14

4.5K 668 108
                                    

haechan melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar miliknya, raut wajahnya masih agak kusut, fikirannya masih kecantol sama mina, cewe satu itu punya lidah yang bener bener pinter buat ngelabuin orang.

"kak?" suara seseorang dari balik pintu itu mengacaukan fokus haechan

"eh, chenle? ngapain? kenapa ga tidur?" tanya haechan, bisa dilihat raut muka chenle yang ga bisa ditebak

bukannya menjawab, dia lebih memilih untuk masuk kedalam dan mendekat kearah haechan yang duduk di pinggir kasurnya, "malem ini boleh tidur sama kak haechan gak?" ucapnya sambil ikut mendudukkan dirinya disamping haechannya

haechan diam sebentar, bukannya mau menolak, tapi nanti kalo dibiarin yang sebiji ini buat tidur bareng, takutnya yang lain malah pengen ikutan

"...kak? aku pengen cerita sama kak haechan, malem ini aja deh" duh, kalo udah kaya gini, gimana haechan mau nolak

"huhh.." helaan nafas haechan terdengar seperti meng iyakan permintaan barusan "yaudah, kakak ganti baju dulu, kamu jangan ngintip loh ya"

chenle mengangguk senang, dia biarkan haechan masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti bajunya "ngintip dikit gapapa kan ya?" batin chenle, pipinya mulai memerah bayangin dia ngintip haechan ganti baju, kakinya udah mau dibawa jalan buat kearah kamar mandi, tapi baru beberapa langkah, suara haechan dari dalem bikin chenle langsung diem dan balik lagi ketempatnya

"aku tau loh ya kalo kamu gerak"

haechan keluar dari kamar mandi, dilihatnya chenle yang masih duduk namun dengan posisi yang sedikit berubah dari sebelumnya, tubuhnya ia bawa baring ke tempat tidur mahal yang terasa sangat nyaman pastinya

"sini le, pipimu kenapa merah gitu? sakit kamu ya?"

chenle menggeleng dan ikut berbaring, ia peluk yang lebih tua dari samping, biarpun gajadi ngintip, tapi bayangan tentang body semok haechan terus terusan keputer di otak nya bikin merah di pipinya gamau hilang

"ngomong ngomong, soal yang di mobil tadi.. kamu gamau cerita?" tanya haechan saat mereka hanya diam tanpa ada obrolan diantara mereka

terdengar helaan nafas berat dari yang muda, ia mengangkat kepalanya untuk menatap wajah bare face milik haechan, cantik sekali. lampu redup itu membuat wajah haechan terlihat jauh lebih cantik dari sebelumnya, hati chenle terasa tenang, dengan gerakan cepat, ia curi kcupan di pipi gembil haechan

"HEH!!!!" haechan ga terima, anak muda satu ini ditanya malah cium cium, dia gatau apa kalo haechan itu gampang salting

"kak haechan cantik banget sih, jadi ga tahan buat ga cium kakak" bela nya, chenle mem per erat pelukannya, kepalanya ngedusel di leher haechan "kak.. omongan orang itu kenapa jahat banget ya?"

tangan haechan terulur untuk mengusap lembut kepala chenle, dia tetap dalam diamnya, membiarkan jeda kebisuan diantara mereka, chenle menunggu sebentar, meyakinkan hatinya untuk membuka luka lama yang sudah ia pendam sendirian.

"kakak tau kan kalo setiap dari kami punya masa lalunya sendiri? mungkin kakak taunya kami cuma manusia yang keluar dari kertas ya kan? sebenernya kami juga dulu hidup, cuma  sayang.. kami nyerah sama hidup kami, terus gatau gimana kami dikasih kesempatan buat hidup lebih baik, takdir diulang, aku hidup dengan kenangan sama kak  haechan, sama kaya yang lain, makanya.. makanya kami sebegitu cintanya sama kak haechan"

haechan dengan otaknya yang cuma punya kapasitas penyimpanan lebih rendah dari 2gb itu sedikit ga paham sama omongan dari chenle

"aku.. aku bunuh diri, bukan karena hidupku ga enak, justru karena hidupku terlalu enak, aku lahir dari keluarga serba kecukupan atau malah bisa dibilang kelebihan..." tangan haechan tak berhenti mengusap kepala haechan, usapannya  menenangkan, chenle semakin berani untuk melanjutkan ucapannya "aku cuma pengen punya temen kak, aku ga perduli kalo mereka manfaatin aku, terserah uang ku habis diambil mereka, yang penting aku punya temen. tapi mereka masih ngerasa ga puas, aku gatau apa apa, disuruh beli permen harga jutaan yang ternyata itu narkoba.. lucu kan kak? mereka yang nyuruh dan mereka yang ngadu, bukan cuma disekolah, tapi sama orang tuaku juga"

isakan pelan mulai terdengar, haechan tau bahwa chenle kini sedang menangis, tangannya masih berusaha menenangkan, tapi haechan tau kalo itu pasti ga cukup

"hikss.. kak? harusnya kalo orang tuaku sayang sama aku, mereka harusnya- hiks harusnya mereka percaya sama aku kan? tapi kenapa mereka percaya sama temenku dan bukan aku anaknya?"

"mereka bukan temen chenle" haechan ga boleh ikut nangis, nanti jadi makin runyam

"kakk.. aku sayang kak haechan, aku cuma percaya sama kak haechan, jangan takut. kalo ada orang yang ngomongin kak haechan, aku ga akan percaya"

"iya chenle iya. udahan nangis nya ya? tidur yuk?"

tak menjawab, chenle hanya mengangguk kecil, kedua insan itu kini mulai menutup matanya, melepaskan lelahnya malam mereka, membiarkan si muda zhong itu memeluknya dengan erat

"berat..."

haechan masih dengan posisi terlentang dan mata yang terpejam, tangannya ingin mematikan alarm yang yang ga berhenti bunyi dari tadi, tapi ini kok badannya berat banget? dua tangannya terasa berat, kakinya apalagi

"anjiirrr, ini gue ketindihan apa gimana dah"

ia masih berbicara dengan batinnya sendiri, matanya yang berat ia paksa untuk terbuka

ah pantes... haechan bener bener ketindihan ternyata, fikirannya tadi malem jadi kenyataan ternyata, kalo cuma chenle doang pasti ga akan sesusah ini buat gerakin badan.

tapi ini,

ditambah tiga manusia

doyoung di sebelah kanannya dengan chenle yang disebelah kirinya.  untuk alesan kenapa kaki ga bisa gerak, ada dua manusia besar tiduran di pahanya sambil meluk erat kakinya, johnny dan jaehyun.

haechan nyerah sebelum berusaha, dia biarkan aja mereka yang masih nyaman sama posisinya, sampai pintu terbuka dan seseorang muncul dari sana

itu hendery dan jeno

dengan wajah polos, haechan menatap mereka hendery dan jeno dengan tatapan meng iba

"tolong, hehe.."

TBC

haloo.. aku balik lagi, maaf lama banget ninggalin book ini, aku seneng banget karena ternyata masih ada yang dm aku buat lanjutin cerita ini, ga nyangka book yang udah lama nganggur ini masih ada yang nungguin. sedikit dulu yaa?? buat ngobatin rasa kangen aja dulu.

see you semuanyaaa, yang gabut mampir ke dm aku ajaa. insyaallah bakal aku balesin hehee

bole minta keluh kesahnya sama book ini ga? 

Out Of CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang