chapter 5

143K 14.2K 1.6K
                                    


Dion hanya menatap Jackson tajam lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Jika sudah tidak ada apa-apa lagi, aku pulang."

"Kau mau kemana?"

"Kau tuli? Aku bilang, aku pulang."

Jackson lantas mengeram kesal.

"Tidak."

Dion pun memelototkan matanya horor.

"Apa maksutmu pak tua?!"

"Kau tidak usah pul--"

"Lalu? Aku harus tidur di gudang begitu? Atau aku harus tidur di kamar mandi begitu? Aku tidak mau!."

"Kau tidur denganku."

Dion lantas menganga dengan mata yang mendelik tajam.

"Kau gila! Aku sekarang semakin yakin bahwa kau memang gila. Iya benar, kau pasti gila."

Jackson hanya menatap Dion datar.

"Pertama, aku tidak gila. Kedua, kau adalah milikku jadi aku bebas memperlakukan dirimu seperti apa. Dan yang ketiga, kau harus memperbaiki cara bicaramu yang sangat tidak bermoral itu."

"Sialan. Tapi kita bahkan belum membahas kontraknya dan kau sudah seenaknya saja memperlakukanku seperti barang milikmu."

"Kau lupa? Disini aku lah pihak yang dirugikan."

Dion kembali memutar bola matanya malas untuk yang kesekian kalinya.

Dion yakin, lama-lama matanya pasti akan keluar gara-gara pria tua ini.

"Bisa tidak kau tak membahas hutang--"

"Tidak."

"Baiklah baik. Aku akan tidur denganmu. Tapi ingat, hanya tidur saja. Tidak lebih."

Jackson pun menyeringai puas.

"Baiklah. Roki, ambilkan semua keperluan penting Dion di apartemennya dan pindahkan ke kamarku."

Dion sontak melototkan matananya lebar.

Hei, apa yang akan di lakukan Pak tua ini?

Apakah dia akan tinggal disini?

"Sialan. Apa yang kau lakukan?!"

Jackson pun terkekeh rendah.

"Kau milikku jadi aku bebas melakukan apa saja tanpa persetujuanmu. Termasuk menyuruhmu untuk tinggal disini."

"Kau gila? Tidak tidak tidak. Aku tidak mau."

"Terserah, aku tidak peduli. Dan kau Roki, kenapa kau masih disini?"

"Ah? Oh baik bos."

Setelahnya Roki pun pergi keluar dari ruangan itu dan menyisahkan Dion yang sedang menyumpah serapai Jackson.

"Kau sungguh gila. Aku bilang tidak mau ya tidak mau. Apa kau tuli? Apa kau tidak punya otak? Apa kau tidak waras? Apa kau tidak mengerti bahasa manusia? Apa ka--"

"Sayang, diamlah. Kau lelah bukan?"

"Dasar sok tau."

"Tapi aku benar, bukan?"

"I-iya lah."

"Nah maka dari itu, mari kita ke kamarku. Kau bisa istirahat disana."

"Bisa tidak kalau aku tidak tidur di--"

"Tidak."

Dion pun lantas mencibir.

"Cih. Dasar orang kaya pelit."

MAFIA Vs HACKER {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang