13. Support system -🌻

1.2K 257 75
                                    

***

"Yang sudah ditest, dimohon tunggu di luar dulu ya,"

Setelah guru berbicara seperti itu, ramai-ramai murid yang sudah selesai keluar, termasuk Lisa dan Mina. Dua gadis itu mengusapi dada, merasa lega. Mengambil urutan pertama adalah gaya Lisa, agar tenang fikirnya.

"Anter kebawah kuy!" Kata Lisa, menepuk pundak Mina.

"Mau kemana dah?" Tanyanya kebingungan.

"Ayolah ikut ae!"

Mina pasrah saja diseret oleh rekannya ini. Barangkali akan mengunjungi kantin, Mina pun jadi tergiur, khayalan pempek--batagor--dan baso sungguh menggoda.

Tetapi sialnya, Lisa tiba-tiba berhenti di depan sebuah kelas, di bawah. Mina awalnya tidak sadar, ia hanya mampu memandangi Lisa yang tengah menatap lurus ke depan sembari tersenyum.

"Lu ngapain anjir?"

Lisa yang tak menggubris, membuat Mina mandiri untuk melihat arah pandang rekannya itu. Seketika sadar ada Jennie di dalam yang sedang--merecok--dengan mata menyipit kesal--senyum Mina ikut hadir. Pantas Lisa bucin membabi buta, Mina akui Jennie terlampau cantik dan lucu saat marah-marah.

"Gaada guru itu emang?"

"IBU, THEO NYA AH GABISA DIEM!"

"Theo ... jangan digangguin terus ah Jennie nya, baper tuh,"

"Kok ... kok ... ibu? Apaan sih ah!"

"Cemburu kaga?" Mina menyahut lagi, lalu memutar kepalanya, melihat Lisa masih tetap mempertahankan senyum.

"Cemburu ada, tapi lebih ke geli sih,"

"Geli?"

"Geli liat cowok kurbel godain pacar gue terus,"

"HAHAHAHAHA!" Tawa Mina pecah cukup keras di situ. Ia menepuk-nepuk pundak Lisa. Dengan begitu Lisa menjadi menoleh, lalu bergabung tertawa.

"Asli, bener!" Tambah Mina lagi, lalu mengacungkan jempol. Lisa pun ikut mengacungkan jempol ... kaki.

Lamat-lamat mereka bercengkrama sembari tertawa-tawa, nyatanya Jennie telah sadar bahwa di luar ada kekasihnya. Agak syok. Jelas bertanya-tanya, apakah daritadi? Apakah Lisa mendengar percakapan idiot antara Guru-Ia-Theo?

Tak lama, Lisa pun menoleh lagi. Kekhawatiran Jennie hilang saat Lisa tersenyum manis sembari melambai, selanjutnya mengepalkan tangan dan berbicara tanpa suara, 'semangat'.

Begini saja, membuat Jennie terasa terbang ke surga.

Alay,

Alay,

Yok tinggalin.

'Makasih' Jennie pun bergumam tanpa suara. Dan ini, ditangkap bingung oleh Theo, lantas pria itu berdiri dan menatap keluar. Sedikit terkejut ada Lisa di luar.

Ia tak mau berfikiran apa-apa, tetapi Jennie selalu saja berbeda jika bersama ataupun melihat Lisa. Seperti gadis itu yang berubah menjadi puteri kerajaan, manis, lembut, dan tentunya lebih menggemaskan. Senyumnya, senyum Jennie paling manis belum pernah Theo temukan selain Lisa yang dapat.

"Bu, Jennie selingkuh tuh Bu, marahin!"

Praktis mata Jennie berputar pada Theo. Yang awalnya mengerut indah dengan senyum, terjungkir jadi lancip seperti kucing garong.

"Apaan sih, geje banget calon ketos tuh, jangan pilih dia gais, pilih gue aja ya nanti!" Celetuk Jennie.

"Eh apaan anjir, jangan woy pilih gue, biar dia jadi waketos nya aja!" Sungut Theo tak terima.

About Us [Jk.Lm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang