampiri keduanya.

Di bawah sana, terdengar nyaring teriakan dari para tenda panitia.

"TERONG BANGSAT, GUE MASIH NGANTUK!" Amuk Jennie.

"APAAN SIH CI? KE AIR SENDIRI SONO!" Umpat Yeri.

"BERISIK ANJING!" Kata Seulgi dari tendanya. Keganggu banget sama keributan.

"AIRIN KUDA, DINGIN LONTE!" Teriak Jisoo murka karena Irene narik selimut.

"Bangun tolol, gimana sih kakel tuh?!" Irene bersungut.

"AH BODOAMAT, ADA THEO SAMA JENNIE!" Balas Jisoo.

"MEREKA BELUM DILANTIK YA, JABATAN MASIH KITA PEGANG, MALU KAGAK LO?!" Murka Irene.

"KAGAK, UDAH SONO PERGI!"

Berbeda dengan tiga manusia yang tengah bergabung dengan para guru. Yaitu, Lisa, Joy, dan Wendy. Tiga manusia ini mengobrol ria di kantin sesaat selesai dari toilet.

"Wah, foto-fotonya bagus banget, keren kamu Lisa!" Kata salah satu guru memuji lagi.

Dua menit terus Lisa dipuji tak henti-henti. Rasanya malu sekaligus bangga. Bahkan pembina osis sekarang merangkulnya. Jadi, ada niat pengen trobos masuk organisasi.

"Kalau aja kemarin daftar osis, pasti kamu masuk," katanya.

Lisa menyengir kaku. "Ahaha iya bu, lupa daftar hehehe,"

About Us [Jk.Lm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang