Part Tujuh 👣

40 9 0
                                    

Langsung Baca!!!

╚»★«╝ Bangunan Tua ╚»★«╝

"Ka, lo gapapa, kan?"

"Bim," Raka menangis dan langsung memeluk Bima, hal ini membuat Bima merasakan getaran yang sangat hebat pada tubuh pria itu seakan-akan ia merasa sangat ketakutan.

"Bang," panggil Jeka dan Jimin.

"Lo kenapa?" tanya Alex.

"Ka, ada apa? Kenapa lo nangis gini?" tanya Bima.

"Gue... gue, takut," jawab Raka dengan terbata-bata.

"Udah, lo ga perlu takut lagi. Kita semua disini," ucap Bima, berusaha menenangkan Raka.

"R--rey... Bim, Rey dia---"

"Kenapa? Apa yang terjadi dengan Rey?"

"Dia--- dia telah membunuh Rey!! Rey udah mati!"

"Lo ngomong apa, Bang?"

"Rey udah mati! Dia udah membunuh Rey! Gue ngeliat sendiri dengan mata kepala gue, orang itu membunuh Rey!" ucap Raka dengan tubuh yang masih gemetaran.

Alex terduduk lemas dengan pikiran yang mendadak kosong. Sedangkan Bima masih mencerna perkataan Raka.

"Dimana Rey? DIMANA ADIK GUE?" teriak Alex.

"Ruang bawah tanah, tepat di bawah kita," ucap Raka.

"Apa? Ruang bawah tanah?" ucap Jimin.

Raka mengangguk, "disana adalah tempat permainan iblis itu."

"Tunjukkan tempat nya pada kami," ucap Bima.

Raka yang masih lemah berusaha berdiri dengan bantuan Bima.

"Jangan sampai ada yang terpisah!" titah Bima lalu mulai berjalan mengikuti arahan Raka.

"Ini ruangannya," ucap Raka saat mereka telah tiba di depan pintu menuju ruang bawah tanah.

Alex membuka pintunya dan mereka pun segera masuk kedalam. Hanya berbekal tiga senter yang dipegang oleh Bima, Alex, dan Jeka sudah dapat menggiring mereka menyusuri ruang bawah tanah itu.

"Itu, disana! Gue ngeliat 'dia' membawa Rey kedalam ruangan itu!" Raka menunjuk salah satu pintu yang berada di pojok ruangan.

Alex berjalan paling depan dan langsung membuka pintu itu secara kasar. Matanya terbelalak saat melihat mayat-mayat yang tergantung di plafon dan potongan-potongan tubuh yang berserakan di lantai. Bahkan Jimin telah memuntahkan isi perutnya saat bau anyir memaksa masuk kedalam rongga hidung mereka.

"Shit! Bang, gue gak tahan lagi," ucap Jimin, ia hendak keluar namun Bima menahan nya.

"Udah gue bilang jangan sampai ada yang terpisah ataupun memisahkan diri!!" ucap Bima tegas, membuat Jimin terpaksa harus mengurungkan niatnya.

"Dimana Rey?" tanya Seokjin.

"Tadi dia disini."

Mata Alex langsung menjelajahi seluruh ruangan itu,namun ia tak menemukan sosok adik nya.

"Itu pintu apa?" tanya Jeka sambil menunjuk sebuah pintu yang terletak di sudut belakang kamar itu.

"Kok bisa banyak banget pintu sih, disini?" ucap Jimin.

"Ayo kita periksa!" ucap Bima, ia berjalan terlebih dahulu sambil memeriksa keadaan.

Bima membuka pintunya dan mereka langsung disuguhi oleh sebuah mesin cuci yang berlumuran dengan noda berwarna merah. Mesin cuci itu masih berputar, yang berarti seseorang telah menghidupkan nya belum lama ini. Bima pun berinisiatif untuk membuka mesin cuci nya agar mereka dapat melihat apa yang ada di dalam mesin cuci itu.

Bangunan Tua (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang