Mencintaimu adalah perihal mudah tetapi di cintai oleh mu lah perihal yang sangat sulit.
🌻🌻🌻
Berlin, Jerman 07.00
Hari ini Aqeela sudah siap dengan gaya kasualnya, dia akan pergi menuju ke kampusnya untuk mengurus segala berkas agar dia dapat cepat berkuliah
"Morning aunty" Ucap Aqeela saat melihat aunty Ane berada di meja makan dengan baju kerjanya
"Morning sayang, kamu berangkat sendiri gapapa kan? Biar nanti di antar sopir dan setelah itu kamu harus menghapal jalan agar besok saat membawa mobil sendiri tidak tersesat, oke?" Ucap aunty Ane
"Baiklah" Ucap Aqeela dengan senyum manisnya
"kamu sarapan ya, maaf aunty nggak bisa nemenin karena aunty ada meeting pagi" Ucap Aunty Ane dengan nada menyesal
"Its okay aunty, hati-gati di jalan" Ucap Aqeela
Aqeela menyuapkan roti yang telah di olesi selai strawberry kesukaannya, dia sangat kagum dengan aunty Ane yang selalu bekerja keras, dia adalah seorang wanita karir yang sukses, sebenarnya aunty Ane sudah menikah tetapi karena kecelakaan pesawat yang di alami almarhum suaminya saat awal pernikahan membuat aunty Ane harus kehilangan laki-laki yang di cintainya dan sampai sekarang pun Aunty Ane tidak ada niatan untuk menikah lagi karena dia masih mencintai almarhum suaminya, apa itu yang di namakan cinta sejati? Entahlah, sepertinya iya.
Setelah menyelesaikan sarapannya Aqeela langsung pergi menuju mobilnya, di sana dia telah di tunggu oleh sopirnya yang akan mengantarnya ke kampus dan mengenalkan beberapa tempat di kota Jerman ini karena dia harus mulai belajar menghafal jalan agar dia bisa pergi kemana saja tanpa harus takut tersesat. Memang ada googlemaps tapi Aqeela sangat bodoh membaca itu.
Saat tiba di kampusnya, Aqeela langsung mengurus berkas-berkas dan itu cukup melelahkan setelah itu dia memutuskan untuk pergi ke salah satu Cafe di dekat kampusnya karena dia menunggu jemputan dari sopirnya yang dia suruh untuk pulang, dan saat Aqeela selesai dia akan menghubunginya.
"One hot choco late and cheese cake, please" Ucap Aqeela kepada pelayan cafe tersebut
"All right, please wait" Ucap Pelayan tersebut dan langsung pergi meninggalkan Aqeela
Mata Aqeela menyapu sekeliling Cafe yang lumayan rame ini, dan matanya tertuju kepada laki-laki di belakang meja dengan serius yang tengah membuat pesanan kopi, dengan topi hitam yang bertengger di kepalanya dan celemek berwarna hitam. Tanpa sadar Aqeela tersenyum melihat laki-laki tersebut, dia masih sama seperti terakhir kali saat Aqeela melihatnya, laki-laki pekerja keras yang tidak mau bergantung kepada siapapun.
Lamunan Aqeela terbuyarkan oleh pesanan yang telah datang, dia menikmati makanan dan minumannya dan tak terlepas pandangannya mengarah kepada laki-laki pelayan cafe yang masih sibuk dengan segala pesanan, apalagi ini jam makan siang jadi satu persatu mulai masuk ke cafe dan keluar cafe. Sepertinya memperhatikan aktifitas laki-laki itu akan menjadi hobby Aqeela mulai sekarang, karena dengan melihatnya saja dia bisa membuat Aqeela tersenyum dengan lebar.
Sopir Aqeela telah menjemputnya dan sekarang Aqeela tengah berkeliling Kota Berlin, Jerman dengan sopirnya. Dia cukup bahagia bisa mewujudkan mimpinya ini, rasanya memang masih tidak percaya tetapi ini cukup membahagiakannya. Setelah berkeliling, Aqeela langsung pulang dan merebahkan dirinya di kasur empuknya. Hari ini, dia benar-benar merasa bahagia dan sebagai pelengkapnya malam nanti dia akan bertemu dengan Elnya, Elnya? Rasanya itu terlalu berlebihan karena dia dan El hanya sebatas teman.
Bicara tentang El, dia adalah tipikal laki-laki idaman seluruh wanita, dengan wajah tampannya dan kecerdasan otaknya itu sangat perfect, selain itu dia sangat bekerja keras, dari kecil El selalu memanfaatkan beasiswa dan lomba-lomba di sekolahnya untuk mendapatkan uang, dia bukan dari kalangan bawah, dia cukup berada. Tetapi perihal orang tuanya, dia tidak mau menyusahkannya karena menurutnya orang tuanya cukup di susahkan olehnya dan akhirnya orangtuanya memutuskan berpisah dengan alasan yang di ketahui El bahwasannya Mamanya tidak pernah mengurus El dengan baik, dan akhirnya keputusan pengadilan, dia di asuh oleh papanya. Tetapi hubungan El dengan papanya tak berjalan dengan baik karena papanya langsung menikah lagi setelah berpisah dengan mamanya, dan mamanya pun melakukan hal yang sama. Itu yang El benci kepada orang tuanya, egois dan tak mau berfikir tentang El dan mulai saat itu El tak mau menggunakan segala fasilitas orangtuanya.
Jika di pikir banyak rasa kesakitan dalam hidup El, dari perpisahan orang tuanya yang membuatnya terpukul dan selalu menyalahkan dirinya sendiri, dari dia yang selalu di anggap miskin karena selalu mendapat beasiswa dan itu membuatnya tidak memiliki teman.
Berlin, Jerman 19.00
Aqeela sudah siap dengan sweeter berwarna hijau dan celana jeansnya. Dia sudah sangat siap untuk bertemu dengan El, dia sangat exited karena sangat banyak yang ingin dia ceritakan kepada laki-laki tersebut dan dia juga tidak sabar mendengar segala cerita El, dia merindukan masa dulu saat selalu menceritakan segalanya kepada El.
El bagai buku diary Qeela saat kecil, apapun akan dia ceritakan kepada El bahkan saat dia di gigit nyamuk pun dia akan menceritakan kepada El. Dan El pun sebaliknya dia akan menceritakan apapun kepada Aqeela. Tidak ada rahasia di antara mereka, bahkan dulu Aqeela tahu jadwal El dari bangun tidur sampai tidur lagi. Persahabatan yang lucu, dan jangan lupakan bahwasannya El sangat romantis, dia akan selalu memberikan Aqeela setangkai mawar berwarna biru yang dimana saat itu sangat langkah dan mahal, dan dia memberikan hampir setiap hari. El pun adalah seperti malaikat pelindung bagai Aqeela yang selalu siaga menangkap Aqeela saat sedih.
"Qeelaa" Teriak Aunty membuyarkan lamunan Aqeela tentang masa kecilnya bersama El
"Iyaa tante" Ucap Aqeela yang langsung menuruni tangga.
"Tuh di tunggu sama El di depan, have fun ya" Ucap Aunty Ane
"Terimakasih Aunty" Ucap Aqeela yang langsung menghampiri El.
Malam ini sangat mendukung mereka berdua, karena langit begitu cantik di taburi oleh bintang-bintang yang sangat indah.
"Kita mau kemana El?" Ucap Aqeela
"Ke suatu tempat, kamu kok kepo" Ucap El menggoda Aqeela dan itu membuat Aqeela memasang wajah cemberut
"Ish, kamu mah" Ucap Aqeela memukuli pundak El dan itu membuat El tertawa
"Iyaa iyaa Qeel, maaf" Ucap El
"Makanya jangan ngeselin" Ucap Aqeela
"Lihat aja nanti, pasti kamu akan takjub sama tempatnya" Ucap El
"Kita buktikan nanti" Ucap Aqeela dengan nada menantang.
"Baiklah nona" Ucap El
Mereka tiba di bangunan bergaya Eropa dan bertulisan "Hotel Aleanta" dan itu termasuk hotel berbintang 5 dengan gaya eropa
"Kita ngapain kesini? Kamu gak berniat ngapa-ngapain kan El?" Ucap Aqeela dengan suara khawatir
"Menurut kamu?" Ucap El dengan nada yang menakutkan menurut Aqeela
✨✨✨✨
I'm Back 😌🌼 Gimana keadaan kalian? Bahagia kah? Gimana puasanya? Lancar? Semoga cerita ku bisa menemani kalian di tengah senggang kalian 💛✨🌻 Aku mau ngucapin terimakasih untuk supportnya dan masih mau menunggu cerita ini UP, thankyou so much 💛✨ See you on next chapter ya 💛 jaga diri kalian baik-baik ya, aku akan secepatnya kembali 🌻✨
I YELLOW YOU 💛✨
Salam, Lenn 🌼💛

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY AQEELA (2)
Novela Juvenil🚫 DILARANG KERAS PLAGIAT🚫 ✨Follow Dulu sebelum membaca yaa ✨ Masa lalu adalah masalah terbesar dalam setiap hubungan. Aqeela yang sudah memiliki tambatan hati yang baru tetapi terpaksa harus di himpit keadaan antara memilih masa lalu atau masa dep...