🇨🇳

18K 2.2K 64
                                    



author pov.

"sayang~ aku ga berani bilang ama johnny, ntar dia ngamuk terus ngehancurin rumah kita gimana?"

"ck! jangan kayak orang miskin, kalo di hancurin ya beli baru. pliss... bilangin kak johnny kalo ten aku bawa netap di cina"

"aku ke rumah jaehyun dulu ya" winwin ngerutin dahinya.

"ngapain?"

"nyari temen, biar ga cuman rumah kita yang hancur. hehe"

"hmm, oke lah. aku matiin ya~"

"oke, love u"

"too" winwin matiin telfonya lalu berjalan ke kamar hotel miliknya dan ten.



"ten ge tenang aja, yuta ge lagi sampein ke johnny gege" tak ada balasan dan tak ada orang, winwin bingung. dia membuka pintu kamar mandi dan nihil, winwin tak lupa mengecek bawa ranjang dan balkon tapi tetap nihil.

winwin mencoba menelfon ten.

drrt... drrt...

ia menoleh ke nakas sebelah kasur dan benda yang berbunyi itu adalah hp milik ten, winwin makin cemas. ia berlari keluar dan mencari taksi.


"请带到派出所"
(tolong antar ke kantor polisi)

supir taksi itu mengangguk lalu menjalankan mobilnya, selama di perjalanan winwin hanya mengucapkan doa agar gege nya bisa di temukan dan selamat.

"到达目的地" -supir taksi.
(Tiba di tempat tujuan)

winwin memberikan sejumlah uang lalu berjalan memasuki gerbang dan saat ingin membuka pintu, ia mendapat telfon.


"H-HALO GE? GEGE GA PAPA?! gege dari mana aja? hiks- winwin khawatir" orang yang menelfon adalah ten.

"winwin, gege ga papa. tadi gege liat dari balkon ada yang jualan bingtang hulu, jadi gege beli" winwin terjatuh di lantai, ia lega gege nya tidak apa-apa.

"yaudah, winwin pulang. jangan kemana-mana ya gege"

"okay" telfon mati dan winwin berjalan keluar dari wilayah kantor polisi dan mencari taksi.




sementara itu di negara lain, ada dua pengusaha lainnya berlutut di lantai sambil mengangkat kedua kepalan tangan mereka di atas kepala.

wajah mereka menghadap bawah tak berani menatap mata sosok johnny di depan mereka.

"ck! tega ya lu pada, masak di bawa netap di cina? ten cuman bilang pulang besok" ucap johnny, para anak-anak ada bersama taeyong di sofa rumah johnny.

"gue mana tau john, ini gara-gara yuta ngajak gue"

"y-ya gue kan ga mau menderita sendirian, kita kan temen jadi harus menderita bersama"

"gila lu, andai jeno ama sungchan ga ngelihat anak kembar tiga lu. ga mau gue menderita kek gini"

"berisik anjir!" keduanya diam kembali.

"tae, minta alamat tempat tinggal ten ama winwin" taeyong menggeleng.

"tugas gue di sini harus musnahin masa lalu nya ten, kalo belum musnah ya... ten selamanya di cina" johnny membulatkan matanya sempurna.

"jangan lah anjir, gue bantuin lu musnahin masa lalunya deh. tapi siapa?"

"ada dua orang, sepupu tirinya eve ama satu-satunya mantan ten, taemin" lagi, johnny kaget bukan main. karna taemin adalah orang yang ia percaya untuk memata-matai eve kemarin, ya... orang yang ia panggil kak tae adalah mantan calonnya.

"kayaknya kita memang harus kerja sama, untuk eve gue udah dapet kepercayaan orang tuanya ten tenyang sikap eve jadi gampang dan untuk taemin kita harus cari dia, karna gue telfon dia ga angkat-angkat sejak tadi" taeyong mengerutkan keningnya.

"lo kenal ama taemin" johnny ketawa hambar.

"dia orang suruhan gue buat ngawasin eve sambil ngemata-matain ten, dunia ini sempit ya"

"lu gila?! justru mereka bertiga ga pernah boleh di persatukan"

"ya gue baru tau sekarang, maaf lah"

"ck! yaudah, besok kita mulai pencarian taemin dan anak-anak..." taeyoung melirik suami dan sahabat suaminya yang masih berlutut.

"biar jaehyun ama yuta yang jaga" kedua pria itu mendongak karna kaget.

"oke, kita ketemu di sini lagi besok" mereka berdua saling berjabat tangan.

"hidup gue gini amat dah" rengek jaehyun.

"kita jae, hidup kita"




















































"maaf john" ucap taemin melihat hp nya yang penuh dengan panggilan johnny, ia melempar hp nya ke tempat sampah dan mengalihkan pandangannya pada kaca kamar hotel di shanghai, cina.

"ada yang harus gue perbaiki di sini"

TBC.

Duda -Johnten [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang