10. Cemburu karena Cinta -🌻

1.7K 274 60
                                    

***

Sebuah motor scoopy kini mendarat mulus di sebuah parkiran. Keadaan sekitar tengah ramai. Hari senin selalu menjadi pembeda dari hari-hari lainnya. Padat dan rusuhnya akibat mengejar upacara bendera yang harus dilaksanakan sebelum memasuki jam pelajaran.

Setelah melepas helm kekasihnya, kini sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara itu berjalan dengan tangan menyatu. Tentu saja semua berputar melirik itu, tak lebih dari tatapan datar, karena mungkin sudah biasa melihatnya.

Namun saat melewati gerbang, yang mana para sahabatnya berjajar sedang berjaga,

"WUHUUUUUU!" Heboh mereka sembari melambai-lambaikan tangan, udah kayak ubur-ubur yang nyambut paus.

Sebelumnya, Jennie dan Lisa menunduk dan mengucap salam terlebih dahulu pada beberapa guru yang ikut berjaga, barulah setelah itu menatap sahabatnya.

"Ya, terimakasih-terimakasih!" Ujarnya sembari mengibaskan rambut ke belakang.

"HUUUU, SORAKAN SI JENNIE!" Provokasi Rosé.

"HUUUUUUU!" Balas semuanya.

Lisa hanya bisa tertawa kecil bersama Seulgi yang berpandangan. Sesaat keduanya kembali berjalan. Namun saat di dekat lapangan,

"Aku gaakan ke kelas, langsung ke ruang osis ya," Jennie menahan pergelangan tangan Lisa.

Lisa praktis mengangguk. Sebelum pergi, mengusak dahulu pucuk kepala Jennie dan mencubit batang hidungnya. Barulah setelah Jennie merintih dan,

"LILI, AWAS YA!"

Berteriak, Lisa terbirit sembari tertawa-tawa. Memasuki corridor ia mulai sibuk tersenyam-senyum, membalas murid-murid yang berlalu lalang, entah itu adik kelas, kakak kelas, atau seangkatan nya sekalipun.

"Sombong!"

Mata Lisa dengan cepat melirik pada sumber suara. Dilihatnya, gadis di sisinya telah melengang, yang Lisa tahu dari perawakan nya, it's Yuri!

"YURI!" Pekik Lisa.

Praktis Yuri membalik kepala, lalu mendelik membuat Lisa terkekeh. Tak banyak berubah. Hanya saja, ya ... berubah menjadi lebih cantik.

Bercanda Jennie ...

Yaampun ...

Kena amuk nih kalau ketauan!

"LO TAMBAH CANTIK!" Teriak Lisa sembari kembali memutar kepalanya menghadap ke depan.

Menyisakan Yuri melebarkan mulutnya di belakang. Terkejut karena serangan jantung. Sedang Lisa, justru tersenyum penuh kemenangan.

"Y, MEMANG!" Balas Yuri.

"Ngapa lo senyam-senyum?" Tanya Mina, sesaat Lisa sampai di kelas.

Lisa tak menggubris. Alih-alihnya ia merogoh topi di dalam tas, lalu menarik tangan Mina untuk dibawa keluar. Karena sebentar lagi pasti akan ada segerombol petugas osis yang berteriak-teriak.

"Lu kabur ya dari rsj kemarin?"

"Dikata elu!" Celetuk Lisa yang kini sedang membenarkan posisi topinya.

"Apaan gue? Enak aja!" Sungut Mina tak terima.

Selama perjalanan menuju lapangan tak hening. Dua manusia agak gila itu terus menyeletuk random. Bahkan saking centilnya tengah berdadah-dadah tak tahu pada siapa. Mina yang notaben anaknya dingin dan cuek, seketika meleleh jika disatukan dengan Lisa.

Memasuki lapangan yang sudah cukup ramai, bersama para Osis yang tengah sibuk mengamankan. Pagi ini, seperti biasa cuaca cukup mendukung. Hanya saja ada awan-awan bergelombang. Terik matahari tak seberapa, hanya saja gerah disebabkan oleh ratusan manusia berkumpul. Apalagi, setiap senin wajib mengenakan jas almamater, rasanya Lisa ingin membuka saja sekarang.

About Us [Jk.Lm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang