Part 15 (END)

1.3K 98 36
                                    

Oke.. berhubung banyak yang minta hari ini, kita selesaikan ceritanya sekarang. Sebelumnya author gak pede karena endingnya sangat-sangat gimana ya gitu pokoknya. Jadi jangan berekspektasi tinggi ya :(

Selamat membaca ^^

Pagi-pagi Suho terbangun. Sedikit bingung karena Chanyeol tidak berada disisinya. Ia mengalihkan pandangan ke brangkar, ada Chanyeol yang tertidur disana. Suho membangunkan Irene yang tidur dalam dekap hangatnya.

"Bangun sayang," bisik Suho. Irene mengerjapkan matanya pelan sebelum menegakkan tubuhnya.

"Eung.. Selamat pagi sayang," ucap Irene dengan seuntai senyum manis. Suho tersenyum, istrinya bangun tidur saja cantik. Ah tidak, baginya Irene selalu cantik kapanpun dan dimanapun serta di kondisi apapun. Bucin memang, tapi Suho tidak peduli. Ia mencubit pipi Irene pelan sebelum akhirnya mendekat ke ranjang Kyungsoo untuk menyapa putra-putranya.

"Aigoo, kau akan sakit jika tidur dalam posisi duduk Chan." Chanyeol menggeliat pelan, ia linglung tapi tak urung meregangkan tubuhnya.

"Putra bungsu Appa belum bangun ya," Suho berguman pelan.

"Semalam dia terbangun," ujar Chanyeol parau.

"Jinjja? Kenapa tidak membangunkan Appa?"

"Aku menyuruhnya tidur lagi Appa karena masih tengah malam. Aku juga tidak tega membangunkan kalian yang tidur berpelukan," ledek Chanyeol. Suho dan Irene hanya bisa tersenyum malu.

"Eungh...." Pandangan ketiganya beralih ke arah Kyungsoo yang mulai membuka matanya. Manik bulat itu mulai tampak.

"Selamat Pagi Kyungsoo," sapa ayah, ibu dan anak itu berbarengan. Kyungsoo yang masih bingung mengerjap lucu. Membuat gemas ketiga insan yang menunggunya bangun sejak tadi.

"Bagaimana keadaanmu? Sudah lumayan?" tanya Suho. Kyungsoo belum menjawab, ia memejamkan matanya kembali. Suho bertanya padanya? Dengan nada lembut dan raut wajah ramah. Apa-apaan ini, apa Kyungsoo belum bangun dari tidurnya? Apa ini hanya mimpi? Semuanya berkutat di pikiran Kyungsoo.

"Hey, kenapa tidur lagi?" Tidak. Ini nyata, Kyungsoo bisa mendengar suara Suho dengan jelas. Ia juga merasakan usapan lembut di kepalanya. Perlahan Kyungsoo membuka matanya kembali, menemukan sosok ayah yang tersenyum lembut padanya. Damn. Kyungsoo menangis.

"Kenapa menangis? Astaga, apa ada yang sakit sayang?" tanya Suho panik. Baru saja ia ingin menekan tombol panggilan dokter, gelengan kepala Kyungsoo menghentikan gerakannya.

"Mianhae Appa. Maaf karena merepotkan Appa,"

"Berhenti bicara seperti itu. Seharusnya Appa yang meminta maaf. Appa sudah menyakitimu. Appa tidak pernah memperdulikanmu. Sekarang Appa menyesal. Appa gagal sebagai seorang ayah,"

"Aniyo. Kyungsoo yang salah. Kyungsoo menghancurkan keluarga Appa. Kyungsoo yang membuat Appa berubah,"

"Ani. Ini bukan salah Kyungsoo. Appa yang salah sayang. Appa. Jadi, jangan menyalahkan dirimu sendiri arra?"

"Tapi..."

"Terima kasih karena sudah bertahan sampai sejauh ini, terima kasih sayang. Appa menyayangimu sungguh. Rasanya melegakan bisa melihat dirimu lagi. Seharusnya Appa melakukan hal ini sejak dulu. Tapi ego Appa terlalu tinggi. Maafkan Appa ya, Kyungsoo mau kan memaafkan Appa?" Kyungsoo mengangguk pelan. Terharu karena satu impiannya terwujud.

"Appa menerima Kyungsoo?" tanya Kyungsoo takut-takut. Suho mengangguk mantap. Detik berikutnya ia mendekap lembut tubuh Kyungsoo. Rindu. Itu yang Kyungsoo rasakan. Ia sudah lama tidak merasakan pelukan Suho. Hangat sekali. Ia menghirup aroma Suho dalam-dalam, aroma yang selalu ia rindukan. Baiklah, Kyungsoo akui sekarang ia bahagia. Keluarganya telah kembali. Utuh, menyatu dan hangat seperti dulu.

Rintik Sendu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang