Kalian Bukan Kakakku

33.6K 3.8K 11
                                    


Entah sudah berapa lama dirinya tertidur di rooftop. Saat dirinya terbangun, Ellanor menyadari hari yang sudah meninggi. Bahkan dari tempatnya, dia bisa mendengar suara ramai siswa di luar sana.

Ellanor mengucek matanya beberapa kali sebelum menguap lebar. Rasanya dia cukup segar setelah tertidur dengan cukup. Setelah kesadarannya kembali penuh, bergegas dia keluar dari sana.

Seperti dugaannya, ternyata kelas sudah bubar. Banyak siswa yang berlalu lalang dengan tas di punggungnya. Mereka jelas menuju ke parkiran, melewati jalan yang berlawanan dengan Ellanor.

Ella harus ke kelas untuk mengambil tasnya. Jika begini dia mengutuk otaknya yang tidak bisa berpikir cerdas. Harusnya tadi dia membawa tas sekalian saat bolos. Jadi dia tidak perlu bolak-balik begini yang membuat kakinya pegal sendiri.

Saat hampir mendekati kelas, Ella mendapati dua orang yang tidak ingin ditemuinya. Berusaha bersikap abai, Ella melewati keduanya dan masuk ke dalam kelas untuk mengambil tasnya.

Baik Carlos dan Calton masih diam melihat sikap abai tersebut. Namun saat Ella kembali melewatinya, Carlos yang bertindak lebih dulu. Dia kembali mencekal Ella, menghentikan gadis itu yang ingin pergi.

"Mau ke mana?" tanya Carlos dengan suara dinginnya.

"Pulang."

"Sama kami."

Ella menatap Carlos dan Calton bergantian. Tatapannya dibuat sedingin mungkin, cukup berpengaruh pada dua pria tersebut. "Lepas!" desisnya, menahan rasa marah dan kesalnya.

Namun bukannya melepaskan, Carlos makin mengencangkan cekalannya. Seakan tidak belajar dari pengalaman, Ella langsung memutar lengannya hingga kini keadaan berbalik. Ella berhasil mengunci pergerakan Carlos, memojokkan pria itu ke dinding terdekat.

"Ingat, jangan pernah bersikap kasar padaku, atau aku bisa membalas lebih kasar dari bayanganmu!" ancamnya semakin menekan Carlos agar tidak bergerak.

Carlos berusaha memberontak, tapi kuncian Ella terlalu kuat. Gadis itu seakan ahli dalam bela diri. Padahal sebelumnya hanya seorang gadis manja yang sangat menjaga tata krama.

"Sialan!"

Calton maju, berniat memisahkan kedua saudaranya. Namun belum tangannya menyentuh lengan Ella, gadis itu sudah berbalik menatapnya. Tanpa melepaskan Carlos, Ella memberikan tatapan tajamnya pada Calton.

"Vicy, lepaskan Carlos! Tangannya bisa patah!" tegur Calton dengan nada sedikit meninggi.

Ella tersenyum miring. Dengan sengaja semakin menekan Carlos ke dinding hingga pria berteriak.

"Akh, sialan! Lepaskan aku!" jerit Carlos, pipinya seakan merata dengan tembok. Leher dan tangannya juga ingin patah.

"Vicy!" Bentakan Calton rupanya tidak berpengaruh apa pun.

"Sudah aku bilang, bukan, aku Ellanor. Bukan Vicy! Kenapa kalian sangat keras kepala sekali," keluhnya dengan ekspresi pura-pura sedihnya.

Calton menarik napas panjang. Memilih untuk mengalah karena tidak ingin membuat sang adik semakin marah. Apalagi melihat kondisi Carlos yang sudah memerah.

Pembalasan Antagonis (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang