Chapter 08: Pertarungan Dimulai

5 0 0
                                    

Malam hari ini sepertinya akan menjadi malam yang panjang dan mengerikan. Sepertinya obat yang diberikan oleh Saber sudah menunjukkan khasiatnya. Lengan kiriku sudah mulai membaik dan rasa sakitnya juga sudah reda.

"Apa kau yakin dia akan menuju ke tempat ini, Saber?" Tanyaku kepada Saber.
"Aku yakin, ia hampir mengunjungi tempat ini setiap malam" Jawab Saber.
Pemakaman adalah tempat yang sangat tidak ingin ku kunjungi. Semua keluargaku dan orang yang kusayangi berakhir di tempat ini. Wajah sedih sedikit tampak dari raut wajahku. Perasaan sedih yang tak kunjung hilang walau sudah 10 tahun sejak aku kehilangan keluargaku. Sungguh ironis.

"Itu dia, Master" Sambil menunjuk ke arah orang yang memandangi sebuah makam.
"Ternyata dia benar-benar disana" Kataku.
"Apa yang sedang ia lakukan? " Tanyaku.
"Mengunjungi sebuah makam? " Tanyaku lagi.
"Mungkin itu benar. Lihat master, dia bahkan mengepalkan tangannya untuk berdoa" Jawab Saber.
"Aku merasa tidak enak kalau mengganggunya sekarang" Jelas ku.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan, master? Apakah kita akan pergi dari sini? " Tanya Saber kepadaku.
" Tidak, kita akan membiarkan nya menyelesaikan urusannya terlebih dahulu" Jawabku.

Setelah 5 menit berlalu orang itu membalikkan badannya ke arahku dan menunjuk ke arahku. Seorang spirit langsung muncul dan terbang ke arah kami. Refleks Saber sangat cepat, dengan cepat ia langsung memasuki battle mode dengan baju jirahnya dan pedang yang menahan serangan dari Barserker.
"Jadi kau lagi, ya? Apa yang kau inginkan dari ku? " Tanya orang itu kepadaku.
"Apakah kejahatanmu itu pantas dihukum hanya dengan kematian? " Tanyaku dengan nada datar.
"Memangnya kau siapa? Malaikat? Atau seorang utusan Tuhan untuk mengadili ku? Kau tidak punya hak untuk melakukan itu, bocah naif!!!" Ia menjawabnya dengan bentakan.
"Bunuh mereka semua, Barserker!!!" Lanjutnya.

Pertarungan Barserker dan Saber terus berlanjut, Ayunan pedang mereka sangat cepat. Sesaat setelah serangan cepat dari Barserker, saber menyerang tepat di bagian dadanya. Darah mengalir membasahi pedang Saber. Akan tetapi Barserker malah mengayunkan godamnya dengan kekuatan penuh ke arah Barserker. Saber dengan cepat langsung mundur kebelakang dengan pedang yang masih menancap di dada Barserker.
"Apakah dia tidak merasakan sakit dengan tusukan itu?" Tanya Saber dengan suara sedikit pelan sehingga sepertinya hanya diriku yang dapat mendengarnya.
"Apa yang kau lakukan Master? Cepat urus Master lain yang ada ada di depan sana" Perintah Saber kepadaku.
"Aku tidak bisa melakukannya" Jawabku dengan serius
"Apa kau merasa akan kalah, Master bodoh" Tanya Saber geram.
"Bukan itu masalahnya, aku hanya gak bawa senjata apapun hari ini" Jawabnya.
"Untuk apa tanganmu diciptakan, master bodoh" Tegas Saber.
"Ho, kau benar. Tinggal kuhajar saja, kau sangat jenius, Saber" Jawabku dengan polos.
"Ini bukan waktunya bercanda" Tegas Saber kesal.

Barserker yang tadinya terdiam langsung maju menghantamkan godamnya ke arah Saber yang tidak memegang senjatanya. Ini kesempatan ku, pikirku. Aku langsung maju dengan cepat ke arah orang yang mengendalikan Barserker. Aku yang sedikit sampai ke arah orang itu, Barserker tiba-tiba ada di sampingku. Dengan tangan ke atas dan bersiap menghempaskanku. Apakah ini akhirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate: Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang