Kai menatap kagum interior mewah yang menghiasi rumah megah milik keluarga Kim. Pilar-pilar putih berlapis emas menjulang tinggi menyanggah rumah bak istana. Berbagai furnitur terbaik juga tertata rapi.
"Bawa Kyungsoo ke kamar lama. Aku akan menghubungi dokter," pesan Minseok. Kai mengangguk, ia mengeratkan gendongannya dan melangkah pelan menuju kamar yang sudah Minseok tunjukkan. Kyungsoo masih tidak bergeming di punggungnya, tertidur pulas tanpa tergganggu.
Nuansa biru muda juga putih langsung menyambut begitu memasuki kamar minimalis. Sederhana namun begitu bersih. Kai bisa mencium aroma bayi dari dalam kamar ini. Biar Kai tebak mungkin kamar ini dipakai Kyungsoo sewaktu masih kecil. Setelah selesai meletakkan Kyungsoo diatas tempat tidur, Kai mengamati setiap detail kamar. Mulai dari melihat jajaran boneka pororo dari yang kecil sampai besar juga foto-foto berfigura yang menampilkan kebahagiaan. Kai mengambil satu foto yang terpajang di dinding. Itu potret keluarga Kyungsoo saat liburan musim semi. Kyungsoo yang masih kecil digendong ibunya. Disamping ada ayahnya yang sedang menggandeng seorang anak laki-laki.
"Apa dia Chanyeol hyung?" guman Kai sesaat setelah melihat sosok anak laki-laki dalam foto itu. Merasa tidak asing.
"Bagaimana kau tau?" tanya Minseok. Kai segera meletakkan foto itu kembali, lantas meminta maaf karena lancang melihat-lihat.
"Mianhae Ahjussi. Sebelum tertidur Kyungsoo sempat bilang ingin bertemu dengan hyungnya," jawab Kai gugup. Ia mengalihkan pandangan, melirik sekilas dokter yang datang dan sedang memeriksa Kyungsoo.
Minseok tersenyum, ia mengambil foto yang tadi dipegang Kai. Andai saja kebohongan itu tidak terbongkar mungkin Kyungsoo tidak akan semenderita ini. Ia akan hidup sebagai anak yang paling bahagia karena mempunyai orang tua juga kakak yang sayang padanya.
"Dia Kim Chanyeol. Anak pertama dari Suho dan Irene. Mungkin tidak ada salahnya aku menceritakan ini padamu karena ku rasa Kyungsoo cukup dekat denganmu," tutur Minseok.
"Kau pasti heran bukan kenapa Kim Suho begitu membenci Kyungsoo. Alasannya karena Suho pikir Kyungsoo sudah menghancurkan keluarganya. Kehadiran Kyungsoo membawa malapetaka. Tapi itu semua salah. Ini murni kesalahan Suho juga ibu kandung Kyungsoo," terang Minseok. Kai diam menyimak, sedikit marah karena Kyungsoo tidak melakukan apa-apa tapi dituduh sebagai dalang dibalik semua masalah yang menimpa keluarga Kim.
"Keluarga yang tadinya bahagia dan penuh cinta jadi hancur berantakan karena sebuah pengkhianatan. Irene pergi membawa Chanyeol ikut serta. Suho tidak punya pilihan lain selain tetap mempertahankan Kyungsoo karena ia harus punya pewaris agar bisa memegang jabatan sebagai CEO perusahaan,"
"Egois." Ucapan Kai barusan membuat Minseok terdiam.
"Kenapa orang dewasa selalu egois? Mereka menyalahkan anak yang polos hanya karena tidak mau mengakui kesalahan sendiri. Apa mereka tidak sadar jika yang dikorbankan itu perasaan. Luka fisik akan sembuh dengan obat tapi luka hati ... tidak akan sembuh semudah itu."
"Aku tau kau merasa marah, aku pun begitu." Minseok mengulum senyumnya, perkataan Kai barusan sedikit menyindir dirinya. Minseok perlahan pamit untuk mengantar dokter yang telah selesai memeriksa Kyungsoo.
"Bisa kau jaga Kyungsoo sebentar?"
"Tanpa diminta pun aku akan menjaganya." Minseok mengangguk, lantas menutup pintu kamar.
"Kenapa hidupmu begitu miris Kyung. Cepatlah sembuh, kita raih kebahagiaan kita sendiri. Jangan pedulikan kata orang. Kau berhak bahagia atas hidupmu."
**
Suho turun dari mobilnya. Ia merapikan jasnya sebentar lantas masuk ke dalam rumah. Tatapannya menyipit begitu melihat mobil Minseok terparkir di pekarangan rumahnya. Dan benar saja, Minseok sudah duduk manis menunggu kehadirannya di ruang tamu dengan tatapan nyalang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Sendu ✔
FanfictionPernahkah kau merindukan seseorang sebanyak tetesan air hujan yang jatuh ke bumi? Atau mungkin lebih daripada itu. Rasanya begitu berat, aku tidak bisa menemukannya. Sudah ku cari ke setiap tempat, tapi dirinya tak kunjung terlihat. Langkah kecilku...