Insiden Kecil

40K 4K 60
                                    

.

.

Sudah satu minggu Ellanor melewatkan sekolahnya. Kini setelah menenangkan diri sekaligus menunggu bekas lukanya hilang sepenuhnya, dia memutuskan kembali memulai kegiatan rutinitasnya. Sudah cukup baginya beristrahat seminggu ini. Bahkan tidak keluar sama sekali dari apartemen ini. Karena Ella memiliki firasat dirinya sedang dicari oleh seseorang atau banyak orang? Entahlah. Ellanor semakin memperketat keamanannya agar tidak mudah diketahui.

Pagi ini dia sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Beruntung kemarin dia sempat memerintahkan seseorang membeli seragam baru untuknya, jelas dengan ukuran yang sedikit lebih panjang.

Ellanor mematut penampilannya di kaca yang memiliki tinggi sama sepertinya. Badannya berputar dua kali untuk memastikan seluruh penampilannya.

"Perfect," decaknya dengan rasa puas pada diri sendiri. Dia sudah siap menggemaparkan semua orang dengan perubahannya.

Setelah selesai, Ellanor segera meraih tas dan berjalan keluar apartemennya dengan langkah ringan. Beberapa orang yang dilewati sampai tertegun beberapa saat melihat wajah cantik dan baby face-nya. Dia sengaja tidak memakai make up berlebih. Hanya bedak tabur dan liptin tipis di bibir, dan membiarkan aura kecantikannya keluar dengan sempurna.

Untuk berangkat sekolah, dia sengaja membeli motor besar. Hal yang sebenarnya bisa dilakukan Vicy, tapi tidak pernah ditunjukkan ke siapapun. Lagi-lagi karena keluarganya menuntut Vicy menjadi gadis anggun. Vicy seakan menjadi orang lain hanya untuk sebuah pengakuan dari orang tuanya.

Ellanor berdecih mengingatnya. Untuk apa melakukan banyak hal jika tidak dihargai. Kini dia adalah Ellanor, bukan Vicy. Dia akan melakukan apa pun yang disukainya tanpa ada kekangan dari siapapun. Tidak perduli dengan penilaian orang. Dia hidup dengan caranya sendiri.

Dua puluh menit dengan kecepatan tinggi, Ellanor sudah sampai di gerbang sekolah. Dia segera membawa motornya ke parkiran di mana beberapa motor serupa terparkir di sana.

Semua siswa yang berada di sekitar parkir memusatkan perhatian ke arahnya. Tatapan penasaran tampak di setiap pandangan mereka. Hingga suara terkesiap terdengar kala Ellanor membuka helm full facenya.

"Queen bullying is back!"

"Badass tuh!"

"Gila! Pesonanya nggak kaleng-kaleng."

"Vicy makin meresahkan."

Dan banyak lagi celotehan yang dianggap angin lalu. Ellanor turun dari motornya. Bagaikan slow motion, perempuan itu menyugar rambutnya dengan jari-jari tangannya. Rambutnya yang sudah dipangkas sedikit lebih pendek terterpa angin, menaikkan pesonanya ke titik maksimal. Para siswa lelaki sampai gigit jari. Meski sebelumnya Vicy terkenal dingin dan suka menindas, tapi pesona perempuan itu jelas tidak bisa dilewatkan. Hampir tidak ada satupun pria yang mampu menolak pesonanya.

Baru saja Ellanor melangkahkan kaki, seseorang sudah menarik sebelah tangannya dengan kencang. Cekalan erat yang membuat bibirnya mengeluarkan ringisan kecil. Jelas menyakitkan apalagi melihat lengannya yang memerah.

Ellanor berbalik dan menatap si pelaku dengan marah.

Carlos tertegun sejenak mendapatkan tatapan tersebut. Tanpa sadar cekalannya mengendur yang langsung dimanfaatkan dengan baik oleh Ellanor.

Ellanor berdecak, menatap kesal pada tangannya yang benar-benar memerah. "Sialan!" umpatnya yang dapat didengar oleh mereka. Netra cokelatya menajam, seperti singa yang siap mengamuk karena ketenangannya diusik.

Pembalasan Antagonis (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang