Deal

11 1 0
                                    

Pertemuannya antar dua perusahaan berjalan lancar.

"Deal." Dua belah pihak berjabat tangan tanda dan kontrak telah di tandatangani oleh kedua belah pihak.

Tanpa berpikir panjang Pak Gunawan menyanggupi dua syarat yang beliau baca saat di rumah sakit kemarin.

Dua syarat yang membuat beliau tidak lagi harus sembunyi-sembunyi dari publik. Dua syarat itu adalah pertama Pak Gunawan harus menyetujui dan menandatangani surat kontrak kerjasama dengan perusahaan Surya dan isi syarat kedua adalah Pak Gunawan harus bersedia Chelsea di kirim ke luar negeri untuk masa hukuman yang telah dia lakukan dengan melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan bekerja paruh waktu di tempat yang ditentukan. Chelsea tidak sendiri disana, akan ada Jonathan yang menemaninya selama berada di luar negeri.Putrinya pun bisa belajar kembali untuk menyelesaikan ujian nasional sebagai tanda kelulusan.

"Sekolah yang benar, sayang. Jangan buat papa kecewa. Papa punya hadiah yang pasti kamu akan sangat menyukainya," pesan Pak Gunawan kepada putrinya sebelum pergi ke sekolah, Chelsea.

"Chelsea tidak akan lupa pesan Papa. Doakan Chelsea mengerjakan dengan lancar ya Pa," ucap Chelsea bersemangat.

Kabar baik itu langsung diterima oleh Chelsea lewat pesan singkat Jona yang menjadi saksi kerja sama antar dua perusahaan. Bahwa perusahaan papanya tidak jadi gulung tikar dan para pekerja batal di PHK. Jona dipercayakan oleh Om Surya untuk memegang salah satu perusahaan beliau di luar negeri.

****

"Jangan lupa berdoa ya kak," pesan Shita kepada Ronald yang pagi ini sudah mampir ke rumah sakit untuk meminta restu.

"Ehm ... Boleh peluk? Biar aku semangat mengerjakkan ujiannya nanti," pinta Ronald dengan senyum manisnya, Shita mengangguk dan memeluk Ronald. Nyaman, satu kata yang mereka utarakan lewar hati masing-masing.

Ronald pun pergi setelah mendapat yang diinginkan. Semangatnya dan tujuannya menjadi satu kesatuan. Dunianya kembali dan masa depannya menanti di depan mata.

Di lain tempat, Jona dan Dimas sedang sarapan pagi. Mereka berdua  menjadi semakin akur setelah beberapa bulan sebelum kejadian yang menimpa Shita terjadi.

"Bang gue dengar, kalau Bang Jona mau dikirim saya Om Surya ke luar negeri ya?" tanya Dimas sambil menyuap makanannya.

"Iya, Dim. Beliau mempercayakan gue  pegang salah satu perusahaannya," jawab Jona yang selesai sarapan lebih dulu.

" Shita bilang tidak hanya pegang perusahaan beliau aja sih Bang, tapi ada misi lain yang harus abang lakukan disana," lanjut Dimas yang diangguki Jona.

"Iya, kalau tentang misi itu abang tau cuma misi apa abang belum tau," jawab Jona menyelesaikan suapan terakhir, roti yang baru saja dia makan setelah sarapan.

"Bang. Gue boleh tanya sesuatu?" Dimas bertanya hati-hati takut abangnya tersinggung dengan apa yang akan disampaikan nanti.

"Tanya aja," jawab Jona yang mulai serius dengan perkataan adiknya Dimas.

"Em ... Bagaimana perasaan Bang Jona terhadap Shita sekarang? Apakah seperti dulu atau rasa itu tidak ada lagi," lanjut Dimas menatap abangnya, Dimas berharap perasaan yang dimiliki Jona tidak lebih dari seorang sahabat karena janji yang pernah dia dengar langsung dari sahabatnya Shita.

Kesempatan Kedua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang