PERFECT SLAVE (COMPLETED)✅

Chapter 18 - Disorder

Di ruangan yang gelap dan lampu meja kecil berwarna kuning serta remang-remang yang hanya menjadi sumber pencahayaan, Taeyeon bangun. Ia masih duduk di ranjangnya dan mengamati sekitar. Wajahnya begitu berantakan, terlihat sekali gadis itu sama sekali tak sehat dan kekacauan menguasai tubuhnya.

Entah muncul dari mana, seorang gadis tan yang merupakan temannya yang sudah meninggal berbulan-bulan lalu kini tengah mendekatinya dengan wajah yang sangat pucat dan seluruh mantel yang dipakainya berlumuran darah segar. Bahkan darah itu terus mengalir hingga mengotori lantai kamarnya.

"Seharusnya kau berbahagia, karena aku sudah membiarkanmu hidup." Ucap Yuri sambil mendekat ke Taeyeon sambil meraba wajah kecil Taeyeon yang bergetar ketakutan.

Taeyeon menatap wajah Yuri yang begitu menyeramkan secara sekilas, namun ia langsung menuduk karena tiak kuat. Apalagi bau darah itu sangat menyengat hingga membuatnya sangat mual.

"HAHAHAHAHAHAHAHA" Tawa Yuri melengking yang membuat Taeyeon semakin ketakutan.

"Sudah ku bilang lebih baik mati saja, daripada hidup membuatmu tertekan juga selama ini." 

"PERGI!! PERGI DARIKU SEKARANG JUGA!" Teriak Taeyeon menunduk dan menghindari tatapan Yuri.

Tak lama kemudian Taeyeon merasakan sebuah tangan mencoba mengangkat dengan lembut kepalanya yang sedang menunduk. Ia masih menangis terisak, takut jika ia menurut wajah seram Yuri-lah yang akan muncul. Namun nyatanya tidak, itu adalah Seolhyun. Dengan perlahan ia membawa Taeyeon ke dalam pelukannya.

"Yu-yuri.. marah lagi. Aku takut."

Sedangkan Seolhyun hanya terus memeluk dan mengusap punggung Taeyeon. Ia tahu, seperti biasa Taeyeon akan seringkali mengalami halusinasi ataupun delusional. Ia menganggap semua yang dilihatnya adalah benar-benar adanya. 

Kesehatan mental Taeyeon setelah kepergian Yuri benar-benar terganggu. Ia didiagnosis mengalami Skizofrenia. Di mana ia sulit membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri. Pengalaman traumatisnya melihat kematian orang secara tak wajar membuatnya seperti ini. Dimulai dengan Ibunya yang gantung diri, Erica yang terkunci dalam ruangan dengan menghisap briket batu bara, melihat tulang tengkorak ayahnya yang masih disimpan oleh Tiffany walaupun ia tak melihat bagaimana kematian ayahnya, serta yang terakhir adalah Yuri yang melompat dari atap gedung apartemen.

Saat itu Taeyeon tak akan menyangka hal ini akan terjadi. Ia pikir waktu itu Yuri akan benar-benar akan membunuhnya dengan pilihan yang ia buat. Tapi nyatanya tidak, ternyata Yuri membunuh dirinya sendiri.

_____________________________

Seolhyun dan Tiffany kini sedang melakukan sarapan di meja yang sama. Rumah besar ini sekarang tidak sepi dan hampa seperti dahulu. Setiap hari akan ada dokter dan perawat yang akan memeriksa keadaan Taeyeon. Tiffany juga kembali memperkerjakan para maid serta security-nya yang sempat ia berhentikan kerja saat ia mempunyai rencana membunuh Erica dahulu.

Setelah selesai makan Tiffany mengintip sedikit kamar Taeyeon dan melihat gadis itu sedang duduk dengan wajah datarnya, namun tiba-tiba akan tertawa sendiri dan mengucap hal tak jelas yang tentunya hal itu hanya diketahui oleh Taeyeon dan otaknya yang berhalusinasi sendiri.

"Erica, aku menyerah! kau selalu bersembunyi di tempat yang tak bisa ku temukan!" Ucap Taeyeon dengan cemberut, meskipun di ruangan itu hanya ada dirinya seorang.

Tiffany menelan ludahnya saat menyadari Taeyeon sedang berhalusinasi melihat kakaknya. Sudah setengah tahun lebih, kesehatan Taeyeon belum ada perkembangan. Padahal tinggal sedikit lebih lama lagi gadis itu akan menyelesaikan studinya, namun terpaksa harus ia tunda karena tidak mungkin Taeyeon tetap berkuliah dengan keadaannya sekarang, ia harus cuti.