Dua anak muda yang saling berselisih, hingga penampakan mayat dimana-mana. Sebuah pemakaman yang sangat menyedihkan, tapi dihadiri oleh orang-orang yang tersenyum lebar. Hanya satu sosok yang saat itu menjadi perhatian. Satu-satunya orang yang meneteskan air mata di atas pemakaman itu. Sosok yang sangat familiar. Lalu pemandangan itu nampak kabur dan aku terbangun dari tidurku. Jam dinding masih menunjukkan jam 4 pagi. Setelah mimpi itu aku tidak bisa tidur lagi. Aku memutuskan untuk olahraga pagi dan berlatih di ruangan sebelah rumahku yang memang kubuat untuk tempat latihan judoku. Dulunya ruangan adalah gudang yang berisi berbagai macam barang-barang aneh.
Aku menuruni anak tangga dan turun ke lantai dasar. Di atas sofa aku melihat saber sedang tidur(padahal Servant itu tidak butuh tidur). Pantas saja wajah dalam mimpiku terasa familiar. Ternyata itu adalah Pak tua ini. Apakah itu masa lalunya. Padahal sebelum ini aku tidak pernah bermimpi aneh seperti tadi. Kalau itu benar-benar masa lalunya itu sangat menyedihkan.
Aku berasumsi kalau mimpi itu termasuk efek dari Perang Cawan Suci. Wajarnya seorang Master akan mengetahui masa lalu Servantnya saat pemanggilan berlangsung. Tapi berbeda dengan diriku. Saber bukanlah Servant yang kupanggil, melainkan Servant yang memang sudah ada sejak Perang ini belum terjadi. Aku tidak tahu siapa Master dari Saber sebelumnya. Pak tua ini juga tidak memberitahuku kenapa dia langsung menganggapku sebagai Master barunya. Misteri yang belum kuketahui kebenarannya.
Aku segera ke kamar mandi dan mengganti pakaian tidurku. Setelah kejadian kemarin, membuatku merasa sedikit kesal. Seorang teman masa kecilku memanggil Servant. Padahal aku sendiri ingin menjauh dari Perang bodoh ini, tapi dia malah mengikutinya. Tapi aku tidak ingin kehilangan keluargaku lagi.
Aku keluar dari rumahku dan membuka gerbang besi yang ada di depan rumahku. Rumahku dikelilingi tembok yang lumayan tinggi. Tingginya sekitar 2 meter. Aku berlari santai di pekarangan komplek. Benar saja, belum banyak orang yang berkegiatan di jam 4 pagi. Hanya beberapa tetangga saja yang baru bangun dan segera pergi ke pasar pagi. Ada beberapa tokoh kecil yang sudah mulai buka. Aku menyapa beberapa dari mereka. Mereka mengenalku dan ramah kepadaku karena keluarga Beatumn dan Viribus(orangtua kami) adalah orang yang baik dan sering membantu para tetangga. Kami sengaja menutup identitas sebagai penyihir, karena itu adalah hal yang tabu untuk diperbincangkan.
Setelah lumayan dengan pemanasan aku kembali ke rumah dan memulai untuk berlatih judo dan kendo. Aku memang suka dengan bela diri terutama judo. Lalu Saber mengajakku untuk berlatih berpedang. Awalnya aku berlatih pedang dengan gaya berpedang arab dan nusantara. Tapi setelah melihat ahli pedang Kendo dan samurai dari Jepang, aku jadi tertarik mempelajarinya. Hampir semua yang ada di rumahku seperti perabotannya dan juga hiasan yang ditinggalkan oleh ayah dan ibuku memiliki gaya Jejepangan. Ini sangat wajar karena Ibuku adalah asli orang jepang.
Walaupun aku tidak mengingatnya, album foto yang kutemukan memperlihatkan Ibuku yang mempunyai kulit putih halus dan rambut panjangnya. Wajahnya tidak menunjukkan sedikitpun wajah khas dari orang Indonesia. Aku juga bertanya kepada Lucy bagaimana wajah dan rupa Ibuku. Lucy mengatakan kalau Ibu adalah perwujudan dari kecantikan orang jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate: Dark Side
FanfictionMenceritakan tentang perang yang diikuti oleh Master yang memanggil Servant untuk memperebutkan cawan suci.