Mama El

636 91 43
                                        

Salah satu virus kebodohan ya karena cinta

👑👑👑

Sepulang dari Cafe El dan Moza langsung pergi untuk memenuhi mama El sesuai permintaan El. Dalam perjalanan tidak ada yang membuka suara satu sama lain, mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

Sedangkan di lain sisi Aqeela tengah sibuk menghubungi El yang sedari tadi tidak ada kabar, entah kenapa sekarang dirinya merasakan khawatir kepada El. Aqeela merebahkan dirinya pada kasur empuknya sambil berharap Handphonenya akan berbunyi dan menunjukan notifikasi dari El, tetapi semuanya tak kunjung sesuai harapan Aqeela.

Di lain sisi El dan Moza sedang berada di gedung besar dengan nuansa serba putih dan bertuliskan "Rumah Sakit Jiwa"

"Are u okay?" Tanya Moza

"Hm" Jawab El

"Ayo masuk, pasti tante uda nungguin lo" Ucap Moza memberikan semangat kepada El

"Iya, ayo" Ucap El sambil menggandeng tangan Moza

Di balik segala sikap El, dia menyembunyikan banyak rahasia termasuk merahasiakan mamanya yang tengah sakit jiwa, bukan karena El malu hanya saja dia tidak ingin di kasihani oleh siapapun.

Saat sampai di ruangan mamanya, El melihat mamanya tengah menekuk lututnya dan memeluk foto Papanya.

"Assallamuallaikum Ma" Ucap El

"Kamu? Heheh kamu kesini lagi? Kamu baik, tidak ada yang menjengukku. Semua jahat, yaa termasuk laki-laki yang berada di foto ini, dia jahat?! Dia pergi, dia meninggalkan ku" Ucap Mama El, bayangkan mama yang melahirkan kalian melupakan kalian dan menganggap kalian asing, apa sakit? Tentu! Dan itu yang tengah di rasakan El, dia benar-benar menahan untuk mengeluarkan air matanya 


"Mama gak boleh sedih terus ya, ikhlasin semua yang ada. Di sini ada El yang masih butuh sama mama" Ucap El

"Hihihi kamu lucu, kamu panggil aku mama hihihi" Ucap Mama El yang masih tidak paham dengan perkataan El, lagi dan lagi El menatap mamanya dengan nanar

"Hai taante, ini Moza. Apa tante masih ingat dengan ku?" tanya Moza untuk membuat suasana sedih di sana menjadi mencair

"Nggak, kamu siapa? Kalian pacaran yaa hihihi, cieeee kalian cocok! Tapi jangan terlalu mencintai, cinta bisa bikin kalian gila hahaah" Ucap Mama El dengan tawa terbahak-bahak dan itu membuat Moza tersenyum hambar begitupun dengan El yang sudah tidak tahan melihat keadaan mamanya

"Za aku tinggal ke ruangan dokter dulu ya" Ucap El dan langsung pergi

Dan tinggalah Moza dan mama El sekarang.

"Tante, sangat menyayangi dia ya?" Tanya Moza sambil menunjuk foto yang sedari tadi di peluk mama El

"Iyaa, dia tampan kaya laki-laki tadi. Dia baik, tapi dia sekarang sudah pergi. Dia ingkar janji padaku" Ucap mama El sambil menangis, Moza yang melihat itu langsung memeluknya.

El sekarang tengah berkonsultasi dengan dokter yang tengah menangani mamanya, dokter mengatakan mamanya masih belum ada perkembangan apapun, setidaknya itu bagus tidak seperti dulu yang terus meraung menangis untuk memaksa menemui papa El, sekarang mama El sudah sedikit tenang walau terkadang dia akan menangis dan mencoba bunuh diri.

Moza masih terus menenangkan mama El, dan perlahan pun mama El sudah mulai tenang di pelukan Moza. Moza saja yang bukan anaknya sangat begitu sakit saat melihat Mama El seperti itu, apa lagi El anaknya rasanya dia tidak bisa membayangkan.

"Ma, El pulang dulu ya? Mama jaga diri baik-baik, minggu depan El kesini lagi, mama harus sembuh ya?" Ucap El sedangkan mamanya masih fokus ke foto papanya

"Tante, Moza pulang ya? Tante harus sembuh, ada El yang masih butuh tante" Ucap Moza

Sedangkan Aqeela masih berharap ada notif dari El, hari sudah gelap seharusnya El sudah pulang dari pekerjaannya tetapi sampai sekarang dia tidak menghubunginya, rasanya kalau seperti ini Aqeela seperti menunggu notif dari pacarnya saja.

Ngomong-ngomong tentang El, Aqeela sedikit merasakan sedikit baper karena gombalan-gombalan El tadi di Cafe, sungguh saat mengingatnya Aqeela seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri.

Tapi yaa namanya human boy selalu mengghosting setelah membuat anak gadis baper. Rasanya Aqeela sangat gemas, apa semua laki-laki sama? Tidak Rassya, tidak El membuatnya terbang tinggi lalu menjatuhkannya, rasanya dia seperti layang-layang.

Saat tengah asik dengan pemikirannya, Aqeela di kejutkan dengan ketukan pintu kamarnya oleh Aunty Ane.

"Qeel" Ucap Aunty Ane

"Ya Onty" Ucap Aqeela

"Ada yang nyari kamu tuh di bawah, samperin gih" Ucap Aunty Ane sambil mengusap pucuk rambut Aqeela

Aqeela sangat yakin bahwasannya yang menghampirinya adalah El, dan tebakannya itu benar. Di depan rumahnya ada El yang tengah berdiri dengan memakai baju kemeja warna hitam dan celana coklat pendek, you knowlah laki-laki berbaju hitam pesonanya sangat tidak main-main.

"Hai" Ucap Aqeela dengan sedikit grogi, entah kenapa saat El memakai style begitu membuatnya grogi, memang tidak sopan para human boy ini. Apa tidak sadar kalau mereka pakai baju warna hitam gantengnya nambah apa.

Tanpa memabalas sapaan Aqeela, El langsung menubruk badan Aqeela untuk memeluknya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aqeela, rasanya dia membutuhkan sandaran sekarang setelah melalui hari yang menyakitkan tadi, dia sudah tidak tahan harus berpura-pura baik-baik saja sekarang.

Aqeela hanya mengusap punggung El saja, dia tidak mau berkata apa-apa karena dia tahu yang El butuhkan hanya pelukan bukan pertanyaan. Aqeela merasakan El menangis di ceruk lehernya karena dia merasakan lehernya yang basah.

Setelah tenang, Aqeela membawa El ke taman samping rumah aunty Ane, di sana El masih menyandarkan kepalanya di bahu Aqeela. Diantara mereka pun masih belum ada yang membuka pembicaraan.

"Qeel, thankyou" Ucap El

"For?" Tanya Aqeela

"Everything" Ucap El sambil mengeratkan pelukannya kepada Aqeela

"El, Are u okay?" Tanya Aqeela, membuat El menatap mata Aqeela. Jarah wajah Aqeela dan El hanya berjarak beberaoa senti itu membuat Aqeela merasakan deru nafas El memberat dan tatapan mata El yang penuh dengan luka. Tanpa bertanya seharusnya Aqeela tahu, bahwa El tengah tidak baik-baik saja.

"I'm fine, aku akan baik-baik saja selama kamu ada di samping aku Qeel" Ucap El sambil menatap mata Aqeela

"Mau cerita?" Tanya Aqeela

"Nanti, aku sekarang hanya butuh pelukan. Boleh?" Tanya El dan di angguki oleh Aqeela

"Aku akan selalu ada di sini El, tolong jangan bersedih, itu membuatku sakit" Ucap Batin Aqeela

Di bawah sinar bulan dan bintang El dan Aqeela saling mengeratkan pelukan mereka tanpa adanya suara. Mereka menikmati malam ini berdua. Tetapi tiba-tiba suasana tenang itu di gantikan dengan suasana tegang karena kedatangan seseorang.

"Qeel?!" Ucap seseorang tersebut

✨💛✨💛✨

Hai! Apa kabar kalian? Apa hati sudah menemukan isinya? Atau masih saja kosong? Atau malah sudah ada isinya tapi doi gak peka? eh ups 🤭🤭

BTW sudah lama aku tidak menulis cerita ini astaga ehe, maaf yaa atas lama updatenya karena banyak hal di dunia kenyataan ini yang harus di jalankan :((

Terimakasih yang sudah setia menunggu dengan setia dan membaca cerita aku 💛

I Yellow You guys 💛
Salam, Lenn 💛

SORRY AQEELA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang