GAVINDRA| 0.7

96 30 99
                                    

"Lama banget Ndra, ngapain aja?"

Andra mendapati Gavi di depan pintu kelas. Yah sebenarnya Andra sudah mengetahui cowok itu sudah berdiri sejak bel pulang baru saja berbunyi. Namun, bukan buru-buru menghampiri Gavi atau berbicara terlebih dulu untuk menunggu sebentar, Andra malah pura-pura sibuk dan pura-pura tak melihat. Cewek tiu memang sengaja membuat Gavi lama menunggunya.

"Kalo gak mau nunggu bisa duluan aja."

"Nggak Ndra. Bisa gue bisa."

Andra tak mengubris lagi cewek itu berjalan terlebih dulu meninggalkan Gavi.

"Langsung antar gue pulang jangan mampir kemana-mana!!" Kata Andra. Dia yakin Gavi pasti akan mengajaknya pergi kesuatu tempat terlebih dahulu makanya untuk berjaga-jaga agar Gavi langsung mengantarnya pulang Andra mengatakan hal tersebut.

Dan benar saja, Gavi mengaruk tengkuknya yang tak gatal takut membuka suara untuk mengatakan niatnya. Cowok itu sebenarnya ingin mengajak Andra menemaninya membeli PC karena yang dulu tiba-tiba rusak.

Andra membuka pintu mobil samping pengemudi disusul Gavi yang membuka pintu mobil pengemudi.

"Ndra, temanin gue ..."

"Nggak," potong Andra.

Gavi menghela napas sabar untuk kesekian kali. Dia mejalankan mobilnya keluar dari area sekolah. Mereka sama-sama diam dengan pikiran mereka masing-masing.

Andra, cewek itu berpikir keras. Dia seperti kelihatan benar-benar cemburu melihat kedekatan Gavi dan Melinda. Cewek itu sangat kesal pada Gavi. Seharusnya dia harus biasa saja dan lebih mendekatkan dirinya pada Gavi agar cowok itu jatuh sejatuh jatuhnya padanya, menyukainya tanpa ada orang lain lagi.

Andra melirik Gavi. "Mau kemana?" Tanya Andra.

Mendengar suara Andra Gavi langsung melirik cewek itu. Dia mengembangkan senyumnya lalu menjawab, "Mau beli PC, yang dulu rusak."

"Mau beli dimana?"

"Dekat sini, mau temanin beli?"

Andra mengangguk sebagai jawaban membuat Gavi semakin melebarkan senyumannya.

"Jangan marah-marah lagi ya!?"

"Nggak ada yang marah," jawab Andra menyangkal.

"Masa?" Kata Gavi dengan menyeringai. "Atau cemburu?" Lanjutnya.

"Siapa yang cemburu," kata Andra langsung ngegas.

"Iya-iya."

"Mau jajan dulu Ndra?" Tanya Gavi.

Andra diam dengan menimbang-nimbang ajakan Gavi padanya. "Boleh, mau seblak."

Gavi mengangguk sebagai jawaban.

"Lo juga ikut makan."

Gavi menaikan satu alisnya. Andra tau cowok itu tak menyukai seblak namun malah memintanya untuk ikut makan. Sebuah ide tiba-tiba terlintas di benak Gavi. Bukan hanya Andra yang bisa mengerjainya, dia juga bisa batik Gavi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAVINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang