Ketukan di pintu itu membuat Haechan membuka matanya malas, ia melirik jam dindingnya terlihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, ah rasanya baru sebentar dia memejamkan matanya, waktu cepat berlalu ternyata
Tak kunjung dibuka, seseorang dari balik pintu itu membuka suaranya, "Haechan, aku bawa sarapan untukmu, ayo buka pintunya"
Haechan dengan malas berjalan membuka pintunya, saat pintu terbuka terlihat seseorang dengan senyum lebar diwajahnya sambil mengangkat kotak makanan
Haechan mempersilahkannya masuk, pria itu langsung berjalan ke arah meja makan dan diikuti dengan Haechan dibelakangnya
"Apa kau baru bangun Chan ?" Tanyanya sambil membuka bekal makanan yang ia bawa dan menarik salah satu kursi untuk mempersilahkan Haechan duduk
Haechan yang masih cukup mengantuk hanya nenjawab dengan mengangguk, tangannya bahkan masih setia mengucek matanya
"Sarapan dulu, hari ini ga usah kerja" Pria itu mengelus surai Haechan dan lagi lagi didapati anggukan olehnya
"Karena aku ga kerja, tolong jangan potong gajiku ya hyung" Kali ini Haechan akhirnya buka suara
Perkataan Haechan membuat sosok di hadapannya ini tertawa lepas, "Ngapain kupotong gajimu ? Kamu diem dirumah dan ga kerja aja bakal kugaji, eh maksudnya ku nafkahi"
Haechan tidak merespon, dia masih mengantuk bahkan setelah suapan pertama masuk kemulutnya, ia mendiamkan sebentar lalu mengunyah sebentar dan mendiamkannya lagi, kegiatan itu membuat pipinya menggembung lama bahkan bibirnya mengerucut karena ia memasukkan satu sendok penuh nasi goreng kedalam mulutnya
Setelah menelannya Haechan melirik pria dihadapannya yang dengan posisi menopang dagu sambil memperhatikan Haechan makan, "Uhh Doyoung Hyung, mukamu seram, jangan terus terusan melihatku"
Doyoung pun langsung mengelus dadanya dengan kasar "Sabar Doy, sabarr, untung cinta, kalo ngga udah ku slebew ini bocil" Begitulah isi batin Doyoung setelah mendengar ucapan Haechan barusan
Drrtt Drrtt
Getaran ponsel milik Doyoung membuat nya merubah arah fokusnya, ia mengecek siapa yang menelponnya dan dengan sedetik kemudian ia tersenyum miring melihat nama yang tertera di ponsel tersebut
Tangannya menggeser menjawab panggilan tersebut, "Ya Taeyong hyung ?"
"....."
"Hm, aku udah dateng bawain sarapan buat Haechan jadi kau tidak usah repot repot, tunggu saja kami di dorm nanti"
"....."
"Kami hanya berdua" Doyoung sedikit memelankan suaranya saat akan melanjutkan kalimatnya, "Waktu yang pas bukan untuk menncium nya tanpa ada gangguan dari kalian"
Belum sempat Taeyong menjawab, Doyoung langsung mematikan telfonnya secara sepihak dan sedetik kemudian tersenyum penuh kemenangan
"Chan, habis makan siap siap ya, kita mau ke basecamp"
"Basecamp apa ?"
"Jadi kita mutusin buat punya base dimana kita bisa kumpul semua" Jelas Doyoung sambil berdiri bersiap untuk keluar, "Cepat cuci mukamu dan ganti baju, aku tunggu diluar"
Haechan mengangguk sambil meneguk habis segelas air minumnya
Setelah selesai mencuci mukanya, Haechan berganti pakaian seadanya dan senyamannya, hanya menggunakan kaos hitam oversize dengan celana training berwarna senada
Haechan keluar dari rumahnya, tidak lupa mengunci pintunya, terlihat Doyoung menunggu dengan bersender pada pintu mobil
Melihat Haechan yang sudah keluar, Doyoung dengan sigap langsung membukakan pintu mobilnya mempersilahkan Haechan untuk masuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Card
Fanfiction"Biarkan mereka semua masuk ke duniamu" Hari itu, Haechan memutuskan untuk membiarkan 22 orang masuk ke dunianya, apa yg akan terjadi selanjutnya ? N : Sequel 22 Card