"Ndra!!"
Andra menghentikan langkahnya saat mendengar suara Gavi memanggil namanya. Cewek itu berbalik dan mendapati Gavi menghampirinya.
"Mau ke kantin?" Tanya Gavi.
"Iya," jawab Andra kembali melangkah.
"Tadi pagi bareng Stella ke sekolah?"
"Iya."
"Pulang sama Stella juga?"
"Iya."
Gavi mengacak-acak rambutnya. Dia jadi merasa habis topik dengan Andra. Cewek itu hanya menjawab iya tanpa mengatakan apapun.
"An!" Febby memanggil. Andra melirik Gavi, dia pamit untuk pergi lebih dulu.
"Gue duluan Gav."
"Ngomong apaan sama Gavi?" Tanya Caca.
"Cuman basa basi doang."
"Yakin lo masih mau lanjutin misi lo?" Tanya Stella yang diangguki Andra dengan mantap. "Baru lihat dia sama Melinda aja lo udah bad mood," lanjut Stella yang di angguki oleh Febby.
"Sok tau."
"Aelah kelihatan kali An!"
Andra berdiri dari duduknya. "Nih gue samperin," kata Andra dan tanpa mendengar perkataan teman-temannya lagi cewek itu menghampiri Gavi yang duduk bersama Abra dan Melinda.
Andra mendudukan tubuhnya di samping kiri Gavi dan di samping kanan Cowok itu terdapat Melinda. Meskipun Andra duduk di samping cowok itu tak menutup kemungkinan perkataan Stella benar adanya. Malahan Andra terlihat lebih bad mood dari sebelumnya.
"Kenapa Ndra?" Tanya Gavi.
Andra sedikit mendongak untuk melihat wajah Gavi. "Kenapa?" Tanyanya dengan menyembunyikan wajah kesal pada Gavi.
"Mel, bisa pindah samping Abra? Pacar lo noh liat," kata Gavi pada Melinda.
Andra yang memasang telinganya untuk mendengar obrolan Gavi dan Melinda menjadi bertanya-tanya. Melinda punya pacar? batin cewek itu.
Tanpa mengeluarkan suara namun dengan wajah kesal Melinda beralih duduk di samping Abra.
"Udahkan?" Tanya Gavi pada Andra. "Atau mau berduaan doang sama gue?" Goda Gavi.
Bukannya tersipu malu karena godaan Gavi, Andra malah semakin kesal pada cowok itu. Ternyata Gavi meminta Melinda pindah karena ada pacar Melinda batin Andra.
Andra berdiri dari duduknya. "Gue mau gabung lagi sama teman gue aja."
"Loh Ndra. astaga!"
Gavi ikut berdiri mengikuti Andra, cowok itu memegang pergelangan tangan Andra untuk menghentikan Andra yang ternyata berjalan keluar kantin.
"Katanya mau gabung sama teman lo. Kenapa keluar? Gak jadi makan?"
"Gak. Lepas iih gue pengen pergi."
"Kenapa hm?"
Andra menarik napas dalam. "Jangan ikutin gue!" Andra menyentak tangan Gavi. Dia berlalu saat genggaman itu terlepas.
Sama halnya dengan Andra, Gavi menarik napas dalam bersabar menyikapi sikap Andra padanya. Cowok itu kembali duduk di kursinya membiarkan Andra sendiri terlebih dulu.
"Kenapa bro?" Tanya Abra.
Gavi mengacak-acak rambutnya. "Lagi dapet kali tuh cewek," kata Gavi bersikap bodo amat. Namun pikirannya berbanding terbalik karena selalu memikirkan Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVINDRA
Teen Fiction"Pengen hug." "Sini." "Ini last kita ya!" Katanya disela-sela pelukan mereka. "Kenapa?" Pertanyaan itu hanya sebatas pertanyaan tanpa jawaban. ×× "Tunggu sebentar lagi Ndra." "Gak!" "Itu artinya lo gak mau berjuang?!" ×× Bagi Andra menaklukan Gavi a...