6. Perkemahan Sirkus

91 11 0
                                    

Tak lama kemudian mereka sudah bisa melihat perkemahan rombongan sirkus. Seperti kata George, perkemahan itu terletak di sebuah lembah yang nyaman di kaki bukit. Tempat itu sepi, jauh dari kediaman manusia titik disitu binatang-binatang mereka bisa cukup leluasa bergerak, serta dilatih tanpa gangguan.

Karavan-karavan mereka diatur membentuk lingkaran besar. Di sana-sini tampak tenda terpasang. Gajah yang besar diikat dengan tali yang kuat pada sebatang pohon yang besar. Beberapa ekor anjing berlari kian kemari, sedang di sebuah lapangan luas di dekat situ kelihatan sebaris kuda berbulu mengilat sedang dilatih berparade.

"Itu mereka!" Seru Anne penuh semangat. Iya berdiri di bangku kusir supaya bisa melihat lebih jelas lagi. "Wah, simpansenya dilepas begitu saja! Ah, tidak!—ada yang memegangnya, dengan tali titik bukankah itu Nobby?"

"Ya, betul! Asik juga bisa jalan-jalan dengan simpanse seperti dia,"kata Julian.

Anak-anak memperhatikan segalanya dengan penuh perhatian sementara karavan-karavan mereka bergerak semakin mendekati perkemahan sirkus. Pada sore yang panas itu tak tampak banyak orang berkeliaran di situ. Ada Nobby dengan simpanse, lalu sekitar dua atau tiga wanita sedang memasak di atas api unggun yang kecil nyalanya. Cuma mereka itu saja yang kelihatan.

Anjing-anjing sirkus mulai ribut menggonggong, ketika kedua karavan hijau dan merah itu mendekati. Beberapa laki-laki keluar dari tenda lalu memandang ke jalan yang menuju perkemahan. Mereka menunjuk-nunjuk karavan yang membawa anak-anak. Tampaknya mereka heran.

Nobby keluar dari perkemahan sambil membimbing simpanse. Disongsongnya kedua karavan itu karena ingin tahu siapa yang datang. Julian menyapanya,

"Hai, Nobby! Kau pasti tak mengira akan berjumpa dengan kami disini
kan?"

Nobby tercengang mendengar namanya disebut. Mula-mula ia tak mengenali keempat remaja yang datang. Tapi kemudian ia berseru girang,

"Astaga, kalian kan yang ku lihat di tepi jalan beberapa waktu yang lalu! Apa yang Kalian lakukan di sini?"

Timmy mulai menggeram-geram. George berkata pada Nobby, "Anjingku belum pernah melihat simpanse. Mungkinkah mereka bisa berteman?"

"Entah," jawab Nobby ragu-ragu."Si Pongo ini senang pada anjing anjing sirkus ini. Pokoknya jaga baik-baik, jangan sampai anjing mu menyerang Pongo, nanti dia akan habis disikat! Simpanse kuat sekali, tahu!"

"Menurutmu bisakah aku berteman dengan Pongo?" Tanya George."kalau simpanse itu menyalami aku, Timmy nanti akan tahu bahwa aku teman Pongo. Lalu dia takkan apa-apa lagi. Maukah Pongo berteman dengan aku?"

"Tentu saja dia mau!" Jawab Nobby. "Pongo ini simpanse yang paling ramah—ya kan, Pongo? Ayo, salaman dengan nona itu."

Anne sama sekali tak ingin mendekati simpanse, tapi George sedikitpun tidak merasa takut. Ia mendekati binatang bertubuh besar itu sambil mengulurkan tangan.

Simpanse itu menyambut tangan George lalu mendekatkannya ke mulut. Ia pura-pura hendak menggigit tapi sambil bersuara ramah.

George tertawa. "Dia ramah sekali ya?" Katanya. "Timmy, ini Pongo. Dia teman. Pongo baik, Pongo manis!"

Ditepuk-tepuknya bahu Pongo untuk menunjukkan pada Timmy bahwa ia senang pada simpanse itu. Pongo membalas menepuk-nepuk bahu George sambil nyengir ramah. Kemudian ditepuk-tepuknya pula kepala George lalu ditariknya rambutnya yang keriting.

Ekor Timmy mengibas-ngibas sedikit. Kelihatannya ia masih sangat ragu. Binatang aneh apa itu, yang tampaknya sangat disenangi tuannya. Ia maju selangkah mendekati pongo.

"Ayo Timmy, beri salam pada Pongo," suruh George."begini!" Disalaminya simpanse itu sekali lagi. Kali ini Pongo tidak mau melepaskan tangan George, melainkan mengguncang-guncangnya terus seolah-olah lengan George pompa air!

Lima sekawan : BerkelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang