Fatamorgana

2 1 0
                                    

“Berpura-pura tidak kesepian, berpura-pura tidak kesakitan. Tanpa maksud berpura-pura baik-baik saja.Tanpa maksud berpura-pura menjadi kuat. Jangan memanjat tembok yang ku bangun di depanku. Aku pulau di lautan luas ini, jangan tinggalkan aku”

Berita kelulusan seluruh sekolah menengah atas telah di kumandangkan. Para siswa SMA mulai menyusun rencana untuk konvoi di jalan merayakan kelulusan mereka.

Tidak dengan Chelsea dia tidak memiliki semangat untuk berjalan ke depan. Jona telah pergi maka jiwanya juga ikut pergi, sempat terlintas untuk balas dendam kedua kali kepada orang yang sama.

Kabar mereka putus pun terdengar oleh Pak Gunawan, papa Chelsea. Beliau merasa kasihan kepada putrinya, tetapi rencana B harus terlaksana. Pak Gunawan sedang mengurus banyak hal untuk keperluan Chelsea di luar negeri.

Syarat kedua dari perjanjian dengan Shita harus berjalan lancar.

"Di Bonn Jerman, Chelsea akan kuliah di sana," pesan Shita saat berada di perusahan Papa Chelsea.

"Terima kasih." Pak Gunawan sangat senang, akhirnya impian Chelsea terpenuhi.

"Tapi, selama dalam proses. Bapak juga harus mengawasi Chelsea, jangan sampai dia keluar batas. Karena apabila itu terjadi, maka kesempatan itu akan hilang," lanjut Shita memperingatkan.

Sekilas ingatan beliau terlintas, tetapi niat untuk memberitahu putrinya di urungkan. Setelah semua terlaksana, beliau akan memberitahunya suatu saat nanti.

****

Di tempat lain, Ronald berada di kafe bersama teman-teman masih memakai seragam sekolah.

"Bos, gimana? Kita jadi konvoi gak?" tanya Hendra yang diangguki seluruh teman-temannya.

"Bentar, gue tanya pacar dulu," jawab Ronald berencana menghubungi Shita, belum sampai dia menekan nomer yang di tuju, satu notifikasi masuk.

[Kak L, acara apapun boleh tapi jangan konvoi.]

Ronald terkejut akan pesan singkat dari Shita pacarnya. Dia seperti memiliki indera keenam, tahu apa yang dipikirkan.

[Kak L sudah tau kalau Jona dan Chelsea putus?]

Setelah membaca tanpa membalas, Ronald berpamitan pergi ke semua teman-temannya untuk ke rumah sang pacar.

Pikiran Ronald mulai berkecamuk, banyak apa yang dipikirkan. Ronald menyakinkan dirinya bahwa Shita gadis yang tepat, banyak yang dia korbankan untuk dirinya. Semua semoga bukan fatamorgana.

"Aku merasa cemas seiring berjalannya waktu. Rasanya seperti aku sendirian. Kuharap semuanya menghilang ketika aku sendirian. Kuharap semuanya menghilang seperti fatamorgana. Kuharap diriku hilang. Aku ditinggalkan seperti ini di dunia. Pada saat ini aku menjauh dari langit aku terjatuh," ucap Ronald dalam hatinya.

Kesempatan Kedua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang