Kalau ada typos tolong bilang ya, arigathanks!
···
Gagal.
Bukan gagal menguji coba wisata ekstrim baru, bukan. Yah, Edna juga tidak berharap banyak. Tidak mungkin ia akan langsung mati begitu saja. Baru hari pertama bekerja masa langsung mati? Kalau begitu pasti rekannya yang sudah lama di sini tidak akan betah bekerja di FromUs travel.
"Gimana kemarin, Na?"
"Lancar kok, jembatannya juga aman." Edna menjawab dengan mantap.
Lawan bicaranya adalah seseorang yang mempekerjakannya, Troy. "Terus jalan sebelum ngarai gimana? Aman? Katanya banyak hewan di situ?"
"Oh, nyamuk, semut, sama serangga paling banyak. Tapi wajar sih, namanya juga hutan. Paling cuma harus hati-hati, jalanannya agak licin, lumayan terjal. Tapi kemarin udah survey jalan paling aman juga. Kira-kira kalau dari jalan kecil yang itu, sekitar 5 kilometer lah." Edna mengingat-ingat.
"Bagus. Mungkin sekitar satu dua bulan lagi kita buka." Troy menjeda. "Buat beberapa kali, siap kan jadi penunjuk arah? Mungkin sekitar satu atau dua bulan. Sampai tour guide kita terbiasa sama jalannya." Edna mengangguk, menyanggupi.
"Di sini ada berapa tour guide sih?" Edna bertanya.
"Ada tujuh." Sedikit, timpal Edna dalam hati. "Biasanya kalau kekurangan pakai path guide, tapi jarang kekurangan sih. Paling ya itu, kalau baru-baru buka minta path guide temenin. Nanti dapet honor, tenang aja."
Path guide. Itu sebutan pekerjaan Edna saat ini. Semacam google maps versi manusia. Google maps khusus wisata ekstrim.
Pekerjaan path guide tidak memiliki jam kerja khusus seperti tour guide atau pekerja lainnya. Cukup bebas, tapi tetap memiliki peraturan. Paling tidak setiap minggunya harus datang sekali. Biasanya untuk 'rapat' atau membantu tour guide. Rapat di sini artinya mencari destinasi baru atau sekedar mencari jalan baru yang mungkin lebih aman atau berjaga-jaga jika saja jalan tersebut memiliki bahaya tertentu. Singkatnya, patroli rutin.
Perusahaan cabang FromUs travel di kota ini sendiri hanya ada 4 path guide. Termasuk Edna. Setiap harinya, minimal satu, harus berjaga di kantor. Berjaga-jaga jika dibutuhkan untuk mengontak path guide lain.
"Edna?" Seorang laki-laki dengan rambut coklat gelap menunjukkan kepalanya dari pintu.
"Ya?" Itu salah satu rekan path guidenya, Dimitrio.
"Besok ikut patroli ya. Ke bagian utara, yang lain juga patroli besok, ke bagian selatan." Dimitrio ikut duduk di sebelah Troy.
"Wah, baru hari pertama anak baru masuk, besoknya diajak patroli." Troy menggelengkan kepalanya dramatis.
Troy memang tergolong orang yang santai. Katanya, karena pekerjaan mereka memang berhubung dengan alam, dibawa santai saja. Tapi urusan keselamatan penumpang (re: klien) jangan dibawa santai.
"Kita bareng?" Edna mengonfirmasi informasi yang didapatnya.
"Iya. Berhubung sekarang ada 4 orang jadi nggak perlu beda hari." Edna mengangguk mengerti. "Santai aja, Na, patroli kayak lagi jalan-jalan gitu. Tapi sambil permak sana-sini."
Edna tersenyum. "Perlu bawa apa aja, biasanya?"
"Oh, i'll text you the list. Tapi gampang sih, kebanyakan udah ada kok." Kemudian keduanya sepakat untuk berangkat esok hari tepat pukul 5 pagi.
"Sana deh kalian pulang. Hari ini aman kayaknya, siapin stamina buat besok." Troy membuka suara, menyuruh kedua path guide di ruangannya untuk segera pulang.
⟨e-note⟩
Published: 31/05/21
![](https://img.wattpad.com/cover/267265167-288-k612220.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Northern Stairs
PertualanganEdna terbiasa tertekan dan ditekan. Baginya, segala sesuatu harus sudah direncanakan. Kalaupun gagal, hal tersebut tidak akan melenceng jauh. Awalnya begitu. Kemudian Edna bertanya-tanya. Selama ini, yang ia rencanakan-pada akhirnya untuk apa? Apa i...