"Hebat." "ya." "Mesin semua."
kagum ketiga monster itu.
Seperti yang di harapkan dari kerajaan dwarf semua nya mesin dan banyak senjata armor.
"Pedang yg bercahaya itu di buat oleh orang itu. dia lah yg akan kita temui." kata kaito.
"Kakak apa kau ada?" teriak kaito.
"Ohh kau kaito aku lagi sibuk sekarang datang lain kali saja." Kata kaijin nama pengerajin itu.
"Hm?"
"Bukanya mereka bertiga itu yang kemaren? rupanya kalian berkerja disini." kata iris.
"Ah, ah halo, Naga-san."
"Kaijin-san dialah orangnya, naga yg menyelamatkan kita kemarin." kata dwarf itu.
"Gitu ya, aku berterimakasih padamu. Maaf aku masih ada kerjaan saat ini." kata kaijin.
"Gak, gak masalah, malahan kita hanya menggangu saja." kata rimuru.
"Dwarf tua bagimana kalo berdiskusi sebentar?" kata iris dgn nada dan wajah yg tanpa ekspresi.
"Hm?"
"Tidak usah Bukan nya percuma mendiskusikan masalah ini?" kata kaijin.
"Tapi, tuan ini memiliki obat mujarab itu." sambil nunjuk rimuru.
"Itu benar pak."
sedangkan yang di tunjukkan lagi mikir.
'Oi emang kalian ngarep apaan dari slime ini, tapi tidak salah juga membantu mereka.'
"Beri tau aku.." kata Rimuru.
"Sebenarnya..." cerita kaijin.
"Jadi begitu 20 pedang panjang harus dikirimkan minggu ini."
"Tapi bahan nya tidak cukup." frustasi kaijin.
"Apa yang ini tidak bagus?." tanya rimuru sambil nunjuk pedang.
"Itu hanya pedang baja biasa. Pesenan kkali ini adalah baja sihir." kata kaijin.
"Memang bedanya apaan sihir sama engga?" tanya iris.
"Baja sihir akan mudah mencampur kan intinya dengan sihir. Bisa di bilang, pedang ini akan tumbuh sesuai tingkat sihir penggunanya." jelas kaito.
Kaito pun melanjutkan percakapan dengan rimuru.
'Apakah tongkat yg katanya legendaris ini sama kaya baja sihir itu.' pikir iris.
dia pun mengeluarkan tongkat nya dari sela sela rambutnya. dan tongkat itu sekarang hanya sebesar tusuk gigi, karna rimuru tidak mau ada yg membawa senjata biar ga terlalu mencolok.
Iris pun melempar kan tongkat itu sampai ke atas kepalanya dan tongkat kembali ke ukuran semula.
"Hmm..Pak tua-san kau pernah melihat ini?" tanya Iris.
"It-Itu tongkat Ruyi Jingu Bang!! dimana kau mendapatkan tongkat ini?!" kaget kaijin karna baru pertama kali melihat item legendaris di depan mata nya.
Semua pun melihat kearah Iris dgn wajah menganga.
"Katanya tongkat ini di buat oleh para dewa dan memiliki berat hampir 8rbKG dan memiliki kekuatan untuk berubah ukuran sesuai kemauan pengguna dan dpt menduplikasi diri." jelas Kaijin.
"Seberat itukah aku pegang dan angkat enteng enteng aja." kata iris sambil memutar mutar dan melemparkan dgn mudah tanpa keberatan.
Kaijin pun ingin mencoba apakah emang tidak berat seperti byang dikatakan naga ini.
"Bolehkah saya mencoba mengangkat nya?" atanya Kaijin.
Iris pun melihat dgn tatapan bingung. tapi dlam hati dia tersenyum jahat.
"Tentu." kata iris sambil melempar tongkat nya kearah Kaijin.
Alhasil kaijin pun tertindih tongkat itu dan menggeliat tidak bisa bangun.
"Woah.. To-Tolong angkat ini berat sekali." teriak kaijin.
Yang lain pun bergegas menolong kaijin yang ter tindih tongkat itu dan gak ada berhasil memindahkan nya.
"Sial terbuat dari apa tongkat ini." kata kaito sambil berusaha mengangkat nya.
dan siempunya tongkat malah udah bengek di lantai.
"Wuhahaha pak tua kau lucu sekali wkwkw." ketawa Iris dgn tidak elitnya.
"Cepat angkat tongkat ini atau dia akan mati." Kata rimuru.
"Hehe.. Ha'i Ha'i." kata iris sambil mengambil tongkatnya dan menyembunyikan di sela sela rambutnya lagi.
Kembali ke laptop.
"Huft.. Kaijin apa kau mau pergi ke desa kami dan menjadi direktur teknologi disana?" tanya rimuru.
"Huh. Um, aku.."
"Tapi aku suka pedang yang pak tua tempa ini." kata iris.
sedangkan rimuru sedang menelan 1 pedang baja sihir tadi.
"OI!!" kaget kaijin di kira pedang nya mau di curi.
"Ou-Oo." kata semua nya karna tiba tiba ada angin kencang dan kabut putuh menutupi ssmuanya.
"Aku tak akan memaksa orang tanpa alasan jelas. Tapi pikirkan soal itu juga." Kata rimuru dan pedang baja sihir bertotal 20 biji di depan nya.
"20 pedang sihir baja selesai." kata nya dgn enteng.
Semua dwarf di sana melongo dan hampir tidak bernafas.
Gak cukup lanjut chap 13 ya.