chapter 4

146K 15.1K 3.5K
                                    

"Ada apa Tuan Jackson mencariku?"

"Ikut aku." titah Jackson datar.

Dion hanya mengangguk pasrah.

Percuma kan jika dirinya melawan? Toh, pria ini juga tidak akan melepaskannya dengan mudah.

Mereka bertiga pun keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju ke parkiran dimana mobil Jackson berada.

Bolehkah Dion berharap agar dirinya bisa melarikan diri?

Bolehkah?

Hah.. Sudahlah, mungkin jalan hidup Dion memang akan berakhir sampai sini.

"Masuk."

"Hei, bisakah aku ke toilet seb--"

"Tidak."

"Emm kalau begitu, bisakah aku mem--"

"Tidak. Masuklah."

Ingin rasanya dia berteriak bahwa dirinya telah diculik.

Tapi dia berpikir, mana ada orang percaya jika yang menyuliknya saja sangat tampan dan kaya.

Lalu untuk apa menculik dirinya yang tak ada harganya sama sekali?

Miris memang.

"Masuk. Apa kau tuli?"

"Sialan. Kau yang tuli! Seluruh keluargamu tuli."

"Masuk. Sekarang. Juga." perintah Jackson dengan menekan setiap kata nya dan jangan lupakan wajah datar nan dingin yang menusuk itu.

Dion pun pasrah dan masuk ke dalam mobil mewah itu yang sialnya ingin dia hancurkan sekarang juga.

Setelahnya, mereka pun berlalu pergi meninggalkan area kampus itu.

Dalam hati, Dion berharap agar ada bandit-bandit yang mencegatnya dijalan dan membunuh kedua pria arogan yang berada didalam mobil ini.

Atau dia berharap agar kecelakan tapi hanya dirinya saja yang selamat.

Arggh... Entahlah kepalanya pusing.

Apa dia melompat saja dari mobil ini?

"Singkirkan pikiran-pikiran konyolmu."

Dion pun menoleh ke sampingnya yakni tempat dimana Jackson berada.

Jadi saat ini Jakson duduk disebelahnya.

Sementara Roki menyetir didepan.

Oh, lupakan tentang tempat duduk.

Dion jadi heran, apakah pria arogan di sampingnya ini cenayang? Atau punya ilmu hitam? Atau--

"Kubilang singkirkan pikiran konyolmu."

Lantas Dion pun memilih untuk diam.

Selang beberapa saat, kini mereka pun sampai di mansion mewah dan megah milik Jackson.

Mereka pun masuk lalu menuju ke ruangan rahasia milik Jackson.

Jujur saja Dion sekarang sedikit takut.

Entahlah, padahal dulu dia tidak takut mati tapi sekarang?

Membayangkan dirinya di tembak saja membuat tubuhnya merinding.

"Duduk."

Dion pun menurutinya lalu duduk di kursi dengan Jackson dan Roki di hadapannya.

"Kau tau apa kesalahanmu?" tanya Jackson dengan dingin dan menusuk.

Dion hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau punya mulut?"

Dion menganggukkan kepalanya untuk yang kesekian kalinya.

MAFIA Vs HACKER {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang