Menjauh

8K 954 54
                                    

Karina natap pemandangan murid-murid yang asik main futsal dan basket di lapangan outdoor sambil sesekali ngetuk-ngetuk pulpennya ke buku.

Karina sengaja ngga ikut ketiga temennya ke kantin buat istrahat dan milih buat ngadem di gazebo ujung lapangan volly.

"Hey! Ngelamun aja!" seru Winter yang tiba-tiba muncul sambil bawa roti sama air mineral.

"Tadi di kantin aku ketemu sama temen-temen kakak, tapi kakaknya malah ngga ada. Di cari kemana-mana ternyata malah disini!" ujar Winter. Karina tersenyum gemas.

"Kamu ngga makan?" tanya Karina.

"Ngga, tadi bawa bekal dari Mami." jawab Winter. "Nih, aku beliin kakak roti sama air."

"Makasih ya." Winter ngangguk lalu nyingkirin helaian rambut Karina dan nyelipin di belakang telinganya.

"Kakak sakit ya? Akhir-akhir ini aku liat kakak kayak lemes gitu?" sahut Winter.

"Ngga kok, emang lagi banyak urusan aja di Osis," balas Karina sambil ngunyah roti pemberian Winter.

"Mau jalan-jalan ngga nanti sore?"

Karina noleh, ngelihat Winter yang lagi senyum cerah banget ke dia.

"Emang kamu ngga ada kegiatan? Ngga usah, nanti malah ganggu waktu kamu."

"Ya ngga apa-apa, kakak kan pacar aku! Nanti sore jam 4 aku jemput, kita ke taman bermain sambil naik-naik wahana yang bagus!" seru Winter. Karina senyum dan ngangguk sebagai jawabannya.

"Oh iya test Kendo kamu yang kemarin gimana?" tanya Karina.

"Lancar kok, cuman waktu itu yang test bareng aku ngga sengaja mukul bagian tangan, udah ngga apa-apa sih tapi masih lumayan sakit."

Denger itu Karina membulatkan matanya, dengan cepat dia naruh rotinya terus meriksa bagian mana yang kena pukul.

"Yang mana yang kena pukul? Coba sini lihat!"

Winter naikin dikit lengan seragamnya dan nunjukin bekas yang kena pukul sewaktu test kemarin. Karina meringis ngelihat lengan kanan atas Winter yang lebam.

"Udah di obat atau di kompres belum?"

"Udah sering di kompres kok, di olesin krim juga sama Mami."

Ting!

Bunyi notifikasi dari handphone Karina itu bikin Winter natap layar persegi panjang yang ada di depannya. Ngga ada nama dari pengirimnya, itu nomor asing.

"Itu pesannya ngga mau di baca dulu kak?"

"Ngga usah ngga penting," balas Karina yang habis itu matiin handphonenya.

"Tapi gimana kalau pen--"

Chu~

Ciuman dadakan di bibir dari Karina itu bikin Winter diam seketika, badannya kaku seperti patung.

"Sore nanti di rumah aku aja ya, aku lagi ngga pengen keluar kemana-mana dulu. Boleh kan?" seru Karina.

"Winter!"

"H- hah? Kenapa kak?"

"Ish, sore nanti di rumah aku aja, nanti kita maraton film aja di kamar."

"O- oke," balas Winter yang masih berusaha ngumpulin nyawanya setelah serangan tiba-tiba tadi.

•••

"

Mami kemana, kak?" tanya Winter nyamperin kakaknya yang lagi nonton.

Bad Girl [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang