12; Hilang

35 4 1
                                    


Aku tahu kepala kalian akan migren ketika melihat gambar ku ini. Jadi, mari kita abaikan saja. Aku hanya iseng menambahkan hasil coretan tanganku tadi malam, hanya untuk menggambarkan ilustrasi di chapter ini.

Jangan jadi silent readers, and Selamat membaca..!

"Akan ku gesek senar benda ini sampai kata ahli

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Akan ku gesek senar benda ini sampai kata ahli."

-Reyga Pandatya


***


Attention please, for all the students who are in grade 2,

Please go to the Hall Room immediately. Music exam will start in 10 minutes

Enter the room before the door closes, thank you.

Pengeras suara yang tergantung di pojok masing masing koridor kelas-mengeluarkan bunyi menggelegar dari lubang lubang kecilnya itu. Kalang kabut para siswa membuat suasana sekolah terlihat sangat gaduh. Gerak gerik otot wajah mereka menunjukkan rasa gelisah luar biasa terhadap kalimat celaka yang baru saja di lontarkan melalui speaker itu.

Licin nya lapangan basket seakan memerintahkan murid - murid agar tetap berjalan di bawah atap koridor. Genangan air memenuhi sebagian besar jalan. Sedari tadi malam, hujan tak berhenti mengguyuri makhluk bumi dengan tetesan air tawarnya itu. 

Benda berlapis cat kayu sudah berada di genggaman. Jari jari Reyga menenteng tas biola, sambil memacu langkah kakinya menuju aula sekolah. Sepertinya, tapak sepatu itu terdiri dari struktur yang bisa menahan goyang jika bergesekan dengan permukaan licin. Reyga lincah dalam menjaga keseimbangan badan.

Seorang security yang biasanya berdiri tegap di portal, saat ini ia sedang bertumpu di hadapan Reyga. Pria itu tampak dari balik pintu, Reyga berpikir bahwa mungkin saja paruh baya itu di tugaskan oleh Bu Elni untuk menjaga akses siswa untuk masuk ke dalam aula.

Setelah diperkenankan masuk, Reyga menarik salah satu kursi dari kumpulan bangku bangku yang disusun asal-ambang pojok ruangan. Lantas menduduki nya.

Setiap kartu ujian wajib untuk di beri sehelai tali, berfungsi untuk melingkarkan nya di leher. Para siswa tak akan mudah kehilangan kartunya jika benda itu selalu tergantung di kerangka tubuh.

Reyga tampak sangat bersedia dan bersemangat untuk di uji. Ia ingin tahu, seberapa besar progress yang ia dapatkan dari hasil satu setengah bulan belajarnya di tempat les itu.

Bunyi lengkingan mikrofon membuat penghuni aula terhenti dari kesibukan mereka masing masing. Sesosok wanita berpakaian serupa dengan guru guru yang lain-berjalan menuju mikrofon yang sudah disiapkan. Selayaknya orang orang pada umumnya, ia mengetes benda itu, mengetuknya dengan jari telunjuk. Kemudian berkata pelan "tes tes, 1 2 3"

PANDATYAWhere stories live. Discover now