"Pastikan abu rokokmu tidak mengotori kolam renangku. Cepat selesaikan kegiatanmu dan bergabunglah untuk makan malam."
Taeyeon dengan cepat dan sedikit panik menghapus air matanya yang mengalir. Akan sangat memalukan jika Tiffany melihatnya keadaannya yang sangat menyedihkan saat ini. Tiffany pun juga bersikap seolah tidak melihat Taeyeon yang sedang menangis.
Taeyeon memperbaiki penampilannya dan pergi menuju meja makan seperti yang Tiffany intruksikan. Ia duduk di samping Seolhyun dan di seberang Tiffany yang terlihat enggan menatapanya. Begitupun dirinya, ia juga masih malas menatap Tiffany. Meskipun begitu ia tetap memakan makanannya dengan lahap.
"Ranjang tidurmu akan datang sebentar lagi, kau tak akan tidur di lantai lagi malam ini." Ucap Tiffany tanpa menatap Taeyeon. Sedang Taeyeon hanya mengangguk menanggapi ucapan Tiffany.
"Tidak ada ucapan terimakasih? Yang benar saja bocah tak sopan ini?" Batin Tiffany kesal.
"Besok aku akan pergi ke luar negeri mengurusi pekerjaanku. Mungkin selama satu minggu, bisakah kau memastikan rumah ini tetap bersih selama aku tak ada di rumah?" Tanya Tiffany yang lagi-lagi hanya mendapat anggukan dari Taeyeon. Tiffany berpikir saat ini Taeyeon benar-benar seperti abg yang sedang marah padanya.
"Apa mungkin kau mau ikut?" Tanya Tiffany, dan Taeyeon kembali membalas hanya dengan gerakan kepala, yaitu menggeleng. Lagipula untuk apa ia harus mengikuti Tiffany, dia bukanlah pengangguran yang punya banyak waktu untuk mengikuti kesana kemari seperti seorang asisten pribadi. Ia masih seorang mahasiswa yang hampir setiap hari harus pergi ke kampus untuk belajar.
__________________
Sebelum Tiffany berangkat, ia sempat masuk ke dalam kamar Taeyeon dan mengamati gadis yang masih tertidur dengan nyenyak. Tersedia selimut namun Taeyeon tak memakaianya. Bahkan Taeyeon tidur hanya mrnggunakan bra-nya saja. Terlihat tatto bertuliskan serenity dan cool di bagian tangannya.
Sedikit ia raba kedua betis Taeyeon yang terdapat bekas jahitan karena ia menembakkan peluru karet beberapa waktu lalu. Setelah itu Tiffany pergi dan kembali menutup pintu kamar Taeyeon.
"Huahhhh, sulit juga berpura-pura tidur." Ucap Taeyeon bangun dari posisinya.
Taeyeon pikir saat masuk kamar Tiffany akan mengamuk dan memarahinya karena lagi-lagi ia tidak membuatkan makanan untuknya. Ia bukan tak ingin membuatnya, hanya saja ia memang tidak bisa memasak. Ia takut jika sudah membuat sesuatu untuk Tiffany, yang ada wanita itu semakin marah setelah merasakan masakannya.
Ia bersyukur Tiffany pergi selama satu minggu, sehingga ia bisa menggunakan waktu itu semaksimal mungkin untuk belajar memasak.
Ia sudah berbicara pada Yuri untuk mengajarinya memasak jika ada waktu selama satu minggu ini.
___________________
Hari ini Taeyeon menghadiri kuliah umum yang artinya perkuliahan kali ini dihadiri mahasiswa dari beberapa jurusan, ia dan Hyoyeon asal duduk dan dan tidak peduli siapa orang di sebelahnya.
"Sebenarnya apa yang kau mau? Kau sengaja duduk di sampingku?" Tanya Sunmi pada Taeyeon. Taeyeon hanya menatap malas dan tak menanggapi Sunmi yang begitu percaya diri. Bahkan ia saja baru tahu jika ternyata orang yang ada di sebelahnya itu adalah mantan kekasihnya.
"Sica-yah, tukar tempat denganku. Aku tidak sudi berada di sebelah jalang ini." Ucap Sunmi pada Jessica. Akhirnya mereka bertukar tempat dan Jessica yang bergantian berada di samping Taeyeon.
Diam-diam Jessica menatap Taeyeon yang mulai mengamati perkuliahan dengan fokus. Jika diamati dengan cermat seperti ini, ia sekarang benar-benar percaya, bahwa Taeyeon adalah teman kecilnya yang bernama Esther.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT SLAVE (COMPLETED)✅
Fiksi PenggemarBagaimana jika Tiffany bertemu takdir dengan seseorang yang menjadi target dendamnya selama ini? Kebimbangan tak pernah luput dari kehidupannya. Ia tidak bisa memprioritaskan salah satunya, yaitu antara perasaan dan dendam. Main cast : Taeyeon & Tif...