Hidup yang tenang dan bahagia tanpa adanya gangguan adalah keinginanku dan motto hidupku. Tapi kehidupan bukanlah sesuatu yang dapat kita prediksikan dengan mudah dan akan tetap memiliki rintangan di dalam kehidupanku maupun kehidupan orang lain. Ya, intinya aku hanya menginginkan kehidupan yang tenang.
Suara ayam dari beberapa tetangga adalah alarm yang selalu membangunkanku di pagi hari. Rumahku yang cukup luas dan besar terasa sangat sepi. Rumah itu hanya dihuni oleh diriku dan seseorang yang tidak ingin kusebutkan namanya. Semenjak kematian orang tuaku seharusnya aku tinggal dengan kerabat jauh ibuku, tapi aku menolaknya. Seorang lelaki yang mengaku sebagai adik dari ayahku tiba-tiba datang dan mengatakan akan menjadi waliku. Ia mengatakan kepadaku bahwa ia mengenal baik ibuku dan ayahku. Lelaki itu memperkenalkan dirinya "Panggil saja aku Paman Raden".
Sebenarnya Paman Raden bukanlah orang yang jahat. Selama dalam adopsinya semua kebutuhanku terpenuhi. Ia juga orang yang humoris tapi agak menyebalkan. Yang paling menyebalkan adalah ia selalu pergi tanpa pamitan dan hanya meninggalkan surat yang bertuliskan "Aku ada urusan bisnis, ini biaya hidupmu untuk bulan ini". Benar-benar orang yang tidak punya perasaan meninggalkan anak berumur 7 tahun sendirian. Sebenarnya ini lebih baik dari pada aku harus pindah jauh dengan kerabat ibuku dan meninggalkan rumah yang kurasa memiliki banyak kenangan ini.
" Oi, oi apa introducenya udah selesai? Aku udah laper tau!". Suara yang langsung menghilangkan semua keheningan di rumah yang luas ini. "Tunggu sebentar lagi, Kau tahu aku ingin memberikan perkenalan yang membekas kepada para pembaca". "Ya, ya ya terserah".
Setelah semua yang terjadi, memang aku tidak hanya tinggal sendiri. Dengan dandanan ala arab ia memperkenalkan dirinya sebagai Servant kepadaku saat aku terbangun dari rumah sakit. Paman juga tahu tentang servant yang dan tidak terlalu mempedulikannya. Paman hanya merasa tenang karena aku tidak akan kesepian.
Setidaknya itulah yang dia pikirkan, tetapi orang yang satu ini lebih menyebalkan dari pamanku. Selalu meneriakiku saat pagi hari, sering memecahkan barang di rumah dan selalu mengangguku saat belajar. Hanya satu hal baik yang kusuka darinya, yaitu kemampuan beladiri dan juga menggunakan senjata lainya. Ia mengajarkan banyak hal tentang itu.
"Apakah seorang yang tidak punya wujud tetap sepertimu merasa lapar?" Tanyaku. "Tidak juga, aku hanya menyukai masakanmu yang enak. Dan ini hanya nafsu yang kumiliki sebagai seorang manusia di masa lalu."
"Takuya, Takuya, Oi" Suara yang lumayan keras memanggilku dari luar. "Cieeee yang punya cewek udah nunggui tuh" Saber menggodaku. "Diamlah" dengan bergegas aku beranjak dari meja makan dan menyuruh Si penumpang ini untuk membereskan piringnya.
"Jangan lupa diberesin"
"Iya, Iya"Aku keluar dan menyapa seorang gadis yang berperawakan cantik. Dengan tinggi hanya 165 cm dan rambut pirangnya ia langsung nyeletuk "Kau lambat banget, tau gak ini udah jam berapa? gimana kalau kita telat"
"Iya, iya Lucy" Suaraku agak merendah.
"Bisa gak, jangan manggil namaku dengan nada gitu?" Ia langsung memarahiku.
"Emang kenapa, Lucy. Apa itu mengganggumu?" aku sedikit menggodanya.
"Iya itu mengganggu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate: Dark Side
Hayran KurguMenceritakan tentang perang yang diikuti oleh Master yang memanggil Servant untuk memperebutkan cawan suci.