Part Tiga 👣

73 15 1
                                    

Selamatmalamhaseyo🙇

JIKA KALIAN MERASA KALO KALIAN HIDUP BERARTI KALIAN WAJIB MENEKAN TOMBOL BINTANG,KOMEN DAN FHALLAW AUTHOR YANG CANTIQ INI💋

Gomabsemnida 🙇

╚»★«╝ Bangunan Tua ╚»★«╝

#JeLEx part

"Tuh anak kemana sih," ucap Alex yang sudah mulai frustasi. "Kita udah hampir 15 menit mondar-mandir di lantai atas tapi batang hidungnya Rey masih juga gak keliatan," lanjut nya.

"Kayak nya lo bener deh, bang Rey pasti udah mulai rey-cam nya," ucap Jeka.

"Ngerepotin bener, anjir! Dia gak mikir dulu apa sebelum bertindak?" ucap Alex dengan nada kesal nya.

"Kira-kira bang Bima udah ketemu sama Bang Raka gak ya?"

"I don't know."

╚»★«╝ Bangunan Tua ╚»★«╝

#JiBalBim Part

*Kreekk...

Bunyi suara pintu yang dibuka oleh Bima memenuhi seluruh bagian di lantai bawah hingga membuat siapapun yang mendengarnya merinding seketika.

"Oii bang, pelan-pelan napa buka pintunya. Suaranya bikin satu badan merinding," ucap Jimin sambil mengusap tengkuknya.

"Gausah lebay, Jim. Gue cuma buka pintu ini bukan pintu kamar mayat," jawab Bima.

"Salut gue, bisa-bisanya kalian gak takut," ucap Jimin lalu berdecak kesal karena perkataan nya tak digubris oleh kedua abang nya itu. Ia kemudian menyusul Bima dan Iqbal yang sudah lebih dulu masuk kedalam ruangan tersebut.

"Anjir!" gerutu Jimin saat tali sepatunya terlepas, "tunggu oii!!"teriak Jimin pada Bima dan Iqbal yang sudah masuk jauh kedalam ruangan itu.

"Gercep!!" teriak Bima dari dalam.

Jimin masih terus mengikat tali sepatunya, "bang Raka kemana sih? Apa jangan-jangan dia udah di makan sama penunggu-penunggu disini?" Jimin langsung menggelengkan kepalanya, berusaha untuk mengusir pikiran-pikiran aneh yang mulai bertebaran di dalam kepalanya. Ia kemudian merasa kalau ada seseorang yang sedang berjalan mendekati nya.

*Tuk...tuk...tuk

Langkah kaki itu terdengar begitu jelas namun dari arah yang lumayan jauh. Ia kembali menggelengkan kepalanya berusaha untuk tetap berpikir positif, "gak-gak, itu pasti cuma hayalan gue aja. Be positive, Jim, be positive!" Jimin menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya,ia berusaha sebisa mungkin untuk merilekskan pikiran nya.

Kemudian Jimin bangkit dan berniat untuk menyusul kedua abang nya itu namun belum juga ia mulai berjalan suara langkah kaki seseorang kembali terdengar dan kali ini ia dapat mendengar nya dengan lebih jelas.

*Tuk...tuk...tuk

Sontak Jimin langsung membalikkan tubuhnya,matanya langsung menelaah keseluruh sudut bangunan,guna mencari sosok yang menjadi sumber suara itu.

"Siapa itu? Apa ada orang disana? Bang Bima? Bang Iqbal?" seru Jimin namun tak ada seorang pun yang menjawab.

"Oh ayolah, bercandaan nya ga lucu, oii!" ucap Jimin namun masih tak mendapat jawaban apapun.

"Gue tau itu pasti kal---" perkataan Jimin terhenti saat indera pendengaran nya kembali menangkap suara langkah kaki seseorang.

*Tuk...tuk...tuk

Tubuh Jimin menegang saat menyadari kalau langkah kaki itu sedang menuju kearahnya.

*Tuk...tuk...tuk

Langkah kaki itu semakin mendekat, "plis jangan bunuh gue...jangan bunuh gues...gue masih pengin nambah tinggi badan gue, gue masih pengin jadi polisi...jangan bunuh gue, plis..." racau nya saat menyadari kalau langkah kaki itu berhenti tepat di belakangnya, yang berarti ada seseorang yang sedang berdiri di belakangnya

Jimin menutup mata nya rapat-rapat, keringat dingin sudah lebih dulu membasahi seluruh tubuhnya. Hingga sepasang tangan yang mulai menyentuh nya dan tak lama tangan itu dengan agak keras membalikkan tubuhnya.

"AAAAAA!!!"

"Woi-woii, ini gue!"

Jimin membuka matanya, "bang Iqbal?"

"Iye, ini gue. Lo ngapa teriak-teriak gitu, anjir?" tanya Iqbal.

Tubuh Jimin merosot kebawah, "tadi gue denger suara langkah kaki gitu, gue kira setan," jawab Jimin.

"Ck, kebanyakan mikirin setan lu mah! Buruan, Bima udah nungguin lu daritadi," ucap Iqbal lalu mereka berdua langsung menuju ke tempat Bima berada.







"Sial! Padahal sedikit lagi aku bisa membunuhnya!"

Bersambung

Kalimat Creepy :

"Kamu sampai dirumah. Kecapekan setelah seharian beraktivitas,dan bersiap untuk beristirahat. Kamu meraih sakelar lampu namun sebuah tangan dingin tak sengaja tersentuh oleh mu."

Up : 29 April 2021

Bangunan Tua (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang