Part Dua 👣

85 16 2
                                    

Permisihamnidaa!!

Jika kalian membaca cerita ini sambil memegang hp maka dipastikan kalau kalian memiliki hp!

Dan dimohon kesediaan nya untuk menekan tombol bintang,komen dan subrek:)

Kamsamakasihamnida:*

╚»★«╝ Bangunan Tua ╚»★«╝

"Bisa gak lu berdua kagak adu bacot sehari aja? Pusing gue denger nya. Sekarang gue tanya siapa aja yang setuju dengan ide Jeka?" tanya Bima.

"Gue gak setuju."

"Gue setuju."

"Gue gak setuju."

"Gak gak, gue gak setuju."

"Gue sih setuju."

"Gue setuju."

"Aku juga setuju."

"...."

"...."

Anggota We Go saling menatap satu sama lain, "kayak nya kali ini kita harus ngikutin omongan Raka, jangan ada yang berpencar!" ucap Bima.

"Gak cuma gue yang denger kan?" tanya Alex yang ingin memastikan bahwa ia tidak salah dengar tadi.

Begini, jika kalian perhatikan lebih teliti lagi maka kalian dapat menemukan sebuah janggalan. Yap, jumlah anggota We Go adalah tujuh orang, namun bagaimana dengan yang berbicara barusan?

"Gue juga denger, bang."

"Gue juga."

"Suaranya jelas banget, anjir!"

"Sumpah gue juga denger."

"Gue juga."

"Aku tidak mendengar nya."

"..."

Anggota We Go kembali saling berpandangan saat suara dingin dan datar itu kembali terdengar.

"Ternyata mereka udah gak sabar pengin bermain dengan kita," ucap Rey yang merasa sangat bersemangat.

"Menarik, ayo kita pergi!" ucap Jeka yang berjalan mendahului yang lain, lalu disusul oleh Rey, Alex, Bima dan Iqbal, sedangkan Jimin dan Raka masih belum bergeming dari tempatnya.

"Huh, kok gue bisa masuk ke klub ini sih," gumam Raka.

"Tau gini mending gue fokus nambah tinggi badan biar keterima masuk polisi, daripada harus repot-repot ngejar setan," lanjut Jimin.

"Oii! Lu berdua mau ngikut atau tetap disitu?" ucap Bima saat menyadari bahwa Jimin dan Raka masih berdiam diri di tempat nya. Raka dan Jimin pun langsung buru-buru menyusul anggota lain yang mulai menjauh.

╚»★«╝ Bangunan Tua ╚»★«╝


"Don't enter," Jeka membaca tulisan yang terletak di pintu salah satu ruangan yang ada di bangunan itu, lalu ia menyentuh nya, "kayak nya nih tulisan baru di buat, deh. Siapa yang buat ya, kira-kira?"

"Ngapa pada liatin gue kayak gitu? Lu pada curiga kalo gue yang nulis? Jelas-jelas gue jalan paling belakang tadi," ucap Jimin saat menyadari bahwa ia menjadi pusat perhatian dari kelima teman-temannya.

"Bukan itu," jawab Bima.

"Terus? Kok pada gak nyantai gitu tatapan nya?" tanya Jimin, bingung.

"Bang Raka kemana?" tanya Jeka.

Jimin langsung menatap ke sekeliling nya dan ternyata benar, Raka tidak ada, "lah? Perasaan tadi dia di samping gue," ucap nya heran.

"Ck, terus ini gimana?" ucap Alex.

"Mungkin Raka lagi buang air, kita tunggu aja disini. Ntar kalo dia gak nongol-nongol baru kita cari,"busul Iqbal.

"Guys, sekarang kita semua pada gak tau Bang Raka kemana, jadi kita mutusin buat nunggu dia disini terlebih dahulu. Kalo bang Raka gak muncul juga baru kita nyari dia," ucap Jeka di depan kamera, jangan lupa kalau Jimin tetap merecord mereka sejak tadi.

15 menit telah berlalu namun Raka tetap belum menampakkan dirinya.

"Terus gimana? Ini udah lima belas menit tapi Raka belum juga balik. Kayak nya kita mesti nyari dia, takut nya dia malah tersesat. Lu pada tau kan kalo kawan lu itu tingkat keberanian nya semana?" tanya Bima.

"Iya bang, mending kita nyari bang Raka," ucap Jimin.

"Tunggu---" ucap Alex saat mereka hendak pergi, seperti nya ia mulai menyadari sesuatu.

"Ada apa?" tanya Jeka.

"Kalian ngeliat Rey gak? Perasaan gue gak ngeliat tuh anak daritadi," mereka semua langsung melihat kesekitaran dan benar saja tak ada tanda-tanda keberadaan Rey.

"Tunggu... Jangan bilang Rey nge-record sendiri? Jim, coba lu liat di dalem tas apa masih ada kamera atau enggak?" ucap Bima dan Jimin pun memberikan kamera yang ia pegang pada Jeka dan langsung memeriksa tas nya.

"Ck, lu bener bang,kamera nya gak ada."

"Aish tuh bocah, gak sabaran banget setdah? Gini aja, gue, Jimin sama Iqbal bakalan nyari Raka. Sedangkan Bang Alex sama Jeka nyari Rey," ucap Bima dan disetujui oleh semua anggota.

"Kalo gitu, lu pegang kamera bang Iqbal aja, Jek."

Iqbal menyerahkan kamera nya pada Jeka, "oke, bang. Kalo gitu kami cabut duluan," ucap Jeka.

Bima mengangguk, "take care, kalo terjadi sesuatu teriak aja. Keliatan bangunan ini gak terlalu besar buat meredam suara kalian."

"Oke, bang."

Mereka langsung berpencar sesuai tugas masing-masing tanpa menyadari bahwa seseorang tengah memperhatikan mereka dari kejauhan.

"Well, apa permainan nya harus dimulai dari sekarang?"

Bersambung...

Kalimat Creepy :

"Kamu berbaring dengan kaki yang menggantung di atas ranjang,dan tiba-tiba sebuah tangan menarik kaki mu."

Up : 22 April 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Up : 22 April 2021

Bangunan Tua (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang