Pagi hari tiba.Seperti biasa, Dion dan Tio akan pergi ke kampus bersama.
Dan tentunya Dion di jemput oleh Tio.
"Sudah?" tanya Tio saat melihat Dion sudah siap dengan pakaiannya yang rapi.
Dion mengangguk.
"Baiklah kita berangkat sekarang."
Mereka berdua pun keluar dari apartemen Dion lalu menuju ke lift dan segera masuk ke dalamnya lalu memencet tombol lantai dasar.
Tingg
Saat sudah sampai dibawah, mereka langsung keluar dan menuju ke parkiran dimana mobil Tio berada.
"Di, bagaimana kalau nanti kita dihadang dijalanan oleh para Mafia itu?" tanya Tio sambil menyalakan mobilnya.
Dion yang mendengarnya lantas memutar bola matanya malas.
"Kau ini terlalu paranoid. Sudahlah, jangan dipikirkan lagi."
"Tsk. Bagaimana kalau kita bolos saja?"
Dion melototkan matanya horor ke arah Tio.
"Tidak Tidak! Sudahlah kau fokus saja ke jalanan."
Tio mengangguk lesu dan memfokuskan pandangannya pada jalanan yang ada dihadapannya.
Tak terasa kini mereka sudah sampai di kampusnya.
Mereka pun turun dari mobil sesudah memarkirkannya.
Lalu menuju ke kantin kampus dan membeli makanan masing-masing.
"Di, aku yakin kita masih menjadi bahan incaran para Mafia itu." ucap Tio sambil memakan sandwich nya.
"Oh ayolah yo, bisa tidak kau berhenti membicarakan para Mafia it--"
"Tidak. Lagipula aku heran, kenapa sepertinya kau tidak takut sama sekali?"
"Tsk. Kau pikir aku tidak takut begitu? Kau salah, bodoh. Justru aku sangat takut tetapi aku mencoba bersikap tenang."
Saat Tio hendak berbicara lagi, Dion segera memotongnya.
"Sudahlah jangan banyak bicara, kau tau tidak? Telingaku hampir tuli karna mendengar ocehanmu terus menerus."
Tio melotot tidak terima.
"Hei--"
"Makan saja sandwich mu itu! atau kau mau aku potong-potong tubuhmu lalu aku jadikan isi an sandwich?"
Tio pun bergidik ngeri saat membayangkan tubuhnya dipotong-potong dan memilih untuk diam.
"Begitu kan enak. Lagipula suaramu itu terlalu cempreng untuk ukuran pria, aku sarankan kau kurangi makanan yang bisa membuat suaramu menjadi bertambah cempreng."
Tio melototkan matanya untuk yang kesekian kalinya.
"Hei, aku sarankan agar kau rajin mengaca."
Dion yang mendengarnya lantas tersedak minumannya sendiri.
"Sialan. Apa-apaan kau ini?! Suaramu itu yang memekakkan telinga. Kenapa jadi aku yang kau ikut-ikut kan?"
"Ah sudahlah, percuma berdebat dengan perawan."
"Brengsek kau Tio! Aku sarankan kembali kau untuk menjahit mulutmu."
"Kau gila? Kau saja sana."
"Kenapa kau selalu melempar semuanya padaku?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA Vs HACKER {COMPLETED}
Romance"Oh rupanya yang meretas sistem kita adalah bayi mungil ingusan?" "Brengsek. Lepaskan aku!!" "Oh tidak semudah itu babe. Sekarang, mari kita menghukumu dulu." "Mati saja kau, sialan!" S2 dari Mafia Vs Hacker berjudul "Don't you dare go, baby." Dan S...