"Need your lips, Andra!"
Andra tersentak kaget saat mendengar penuturan dari Gavi. Masalahnya dia berada di jarak sangat dekat dengan Gavi yang membuat cowok itu bisa saja melakukannya sekarang. Andra buru-buru berdiri namun Gavi yang lebih dulu menyadari niat Andra langsung memegang pinggang Andra.
"Gavi?!"
Gavi menyengir.
"Lepas atau gue pulang?" Itu hanya gertakan dari Andra. Dia tau Gavi sekarang membutuhkan sesorang bersamanya dan mana mungkin dia akan meninggalkan cowok itu sendiri.
Namun bagaimana pun mendengar kalimat Andra membuat Gavi mau tak mau melepaskannya. Cowok itu berdiri dari duduknya setelah Andra beranjak dari pangkuannya.
"Pengen hug."
Andra mengembangkan senyum. "Sini," katanya dengan merentangkan kedua tangannya.
Gavi yang mendapat persetujuan dari Andra langsung berhambur ke pelukan cewek itu. Batinnya dia tidak akan melepas Andra bagaimana pun caranya. Dalam pelukan yang sama-sama menyalurkan ke hangatan mereka hanya diam tanpa berbicara.
"Udah." Andra melerai pelukan itu yang membuat Gavi sedikit kecewa. "Udah makan?" Lanjut Andra bertanya.
Gavi langsung menggeleng sebagai jawaban. "Masakin!" Katanya ikut membalas senyuman dari Andra.
"Iya."
Andra berjalan keluar kamar. Dia menuruni tangga di ikuti Gavi yang mengekor di belakang. Andra membuka kulkas yang dalamnya sangat penuh, lengkap membuat Andra tak perlu berbelanja terlebih dahulu atau sekedar memanfaatkan apa yang ada.
"Mau bantuin?"
"Boleh, bantuin apa?"
Andra terkekeh dia lalu menyuruh Gavi untuk memotong bawang telebih dulu. Selanjutnya mereka sibuk memasak dengan Andra sebagai pemandu utama dan Gavi hanya melakukan apa yang di perintahkan Andra.
"Ngapain lagi?" Tanya Gavi setelah dia selesai melakukan kegiatan yang di perintah Andra.
"Duduk aja udah selesai juga."
Mendengar perkataan Andra yang menyuruhnya duduk Gavi tak menurut. Cowok itu tanpa aba-aba memeluknya dari belakang.
"Mau gini."
"Gav!"
Gavi menggeleng ribut di ceruk leher Andra membuat sang empu kegelian.
"Iya-iya jangan geleng-geleng geli tau."
"Gini?" Bukannya berhenti Gavi semakin melakukan hal yang di larang Andra.
"Gavi." Suara dengan intonasi datar itu mampu membuat Gavi menurut dan diam. Cowok itu hanya bersandar pada bahu Andra dengan mata terpejam dan tangan yang melingkar di perut Andra. Setelah semuanya selesai mereka duduk di meja makan dengan bersebelahan.
"Habis ini gue mau pulang udah mau malem banget."
Gavi menurunkan bahunya lemas. "Gak nginep Ndra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVINDRA
Teen Fiction"Pengen hug." "Sini." "Ini last kita ya!" Katanya disela-sela pelukan mereka. "Kenapa?" Pertanyaan itu hanya sebatas pertanyaan tanpa jawaban. ×× "Tunggu sebentar lagi Ndra." "Gak!" "Itu artinya lo gak mau berjuang?!" ×× Bagi Andra menaklukan Gavi a...