part delapan 👣

42 7 0
                                    

Sat set sat set...baca!!

╚»★«╝ Bangunan Tua ╚»★«╝

"Lo lah pembunuh nya,Ka!"

Raka tersenyum penuh arti sambil berjalan menuju Iqbal, tangannya merogoh saku jaketnya," good job, Bang!" dengan gerakan cepat, Raka langsung menusuk perut Iqbal.

"AKHH!"

"IQBAL!!"

Darah langsung menyiprat keluar saat Raka mencabut pisau nya. Iqbal pun seketika langsung tumbang, ia sempat tersenyum sekilas sebelum benar-benar menutup mata nya.

"Jangan ada yang mendekati nya!" ucap Raka saat melihat Alex berjalan kearah Iqbal.

Alex tak memperdulikan perkataan Raka, ia tetap berjalan mendekati tubuh Iqbal yang kini sudah terkapar di lantai.

"Jangan mendekat atau gue hancurin tubuh ini sekarang juga!" ucap Raka, memberi peringatan.

Bima langsung menarik tubuh Alex untuk mundur, "jangan nekat!"

"Gila! Lo bener-bener brengsek!" teriak Alex.

"Ya, gue emang gila," jawab Raka.

"Kenapa, Bang? Kenapa lo ngelakuin ini semua ke kita?" ucap Jimin dengan suara yang melemah, ia benar-benar kehabisan tenaga.

" Itu bukan urusan lo!" ucap Raka.

"Sejak kapan? Sejak kapan lo jadi kayak gini?"

Raka menggendikkan bahunya, "menurut lo, sejak kapan gue berubah?"

Bima, Jimin dan Jeka sudah tidak tahu harus berkata apalagi. Sedangkan Alex, ia menyentak tangan Bima dan langsung menerjang tubuh Raka. Alex meninju wajah Raka hingga pria itu tersungkur ke lantai.

Setelah itu Alex duduk diatas tubuh Raka dan meninju nya berulang kali. Bahkan sangking kuatnya tinju yang diberikan oleh Alex menyebabkan tangan nya juga ikut terluka.

"ANJENG! GILA LO! BRENGSEK! MATI LO DI TANGAN GUE SEKARANG!" ucap Alex sambil memukuli wajah Raka secara membabi buta.

Bima yang khawatir langsung menarik tubuh Alex dan menahannya, "LEPASIN GUE!! GUE MAU NGEHABISIN MANUSIA DAKJAL INI SEKARANG JUGA!! LEPASIN GUE!"

"Tahan emosi lo, Bang. Raka bisa mati kalo lo terus-menerus mukul dia kayak gitu," ucap Bima.

"Emang itu tujuan gue, manusia kayak dia gak bakal bisa diampuni" jawab Alex.

Alex terus memberontak namun tenaga nya kalah jauh dengan Bima, Jimin dan Jeka.

Raka melirik kearah Iqbal lalu ia bangun dari tempat nya. Raka memegangi wajahnya yang terasa sangat sakit, anjir, sakit banget tonjokan nya si Alex.

Raka memegang kerah baju Iqbal dan menyeretnya keluar dari ruang bawah tanah itu, namun sebelum pergi, ia menoleh kebelakang sejenak.

"Jika kalian masih pengen ngeliat mayat pria ini secara utuh, ikuti gue dan jangan ada yang berani bikin masalah atau ---" Raka tak melanjutkan perkataannya, justru ia memperlihatkan pisau yang berada di tangan nya, setelah itu Raka berjalan begitu saja sembari menyeret tubuh Iqbal.

"Gue bersumpah kalau dia bakalan mati di tangan gue!" ucap Alex.

Bima menghela nafas, ia mengerti dengan apa yang dirasakan oleh Alex. Ia pun sama seperti Alex, ingin sekali menghabisi Raka namun ini tak semudah yang dibayangkan. Entahlah, semua perkataan Raka maupun Iqbal sama sekali tidak bisa di cerna oleh logika nya. Seperti ada sesuatu dibalik kejadian ini. Tapi apa?

╚»★«╝ Bangunan Tua ╚»★«╝

Disinilah mereka, di sebuah ruangan yang terletak di bagian atap bangunan itu. Bahkan Bima, Alex, Jeka maupun Jimin sempat terkejut saat melihat ada ruangan di atap bangunan ini.

"Kenapa lo ngebawa kita kesini?" ucap Bima.

"Menurut lo apalagi?" jawab Raka sambil mempermainkan pisaunya.

"Bagaimana jika kita mengakhiri semuanya disini? Gue capek terus bermain-main dengan kalian," ucap Raka dengan raut wajah serius.

Alex berdecak, "gue yang bakal mengakhiri semuanya," ucap nya lalu berjalan mendekati Raka namun Jeka dengan segera mencegatnya.

"Plis, jangan ada perkelahian lagi. Demi tuhan, gue capek dengan semua ini!" ucap Jeka. Ia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi. Padahal niat awalnya mengajak mereka ke bangunan ini hanya untuk memecahkan misteri tentang bangunan ini. Tapi kenapa semuanya berakhir seperti ini?

"Jeka bener, jangan terlalu menganggap diri lo hebat atau lo bakal berakhir seperti Rey," ucap Raka lalu tersenyum remeh.

Darah Alex seketika mendidih mendengar Raka menyebut nama Rey.

"ANJENG!" tanpa berbasa-basi Alex langsung menghempas tangan Jeka dan ia kembali menyerang Raka.

Anjir, kena mulu gue. It's enough, okay! Mari akhiri semua nya.

Saat Alex hendak kembali menyerang Raka, suara seseorang membuat nya tersentak kaget.

"Stop, Bang!"

Alex, Bima, Jimin dan Jeka langsung menoleh kearah suara tersebut.

"Gak! Ini gak mungkin!"

"Rey?"









Bersambung...

Up : 8 Desember 2022

Bangunan Tua (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang