Part 14

807 84 15
                                    

Di sekolah Kai memasang muka terkejut melihat penampakan Kyungsoo dengan luka lebam yang masih terlihat.

"Yak! Apa yang terjadi padamu? Kenapa babak belur begini?" tanya Kai.

"Gwenchana. Kemarin aku menyelamatkan Eomma," jawab Kyungsoo sembari tersenyum manis.

"Mwo?"

"Ada preman yang mengganggu Eomma kemarin. Dan ya aku melawan mereka. Kau tau Kai, aku bahagia karena akhirnya Eomma menerimaku,"

"Jinja?"

"Heum. Semalam Eomma merawatku dan tadi pagi membuat sarapan untukku. Dia bahkan memberiku bekal. Aku senang sekali Kai," celoteh Kyungsoo ceria. Kai ikut bahagia melihat adik sepupunya itu perlahan mulai bisa tertawa dan tersenyum lepas seperti sekarang. Tapi tiba-tiba raut muka Kyungsoo sendu kembali.

"Wae?"

"Eomma memintaku pulang tapi aku takut Appa belum menerimaku," keluh Kyungsoo. Ia menumpukkan kepalanya pada bantalan tangan. Bibirnya mengerucut sebal membuat Kai menahan gemas.

"Tidak usah pikirkan itu. Perlahan nanti Appa mu juga sadar dengan menyia-nyiakan anak sebaik dirimu. Cha... tersenyumlah kembali." Kyungsoo mengangguk pelan lantas kembali menegakkan tubuh dan mengulas senyum tipis.

**

Irene mengajak Suho bertemu di sebuah kafe. Tentunya hal tersebut disetujui langsung oleh Suho. Ia meninggalkan pekerjaannya, buru-buru menemui Irene.

"Annyeong," sapa Suho. Irene berdeham pelan.

"Aku rasa kau tidak terlalu sibuk. Bahkan bisa menyempatkan waktu untuk bertemu denganku. Kenapa tidak kau lakukan ini pada Kyungsoo juga?" tanya Irene.

"Mwo? Maksudmu?" balas Suho.

"Minta maaflah. Kau sudah banyak berbuat salah pada anak itu,"

"Dia bukan anakku,"

"Jaga ucapanmu Suho. Meskipun kau melakukannya secara tidak sadar tapi Kyungsoo tetap anakmu. Darah dagingmu,"

"Dia merusak keluarga kita Irene,"

"Ani. Kau yang merusak keluarga kita. Dia hanya anak yang polos yang mengharapkan kasih sayang. Tapi apa? Kau malah mengusirnya?"

"Bagaimana denganmu? Kau juga marah kan padanya?"

"Iya. Aku memang marah tapi aku sadar. Kyungsoo tidak bersalah. Aku bahkan sudah meminta maaf padanya. Sekarang giliranmu, turunkan egomu!"

"Kau benar-benar menerimanya kembali?" Irene mengangguk pelan.

"Kita perbaiki semuanya sebelum terlambat."

**

Suho baru menemui Kyungsoo dua hari kemudian. Mobilnya berdiam diri di depan gedung sekolah Kyungsoo. Besok adalah hari dimana Irene dan Chanyeol akan kembali ke rumahnya. Jadi, ia harus menuntaskan masalahnya dengan Kyungsoo.

"Apa agendamu hari ini Kyung?" tanya Kai. Ia berjalan bersisian dengan Kyungsoo di koridor.

"Mwola. Mungkin ikut denganmu membantu di restoran Paman Minseok," jawab Kyungsoo.

"Arraseo, Ka-" belum selesai Kai bicara tatapannya beradu dengan seseorang dibalik kemudi sedan hitam. Kyungsoo mengikuti arah pandang Kai dan kaget melihat ayahnya berada di depan sekolahnya.

"Appa," gumam Kyungsoo. Jujur ia rindu dengan sang ayah karena sudah lama tidak bertemu. Baru saja Kyungsoo hendak melangkah tangannya di genggam oleh Kai.

"Tidak usah menemuinya. Kita pulang saja," cegah Kai. Kyungsoo menggeleng singkat.

"Aku akan baik-baik saja. Percayalah padaku," ucap Kyungsoo sembari melepas genggaman Kai pada lengannya. Dengan terpaksa Kai mengizinkan Kyungsoo menemui ayahnya meskipun rasa khawatirnya begitu kentara. Ia ingat saat dirinya menemukan obat penenang juga bekas goresan benda tajam pada tangan Kyungsoo. Tidak-Tidak. Kai tidak mau itu terjadi lagi. Ia tidak ingin Kyungsoo kembali terluka.

Rintik Sendu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang