Part 5

518 67 4
                                        

Rasanya Kyungsoo tak ingin pulang ke rumah. Tidak ada yang menunggunya. Hanya sunyi yang ia dapat begitu melangkahkan kaki memasuki rumahnya. Kyungsoo rindu kehangatan keluarga. Ia iri tapi ia juga tak bisa berharap lebih. Air mata yang susah payah ia tahan akhirnya runtuh juga. Kyungsoo membiarkan tangisannya menemani malam yang panjang. Mengantarkannya pada buaian mimpi dan khayalan.

**

Tak jauh beda dengan Chanyeol yang sibuk membantu Irene membuat kue. Tangannya bergerak perlahan mengukir nama seseorang. Tanpa Chanyeol sadari ia menyusun nama ‘Kyungsoo’ di atas kue yang ia buat. Hari ini adalah hari dimana Kyungsoo hadir dalam hidup Chanyeol. 

“Chanyeol-aa?” panggil Irene. Chanyeol tidak menjawab, ia fokus menghias kuenya. Irene menepuk pelan pundak Chanyeol.

“Eoh, Ada apa Eomma?” ucap Chanyeol.

“Kue yang cantik,” puji Irene. Chanyeol menatap kuenya kembali. Ia tertegun melihat kue berhiaskan penguin kecil dengan nama Kyungsoo diatasnya.

“Kau merindukannya?” tanya Irene, mengusap pelan rambut Chanyeol.

“Mwola. Aku belum bertemu dengannya. Kira-kira ia sudah sebesar apa ya Eomma. Apa pipinya masih tembam? Apa bibir hatinya masih ada?” celoteh Chanyeol.

“Apa ia mengingatku?” wajah Chanyeol berubah sendu.

“Eomma tidak tau sayang. Kalian pasti akan dipertemukan jika sudah tiba waktunya. Eomma tidak mungkin menjual kue ini tapi Eomma juga tak ingin merusak hiasannya. Mau kau makan sendiri atau kau bagikan hmm?”

“Sepertinya akan ku berikan ke panti asuhan saja Eomma,”

“Arraseo. Kau bisa memberikannya besok. Sekarang istirahat.” Chanyeol mengangguk. Ia mengecup pelan pipi Irene dan beranjak dari dapur.

“Meskipun rasa sakitnya masih ada mungkin waktu perlahan mengikisnya. Aku tidak tau apakah aku siap bertemu dengan kalian kembali atau tidak. Ku harap semuanya akan baik-baik saja,” guman Irene.

**

Sebelum berangkat kuliah, Chanyeol menyempatkan diri mampir ke panti asuhan. Ia bertemu dengan ibu panti dan langsung menyerahkan kue yang ia buat semalam.

“Terima kasih nak,” ucap ibu panti. Chanyeol mengangguk dan melanjutkan perjalanannya menuju kampus.

“Siapa bu?” tanya seseorang yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

“Tadi ada orang yang memberikan kue ulang tahun. Katanya ini untuk adiknya tapi ia tidak bisa bertemu dengan adiknnya, jadi ia memberikannya ke panti,” jawab ibu panti.

“Kyungsoo?” guman Kai. Namja itu berpikir sejenak, apa Kyungsoo yang dimaksud adalah Kim Kyungsoo temannya atau Kyungsoo yang lain.

“Eum, Maaf bu. Apakah Kai boleh membawa kue ini ke sekolah. Ada teman Kai yang bernama Kyungsoo. Kami bersahabat baik, sepertinya tidak ada salahnya memberinya hadiah. Apa ibu tidak keberatan?” pinta Kai.

“Arraseo. Ibu tidak keberatan,”

“Gomawo ibu.” Kai memeluk ibu panti lantas membawa kue itu ke sekolah.

**

Kyungsoo bangun sedikit terlambat dari biasanya. Matanya terlihat sembab sisa menangis semalaman. Ingin rasanya ia tidak berangkat sekolah dan melanjutkan tidur, tapi ia tak ingin kena marah ayahnya. Dengan langkah gontai ia bergegas menyiapkan diri. Setelah selesai ia langsung berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu. Mengendarai mobil audinya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Moodnya sedikit buruk hari ini.

Rintik Sendu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang