Chapter 6

93 13 0
                                    

Ketika aku muncul di ruang kerja duke bersama dengan ajudan, sebuah pertanyaan muncul di mata Duke Seymour

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika aku muncul di ruang kerja duke bersama dengan ajudan, sebuah pertanyaan muncul di mata Duke Seymour.

“Apa yang membuatmu tiba-tiba datang ke ruang kerjaku?”

Mendengar nada suara dingin Duke, aku mengepalkan tangan dan membuka tangan dinginku sekali.
Setiap kali aku bertemu dengan mata dingin itu, aku merasa seperti akan menyusut dan melebur.

'Aku tidak takut. Dia adalah financier. Apa yang harus dilakukan dengan financier? Yap! Kamu harus menjadi baik.'

*kata lain : orang yang menafkahi, orang yang memegang uang (atm berjalan)

Aku menghipnotis diriku sendiri beberapa kali dan dengan sopan menyapa.

“Saya mendengar bahwa anda sedang lembur karena ada banyak pekerjaan akhir-akhir ini. Meski sudah larut malam, batu mana masih menyala di ruang kerja anda, jadi saya membawa teh dan cemilan.”

“Sejak kapan kamu mengkhawatirkanku.”

Duke, yang mendengus, mengetuk pipa dengan anggun untuk menghilangkan abunya.

Duke, yang mendengus, mengetuk pipa dengan anggun untuk menghilangkan abunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Anda terlihat keren saat melakukan itu.' Adegan didepanku tampak seperti adegan di film, jadi aku tanpa sadar melamun untuk sesaat.

“Kenapa kamu berdiri di sana dengan tatapan kosong seperti itu? Duduk."

Bersikap sarkastik seolah sedang menjamu tamu, Duke Seymour bangkit dari kursi kerjanya dan beralih untuk duduk di kursi meja teh.

Tampaknya surat Duchess yang aku berikan padanya beberapa hari yang lalu telah memainkan peran tertentu, mengingat fakta bahwa dia tidak langsung mengusirku ketika aku datang seenaknya.

Aku segera duduk di hadapannya.

Begitu aku duduk berhadap-hadapan dengan sang duke, ajudannya, yang membawa set teh, segera meletakkan teh hitam yang telah dia seduh dan cemilan di atas meja.

Ah, aku merasakan tatapan cemas dari ajudan itu di belakang kepalaku. 'Anda tenang saja, aku tidak berniat menimbulkan masalah. Huft... Orang-orang benar-benar tidak mempercayaiku.'

Lebih Baik Menjadi Wanita Jahat [NOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang